[part 10] Markas Black Lion

Mulai dari awal
                                    

Adhel yang masih sibuk dengan pemikirannya sendiri, sambil memerhatikan ketiga langbang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Adhel yang masih sibuk dengan pemikirannya sendiri, sambil memerhatikan ketiga langbang itu.

Tiba-tiba saja lamunannya terbuyar kala, ada yang menepuk bahunya. Langsung saja ia berbalik badan dan terlihat seorang laki-laki yang menatap datar dirinya.

"Ngapain?"ucap cowok itu datar.

"Hah?, O-oh gue nggak ngapa-ngapain."ucap adhel dengan menggelengkan kepalanya.

"Ngapain Lo kesini."

"Ck, kalau bukan karena temen lo itu, ogah gue kesini."ucap adhel ketus.

"Siapa?"

"Alvaro. dia ada disini kan?, Tolong panggilin dia, bilang sama dia, gue yang nyariin."

Bukannya mengangguk atau apa, cowok itu malah menarik tangan adhel pelan. Sedangkan adhel menatap orang didepannya heran dan menepisnya.

"Lo mau bawa gue kemana?"Ujar adhel menatap tajam cowok didepannya.

"Lo nyari Alvaro?, Gue anterin."ucapnya datar ehh nggak tapi sangat-sangat datar. Adhel yang mendengar itu hanya menatap sinis.

"Yaudah, Lo yang jalan duluan."

Tanpa menjawab cowok itu langsung pergi meninggalkan adhel, melihat itu dengan segera adhel menyusul.

Sedangkan diruangan yang lai, tempat berkumpulnya inti dan anggota Black Lion. Disana Ada yang bermain catur, adu panco, dan juga ada yang bermain game.

Disisi Rungan itu terdapat para Anggota Inti yang duduk disana, sambil bermain kartu.

Ok, Back to Adhel.

Sekarang adhel hanya berjalan mengikuti cowok yang tadi. Setelah sampai ditempat para Anggota Inti bermain, mereka menatap heran Adhel yang bisa berada disini. Mata mereka menatap adhel dari atas sampai bawah.

Prok..prok...prok

"Wahh,,,wah,,wah, kita kayaknya kedatangan tamu nih."ucap salah satu dari mereka, yang tak lain adalah Dhanis. Mendengar ucapan dhanis tadi semua mata tertuju pada adhel.

"Neng adhel ngapain kesini?"lanjut nya sambil mengedipkan sebelah matanya,genit.

"Loh, dhel ngapain Lo disini?"tanya Candra.

"Gue__"

"Lo, udah dateng?."ucap seseorang yang baru saja datang. Mereka semua mengalihkan pandangannya kearah orang itu.

"Buta mata Lo."sarkas adhel memandang tajam. Sedangkan semua orang di sana menahan nafas kaget.

"Kenapa nggak nelfon gue."ucap nya datar, seseorang yang baru saja datang adalah Alvaro. Mendengar itu adhel hanya terkekeh dan memperlihatkan, nomor yang tak diangkat tadi.

"Gue udah nelfon anjing!, Lo nya aja yang nggak ngangkat. Untung aja nih temen lo, Si Galen nganterin gue."ucap adhel tajam. Yaa orang yang tadi mengantar adhel adalah Galen sendiri. Sedangkan Alvaro hanya menatap datar, dan dengan santainya ia duduk disalah satu sofa yang ada disana.

"Ngapain Lo, nyuruh gue kesini."

"Dhanis, ambil paper bag  yang ada di ruangan gue!."ujar Alvaro tanpa mempedulikan ucapan adhel barusan. Tanpa bantahan dhanis segera pergi mengambil apa yang diperintahkan, alvaro tadi.

Tak lama kemudian, dhanis datang membawa sebuah paper bag yang dimaksud Alvaro tadi. Dhanis segera memberikan nya kepada varo, sedangkan Alvaro langsung melemparkan nya kearah adhel. Untung dengan sigap adhel menangkapnya, dan menatap alvaro tajam.

"Disana ada baju gue, yang kemaren kotor gara-gara Lo. Gue nggak  mau tau, Lo cuci itu sampai bersih dengan tangan Lo sendiri. Tanpa mesin cuci, ngerti?"
Ucapnya menatap adhel datar.

Sedangkan adhel ditempat sedang menahan emosi nya, yang kapan saja bisa meledak. Jadi dia kesini cuman disuruh ngambil baju terus disuruh nyuci?, Bukan itu masalahnya, masalah Nya adalah. Kenapa bukan Alvaro yang memberikan baju itu langsung disekolah, kenapa harus dimarkas Black Lion?. 'Anjing Argghhhhh' batin nya berteriak kesal.

"Ok, udah kan?.kalau gitu gue pergi."ucapnya mencoba tetap tenang. Saat ingin berbalik ingin pergi, ia mendengar suara yang menghentikan nya.

"Tunggu!,bukan cuman itu."ucap Alvaro lagi. Dengan segera adhel berbalik badan, menatap tajam.

"Anggota inti, buka jaket kalian.!!"ucapnya tegas. Mereka yang mendengar itu kaget, kecuali arsen dan Galen tentunya hanya mengangkat alisnya sebelah.

"Astaghfirullah varo, jangan gitu. kasian adhel, dia tuh masih gadis."ucap dhanis dengan muka yang syok, dan pemikiran ntah kemana.

"Cepet buka!, Terus taruh diatas meja."ujar Alvaro tegas. Mendengar itu mereka membuka jaket kebanggaan mereka dan menaruhnya di meja.

"Sekalian, cuci semuanya. Dan gue nggak mau tau, besok semuanya harus selesai, terserah Lo mau pakek mesin cuci atau apa. Tapi baju gue harus tetap Lo cuci pakai tangan."ucapnya datar.

"Njrrr, gue pikir mau ngapain."gumam dhanis yang masih didengar oleh Dhika, mendengar itu dhika langsung menoyor kepala dhanis.

"Ilangin tuh pikiran jorok Lo."ucap Dhika.

Ok, Back to Adhel.

Sedangkan adhel hanya menahan emosi, dengan tangan yang mengepal. Dengan segera ia mengambil jaket yang ada dimeja dengan menyusun nya terlebih dahulu. Tiba-tiba saja ada yang menyodorkan kantong plastik kearahnya, adhel langsung mendongak. Ternyata orang itu adalah Dhika.

Dengan senang hati adhel mengambil Katong plastik itu, dan memasukkan nya dibantu oleh Dhika. Dan selesai.

"Thanks yaa." Ucapnya, yang dibalas anggukan oleh Dhika. Adhel mengalihkan pandangannya menatap Alvaro tajam.

"Udah kan."setelah mengucapkan itu, ia melenggang pergi dari sana tak lupa membawa paper bag dan kantong plastik tadi. Ia pergi tanpa mempedulikan teriakan Alvaro.

"ADHEL BELUM SELESAI!!" Teriaknya yang sama sekali tak dipedulikan oleh sang empu. Dengan segera ia menyusul adhel.

Skipp

Kini adhel berada didepan markas Black Lion, dengan pandangan yang diedarkan. Dan ternyata taksi yang tadi ia pesan masih menunggu didepan sana, langsung saja adhel ingin melangkah pergi.

Tapi saat ingin melangkah, ia terhenti kala ada yang mencekal tangannya. Tanpa menatap orang nya adhel sudah tau siapa dia, siapa lagi kalau bukan Alvaro.

"Gue belum selesai ngomong."ucap Alvaro. Adhel langsung menatap alvaro datar oh tidak, tapi sangat-sangat datar.

"Permintaan pertama, Selesai." Setelah mengucapkan itu, ia menepis tangan Alvaro dan pergi dari sana.

   
                                   ***
_________________________________________

Haii ketemu lagi. Sampai disini dulu yaa, maaf kalau ada typo diatas. Dimaklumi aja.

Jangan lupa vote nya.

And see you next time in the next chapter .

Payyy payy👋

QUEEN BLACK LION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang