E m p a t p u l u h e n a m [End]

302 42 8
                                    

WARNING: Partnya panjang, hati-hati pusing!

Ziana tengah menikmati makan siangnya di kantin yang begitu ramai. Gadis itu duduk sendirian, tak seperti biasanya akan bersama Claudia dan Novita. Dua cewek itu kini tengah dihukum oleh Bu Ani akibat ketahuan makan dikantin di jam pelajarannya.

Sedang mengunyah tiba-tiba sosok Bara muncul dihadapannya. Laki-laki yang ia hindari setelah kejadian pernyataan cinta sialan dari mulutnya itu. Ahh…mengingatnya saja membuat Ziana bergidik geli.

"Gue mau minta jawaban lo," ucapnya.

Ziana terbatuk saking terkejutnya, dia mengambil es teh miliknya kemudian diminum hingga tersisa setengah.

Bara duduk dihadapan Ziana, membuat cewe itu bergerak gelisah. Apakah cowo ini tidak mengetahui bahwa dirinya dan Leon sudah balikan? kemarin tepatnya jam istirahat!

"S-soal apa?" Sialan! kenapa harus gugup begini!

Bara menyatukan kedua tangannya dimeja. "Gak usah pura-pura lupa Zi, harusnya kemarin gue denger jawaban lo, tapi lo terus ngehindar, kenapa?"

"Jawaban apa?" pertanyaan yang terlontar dari seseorang mengalihkan perhatian keduanya.

Ziana melotot horor ketika melihat Leon disana, kedua tangannya meremas rok seragam. Dia tersenyum canggung pada Leon yang kini berjalan mendekat dengan tatapan seolah meminta penjelasan.

Ziana akan berbicara namun didahului oleh Bara. "Bukan urusan lo!" ketusnya.

Leon mendelik tajam, kemudian menatap Ziana. "Ngapain disini? ayo pergi!" tekannya lalu menggenggam tangan dingin Ziana supaya gadis itu berdiri.

"Kalo lo pergi, berarti jawaban lo, iya!" tekan Bara.

Ziana bergeming dengan tatapan sulit dijelaskan. Leon menoleh kearah Ziana, dia masih tidak mengerti soal jawaban apa yang dibahas disini.

Hening, sebelum akhirnya Ziana melepaskan genggaman tangan milik Leon dan duduk kembali.

"Le, lo bisa pergi, gue mau ngomong berdua sama Bara." pintanya dengan suara pelan dan tatapan menunduk tak berani menatap Leon.

Leon menggertakan giginya, rahangnya mengeras menahan amarah. "Gue gak bakal pergi, sebelum tahu persoalan apa yang mau lo bahas sama dia!" tegasnya.

Ziana menghelas nafas, memejamkan mata frustasi. "Soal kelanjutan hubungan kita!" tekan Bara.

Ziana melotot terkejut, dia menoleh kearah Leon gelisah. Leon menatap Ziana datar.

"B-bukan itu mak—"

"Harusnya kemarin lo gak usah minta balikan kalo urusan percintaan lo sama dia belum kelar!" tekan Leon dengan suara rendah namun menusuk. "Atau lo sengaja, kalo gue tolak bisa langsung nerima dia?" tanyanya.

Ziana kembali akan menjelaskan namun Leon langsung pergi begitu saja. "Le, bukan itu maksud gue! dengerin dulu!" teriaknya sambil menyusul cowo yang kini jauh dihadapannya.

Langkahnya terhenti karena Bara menarik lengannya. "Lo apaan sih Bar!" teriak Ziana marah lalu menghentakan tangannya.

"Udah gue bilang jangan deket lagi sama dia!" bentaknya.

Ziana terkekeh menyeramkan. "Apa hak lo ngelarang gue haa?!" tanya Ziana tak kalah membentak. Menyadarkan akan posisi cowo dihadapannya ini.

Bara terdiam. Ziana kembali berbicara. "Harusnya lo sadar diri, kenapa gue terus ngehindar! perlakuan itu udah ngejelasain kalo gue—"

Perkataan Ziana terpotong oleh teriakan Bara. "Gue gak suka ditolak Ziana!" potong Bara cepat seraya membentak.

"Jangan ngelunjak Bara!" Ziana tak kalah berteriak. "Udah gue maafin dan sekarang lo malah seenaknya?!" tanyanya tak habis pikir. "Gak tau malu banget!" sentaknya.

My Leon King! [SELESAI]Where stories live. Discover now