D u a b e l a s

235 38 0
                                    

Ziana bangkit dari duduknya kemudian menggebrak meja dan menjadi pusat perhatian seisi kelas.

"Sialan lo Novita! jangan sotau deh jadi orang! ribut aja yu sama gue?!" teriak Ziana marah.

Novita hanya nyengir tak berdosa, dengan perasaan takut, dia merutuki dirinya karna sudah berkata seperti itu pada Ziana.

"Kenap Zia? lo apain dia Novita?" tanya Bara.

Novita menoleh kearah Bara, dia menggigit bibirnya. jangan sampai Bara tau hal ini bisa mati kutu Novita jika sampai kena bacotan Bara.

"Zi, elah maafin gue. gue ga maksud tadi, suer jangan bilangin Bara yah, yah lo kan temen gue paling baik sejagat raya," bujuk Novita sedikit berbisik.

"Hilihh, bisa aja lo Nov. makannya tuh mulut banyakin istigfar jadi ceplas-ceplos kan." timpal Claudia.

Vika memegang tangan Ziana menenangkan. "Udah Zi," ucapnya lalu menarik Ziana agar duduk.

"Wey, Kenapa Ziana? gue kok dikacangin!" teriak Bara yang sedari tadi menunggu jawaban.

Ziana menoleh kearah Bara. "Kepo lo!" desisnya.

Bara yang akan kembali berbicara langsung dipotong oleh Ziana. "Udah deh, gausah ikut campur! ini urusan cewe, kalo lo masih kepo mending jadi cewe dulu sono," ucap Ziana dengan kesal.

"Tega bener sih lo, sama gue," balasnya sambil berjalan ke bangku yang ditempati keempat cewe itu.

"Maafin gue deh Zi, gue gak sengaja bilang gitu," ucap Novita menyesal.

Ziana hanya bergumam pelan, dan akhirnya keheningan melanda mereka.

"Terus, lo Vik. kenapa gak pacaran, padahal banyak banget cowo yang suka sama lo." ucap Claudia membuka obrolan kembali.

Ziana menoleh kearah Vika menunggu jawaban. Ini dia yang ditunggu, jika sudah tahu alasan ini mungkin Ziana akan memberitahu Bara agar dia lebih mudah untuk mendapatkan…Vika.

Vika tersenyum miris, "Bukan mati rasa sih, lebih tepatnya gue trauma buat jatuh cinta lagi." ungkap Vika.

"Coba ceritain sama kita-kitaa," ucap Novita dengan tingkat penasaran yang sudah diambang batas.

"Tuhkan sifat keponya bener-bener mendarah daging!" desis Ziana. padahal dirinya pun ingin mengetahui.

"Terserah gue lah," balas Novita dengan angkuhnya. ingin sekali Ziana menjahit bibirnya itu.

"Rasanya gue udah cape, terus-terusan gagal dalam hubungan. semuanya gue udah ngerasain dikhianatin, dimanfaatin, mengemis cinta, bahkan gue hampir pernah dilecehin," lirihnya.

Ziana, Novita dan Claudia membuka mulutnya tak percaya.

"Bahkan gue gabisa ngebedain mana laki-laki yang bener tulus sama gue dan mana yang nggak, kecuali Ayah gue." ungkapnya.

Ziana seketika tersenyum miris, mendengar kalimat akhir Vika.

"Manusia mana sih yang gamau punya hubungan langgeng? yang selalu diperhatikan, dicintai dengan tulus bahkan menganggap wanitanya sebagai ratu dihati prianya. Namun waktunya aja yang belum tepat, karna saat ini mungkin lagi yaudah aja lah jalanin dulu kesendirian dan belum nemu juga yang pas banget. Sekarang lebih mikir ke- buat apasih pacaran kalo harus putus. gue ini udah dewasa sekarang bukan lagi waktunya buat main-main dengan cinta." jelasnya panjang lebar.

Beberapa orang takut kembali jatuh cinta karna rasa khawatir. Jadi, jika kalian lihat seseorang yang tetap memilih sendiri meski dia dicintai banyak orang bukan karna dia berhasil membunuh kesepiannya. Barang kali dia khawatir kejadian dimasal lalunya terulang lagi.

My Leon King! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang