39

1.8K 266 7
                                    


Urusan administrasi terkait biaya pengobatan Lisa selama di rumah sakit mampu diselesaikan dalam waktu singkat. Tidak ada yang berarti, semuanya hanya prosedur standar seperti penyelesaian administrasi pada umumnya sehingga dalam waktu kurang dari tiga puluh menit, Lisa dan Jennie sudah memegang selembar kertas bukti pembayaran.

Keduanya kini berjalan berdampingan menuju lift, mereka harus naik ke lantai 6 tempat ruangan Dokter Kwon berada, untuk mendengar hasil diagnosa.

"Sumpah, Chaeyoung benar-benar menyebalkan. Dimana gadis itu?!" gerutu Jennie sambil terus memeriksa ponselnya.

"Dia suka menghilang akhir-akhir ini, bukan?" Lisa tertawa.

"Aish, persetan dengannya. Jika dia tidak muncul setelah ini, kita tinggalkan saja!" Kata Jennie sambil mengantongi kembali ponsel tuanya.

Lisa mengangguk setuju, bagaimanapun juga Chaeyoung sudah dewasa. Dia kemudian melingkarkan lengannya di pinggang Jennie selagi mereka berdua terus berjalan menuju lift yang hanya berjarak beberapa langkah lagi.

Namun, nasib buruk bagi Lisa. Begitu sampai di depan lift, dia melihat keluarganya berjalan ke arah mereka. Ia melangkah mundur, sedangkan Jennie yang tidak menyadarinya hanya menatapnya bingung saat melihat wajah Lisa tiba-tiba menjadi pucat.

"Ap-" Jennie tidak menyelesaikan kalimatnya, karena begitu dia berbalik mengikuti arah mata Lisa, dia juga terkejut. "Ayo pergi ke arah lain." Dia berkata, meraih tangan Lisa dan hendak berbalik.

Tapi Jennie terhenti saat merasakan Lisa menahan lengannya. Gadis jangkung itu juga menatapnya dan menggelengkan kepalanya seolah mengisyaratkan sesuatu.

"Disini kau rupanya.. lucu sekali bagaimana keluargamu sendiri tidak bisa bertemu denganmu, tapi kau berkeliaran dengan orang lain sambil sibuk menyalahkan keluargamu atas apa yang terjadi."

Lisa menatap nanar pada ibunya yang baru saja mengatakan itu, lalu melemparkan tatapan yang sama pada Yena dan ayahnya yang membuatnya muak. Tidak peduli seberapa besar Lisa ingin pergi dari sana, dia ingat kata-kata Dokter Kwon tempo hari, bahwa dia tidak bisa terus lari dari ketakutannya. Dia ingin mencoba hari ini, sejauh mana dia mampu menghadapi manusia-manusia ini. Apakah akan sama, atau akan berbeda karena dia meyakini bahwa kini dia tidak lagi sendiri.

"A-aku.... aku yang tidak ingin bertemu dengan kalian semua." Dia tergagap. Tubuhnya tiba-tiba terasa dingin, namun kehangatan yang disalurkan oleh tangan Jennie untungnya tidak membuatnya terlalu buruk.

"Cih. Kau berani melawanku sekarang? Sejak kapan kau berubah seperti ini? Apakah sejak kau berkencan dengan orang rendahan ini?" ibunya bertanya, dengan tatapan dan nada suara meremehkan.

Lisa mengepalkan tangannya mendengar itu. "Jika ada yang harus disebut orang rendahan, maka kalian semua lah yang pantas mendapatkannya.

"Dasar anak yang kurang ajar!" Tae Ri maju selangkah dan menampar pipi Lisa.

Apa yang baru saja dilakukan wanita itu, sontak membuat Jennie membelalak kaget. Dadanya langsung berdebar kencang, takut Lisa kambuh dan mengamuk disini. Akan tetapi dia tidak mengerti mengapa Lisa hanya diam, gadis itu tidak melakukan gerakan apapun sama sekali kecuali tangannya yang terasa berkeringat dan dingin.

"Yena-ya.." panggilnya dengan gigi terkatup. Lisa menatap Yena dengan tajam, "Bantu aku sebagai kakakmu untuk terakhir kalinya. Katakan pada ibumu, aku tidak ingin melihatnya –ah tidak... aku tidak ingin melihat kalian lagi. Mari kita akhiri hubungan keluarga yang seperti neraka ini, di sini sekarang. Aku tidak membutuhkan kalian lagi, se-la-ma-nya."

"Ya Lalisa!" Ayah Lisa membentaknya, menatapnya tak percaya. "Tarik kembali apa yang kau katakan! Menurutmu apa yang bisa kau lakukan tanpa ibu dan keluargamu! Kau--"

Should I Stay? (JENLISA)Where stories live. Discover now