29. Duo Kim

405 47 4
                                    

⚠️ Warning emosi nanti kalian⚠️

"Dek, bangun."

Yoongi mengguncangkan tubuh Namjoon dengan pelan.

"Dek, bangun. Heh, bangun! Lu gak mau liat Seokjin gandengan ama Wendy."

"Hah? Hah? Mana!? Gue gibeng si kak Seokjin." Namjoon langsung duduk tegap dan melepaskan seltbelt-nya.

"Woi-woi~ kalem, Bro." Yoongi menahan tawanya melihat Namjoon yang sedang celingak-celinguk dengan wajah cemburunya.

"Kalem gimana liat doi jalan ama orang lain, hah!" Namjoon membentak Yoongi dengan amarah yang meluap-luap.

"Ey, mana ada Seokjin di sini? Kita udah hampir sampai di desa kakek loh." Yoongi mematikan mesin mobil. Fyi, mereka mampir ke rumah makan karena hari sudah siang dan waktunya makan siang.

"Huft~ dasar kakek kurang ajar, awas aja Lu."

"Udah jangan marah-marah, ayo turun kita makan di restoran prasmanan. Lu bisa ambil makanan sepuasnya."

"Wah, makan-makan." Mata Namjoon bersinar dan langsung saja Dia turun dari mobil.

"Huh, dasar bocah denger makanan aja udah excited banget." Yoongi terkekeh kecil lalu mengikuti Namjoon yang sudah masuk ke restoran tersebut.

"Bang-bang, Gue ambil ayam bakar ama beef steak ya?" Ucap Namjoon sambil mengambil dua item makanan yang Ia sebutkan tadi.

"Ya-ya terserah Lu, pokoknya makanan yang Elu ambil harus habis, understand?" Yoongi mengambil piring dan nasi serta sate kambing kesukaan nya.

"Yes, understand." Namjoon udah anteng duduk dan memesan minuman es kelapa 2 gelas, satu buat dirinya dan satu buat Abangnya.

Yoongi dan Namjoon pun makan dengan tenang, tanpa bicara hanya suara dentingan sendok.

"Huh, kenyang nya~" Namjoon bersendawa dan mengelus perutnya yang penuh.

"Udah kenyang kan? Ayok lanjut lagi, bentar lagi sampai."

Namjoon yang ditanyai hanya mengangguk dan Yoongi langsung membayar makanan yang mereka makan tadi.

---•••---

'Blam'

Namjoon dan Yoongi telah sampai di kediaman sang Kakek. Halamannya memang luas dan ada tempat berteduh yang mereka gunakan untuk memarkirkan mobil Papi mereka.

Rumah ukuran besar tapi tak terlalu besar sangat ramai dengan suara bising. Anak-anak saling lari-larian dengan senang tanpa memikirkan gender mereka.

"Bang, sejak kapan rumah kakek jadi besar kek gini?" Namjoon terheran-heran melihat rumah yang ada di depan mereka.

"Abang pun nggak tau, sejak kapan rumah mereka sebesar ini. Tck, kalo mereka bisa bikin rumah kek gini napa gak pernah bilang sih."

Beda dengan Namjoon yang terkagum-kagum, Yoongi menatap rumah itu dengan datar.

"Oh, bukannya kakek punya kebun kopi ama peternakan ayam ya? Mangkanya bisa bangun rumah sebagus gini, tapi buat apa bangun sebesar ini? Ujung-ujungnya ditinggali berdua aja."

"Hm, yasudah ayok kita masuk kek nya saudara Mami pada kumpul deh."

Namjoon dan Yoongi berjalan kearah rumah yang memiliki dua pintu yang telah terbuka lebar. Di dalam sana banyak sekali orang-orang tapi mayoritas di ruang tamu tersebut kaum laki-laki.

"Wah, siapa yang datang ini?" Ucap seorang bapak-bapak tapi wajahnya hampir mirip kakek.

"Kek, ada yang dateng nih mungkin cucu Kakek." Seorang laki-laki agak muda berteriak untuk memanggil Kakek.

Sweet and BitterWhere stories live. Discover now