Season 2 : Pesta Malam

Start from the beginning
                                    

Hazel kemudian melihat ke arah dimana ibu-ibu kampung berkumpul menata beberapa piring jajanan tradisional di sana. Mata gadis itu juga menangkap Bu Darni.

"Din, jaga Liam dulu ya,"

"Mau kemana, Zel?" Kening Dina mengernyit.

"Mbantu Bu Darni disana, kamu cari tempat duduk aja dulu," ucap Hazel melihat ke arah tikar-tikar yang hampir terisi penuh.

"Oke deh," seperti tau apa yang dipikirkan Hazel, Dina menggangguk kemudian mengajak Liam pergi.

Setelah itu, Hazel berbalik arah dan berjalan cepat ke arah dimana Bu Darni berada. Mata gadis itu terlalu fokus, sampai tidak tau ada yang mau melintas di depannya, ekor mata gadis itu menangkap seorang pria lalu secara tidak sengaja, bertabrakan dengan pria tersebut.

Klotak! Klotak!

Kedua orang itu sama-sama terduduk terkejut, barang-barang yang dibawa pria itu berjatuhan semua ke tanah.

Sambil menyentuh keningnya yang sakit, gadis itu seketika berdiri dan membungkukkan tubuhnya,

"Maafkan saya Tuan! Maafkan saya! Saya tidak melihat anda!"

Suara gadis itu mampu didengar oleh beberapa orang di sekitar, termasuk bagian di mana Bu Darni berada.

Gadis itu melihat raut wajah pria itu, lalu bergidik ngeri dan duduk sambil merapikan barang-barang pria tersebut yang berjatuhan, yaitu kayu bakar.

Sedangkan pria itu masih terduduk di hadapan Hazel,

Setelah merapikan kayu tersebut Hazel mengambil tali yang ada di bawah kayu-kayu itu, lalu mengikatnya dengan rapi. Bersamaan dengan hal itu, pria tersebut bersiap untuk berdiri lalu membersihkan celana belakangnya yang penuh dengan debu.

"Ck!"

Hazel yang mendengar decakan itu seketika terdiam sementara menahan tali yang diikatnya itu, sebelum akhirnya berdiri mengangkat kayu-kayu itu dengan kedua tangannya, bertatapan wajah dengan pria yang sedikit tinggi darinya ini.

"Perhatikan jalan, jangan ngelamun!" ucap pria itu sedikit menimbulkan urat dilehernya,

Gadis itu menatap raut muka pria itu yang tampak sangat marah, apalagi ketika matanya bertemu dengan mata pria itu, pada akhirnya Hazel kembali membungkukkan tubuhnya,

Pria itu tampak ingin memarahi gadis itu kembali, namun, kedatangan Bu Darni membuat pria itu seperti terburu-buru.

"Dasar, anak terkutuk..."Ucap pria itu lirih hampir berbisik lalu meninggalkan tempat tersebut.

Saat Bu Darni sudah sampai, beliau menatap ke arah pria itu.

"Haduh..padahal beliau sendiri juga galiat jalan loh," kemudian Bu Darni menoleh ke arah Hazel.

Bibir gadis itu tampak bergetar, matanya membulat melihat punggung pria yang menjauh itu. Tampak sangat terkejut dengan apa yang pria itu katakan terhadapnya.

Tiba-tiba urat di keningnya timbul menahan amarah, dia menerima jika dimarahi tadi karena tidak fokus di jalan dan bertabrakan dengan pria itu. Namun, kata-kata selanjutnya, apakah itu pantas dikatakan oleh seorang pria yang bahkan Hazel tidak tau siapa?

"Zel," panggil Bu Darni.

Apa masalah orang itu dengannya? Anak terkutuk darimana? Hazel langsung menutup mata, mencoba menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya, sambil mengepalkan tangannya kuat, dia sebal dengan perkataan orang tersebut terhadapnya.

"Kalau aku marah sekarang, tidak ada bedanya dengan pria itu, aku akan semakin malu, namun perilakunya benar-benar membuatku kesal," pikir gadis itu.

When You Lost ItWhere stories live. Discover now