13. Sesuatu Yang Diungkap Kematian

2.7K 941 281
                                    

.
.
.

    Setelah tragedi mengerikan kemarin lusa, Yohan masih belum masuk sekolah sampai hari ini. Empat anaknya yang nggak tau harus menunjukkan reaksi seperti apa juga tak berani menyinggung apapun. Tulisan 'kowe ojo melu melu' itu jelas merujuk kepada Yohan yang seperti biasa, terobsesi dengan kasus yang dia tangani kali ini.

    Mereka tau jika Sowon mungkin sudah memberitahu sekutunya dan mereka sudah bergerak untuk menghalangi rencana mereka. Namun mereka tak menyangka jika ancaman itu lah yang mereka gunakan untuk 'memberi salam'. Bukankah itu berlebihan? Apalagi dia memutilasi seorang anak tak berdosa yang bisa memiliki masa hidup lebih lama.

    Nggak ada otak kalo kata Yeonjun. Soalnya Yeonjun yang biasanya harus meng-cover ketidakadaan Yohan di Klub 513 kali ini nggak bisa ngapa ngapain karena dia takut salah langkah, takut langkah yang dia ambil mungkin bakal bikin rencana 'asli' Yohan amburadul kayak bolah ruwet. Tak ingin merasa tak berguna cem sampah, Yeonjun pun, bekerja keras untuk segera bisa mewujudkan pemilihan ketua OSIS lebih awal, yaitu besok.

    Hampir seluruh anggota keberatan dengan keputusan ketua OSIS yang tiba tiba pingin pemilihannya diajukan, bahkan pembina OSIS bilang jika ini terlalu mendadak. Tapi Yeonjun bodo amat, tetap gass aja pokoknya. Jadilah hari itu BPH dan ketua seluruh sekbid OSIS SMA 13 Laksmada kayak keluarga yang mau ngadain Yasinan di rumah. Sibuk banget lah, pokoknya.

    Hyewon—si waketos yang sangat kebingungan dengan hal ini selalu mencari kesempatan bertanya kepada Yeonjun, tapi dia nggak pernah dapet peluang buat tanya. Selalu aja ada kesibukan yang bikin dia ngga jadi ngomong ama ketua nya itu.

     Berkat kerja keras OSIS di hari itu, persiapan pergantian pengurus OSIS SMA 13 Laksmada udah selesai dengan baik dan siap untuk dilaksanakan besok hari. Walau tadi sempet ada drama Kepsek nggak mau TTD karena kegiatan yang mendadak, Yeonjun dengan segenap jiwa emak emak ahli negoisasi berhasil membujuk—memaksa Kepsek untuk menandatangani proposal 'sehari jadi' miliknya.

.
.

    Sekarang keempat anggota Klub 513 lagi duduk di kursi warung bakso kebanggaan Rejowerno yang pemiliknya ganteng banget tapi belum nikah nikah karena dikira masih anak SMA alias Mas Inyeop. Keempatnya selesai makan dan mereka beneran pingin diskusi tapi nggak berani karena takut kuwalat ama Yohan.

  "Gila banget sih, emang.. nggak ada otak yang bunuh!" Kata Wooyoung.

  "Betul! Apa apaan coba? Mana Yusuf masih kecil, anjir." Imbuh Changbin.

  "Eh, tapi kalian mikir nggak? Kok Yusuf ya, yang dibunuh? Mungkin emang bisa kebetulan, tapi tuh, keadaannya kayak terlalu kebetulan nggak, sih? Paham maksudku, kan? Kalo cuma kebetulan bakalan aneh banget, pasti Yusuf tau ada sesuatu nggak si?" Kata San.

  "Iya, juga.. baru mikir aku.." Kat Changbin.

  "Kayak bisa mikir aja kamu, Bin." Julid Yeonjun dan Changbin hampir melempar tempat sambel ke arah mukanya Yeonjun, tapi nggak jadi.

  "Tapi San bener, kan? Bakalan aneh banget kalo seumpama Yusuf kebetulan jadi korban." Kata Wooyoung.
 

  "Iya emang bener, Yusuf nggak gitu aja dibunuh tanpa pertimbangan. Alias, kematiannya Yusuf itu justru bukain jalan buat kita."
 
 
  "Berarti bener, dong ini bukan kebetul—EH ANAK ANJING!" Changbin terkejut dengan sangat tidak estetik sampai terjengkang karena kaget mendapati Yohan udah berdiri di belakangnya sambil membawa mangkuk bakso di tangannya.

  "Sumpah Han, kamu kayaknya bisa banget part time jadi setan." Kata San memegangi dadanya.

  "Ngapain part time kalo dari awal dia emang peranakan setan, hah?!" Kata Yeonjun kesal, dia tadi pas kaget pas nelen kuah bakso dan alhasil keselek, mana itu kuahnya pedes lagi, panasnya sampek hidung rasanya.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.3 : Kidung RajahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang