10

460 50 15
                                    

"ottoke? Bagaimana anda tahu saya menangis ketika diputuskannya?"-Yoonjin-

Yoongi menyibakkan rambutnya dan memandang Yoonjin.

"Gwencanayo, kau akan mendapatan pria dan keluarganya yang mau menerimamu apa adanya" sambil memeluk Yoonjin.

FLashback

Donghoo ditemani saudaranya menemui Yoonjin dipinggir sungai HAn.

"Yah kau bisa berpacaran dengannya secara diam-diam, Tanpa paman dan bibi tahu"-Yoongi-

"Kalau aku ketahuan, bisa diusir aku dari rumah dan tidak punya apa2"-Donghoo-

"Itu wanita yang akan kau putuskan?"-Yoongi-

"Neee"-Donghoo-

"Yahh dia terlalu kasihan jika tiba-tiba kau memutuskannya"-Yoongi-

"Diamlah" Donghoo mendekati Yoonjin, dan Yoongi mengikutinya dibelakang.

"Chagi wae?"-Yoonjin-

"Mianhe, mari kita putus"-Donghoo-

"Kenapa tiba-tiba?"-Yoonjin-

"Mianhe, kata orang tuaku kau tidak pantas untukku. Wanita biasa harusnya berpacaran dengan lelaki biasa, bukan lelaki sepertiku"-Donghoo-

"Yah, Kang Donghoo bukankah dari awal aku sudah bilang? kalau aku hanya orang biasa bukan orang terpandang sepertimu. Lalu kau bilang tidak apa2. Dan sekarang hubungan kita sudah terlalu jauh kau memutuskanku begitu saja? hikkss"-Yoonjin-

"Mianheee" kata Donghoo sambil pergi meninggalkan Yoonjin.

"Donghooyaaaa hiksss hiksss"

"Gwencanayo, kau akan mendapatkan pria dan keluarganya yang mau menerimamu apa adanya" sambil memeluk Yoonjin.
(Dan sepertinya pria itu keknya Lu deh Yoon. HAHaaa iya ngga sih Yoon?)
(Yoongi:"Gak tau gue thor, kan lu yang ngarang cerita.")

"Hikssssshikssssss" Tangis Yoonjin menjadi

"Menangislah sekeras mungkin"-Yoongi-

FLashback end

"Ommo, jadi pertama kali anda bertemu dengan saya anda tahu saya mantannya Donghoo?"-Yoonjin-

"Aniii, aku baru menyadarinya ketika kau bertemu Donghoo"-Yoongi-

"aaaaaaaaa" Yoonjin hanya mengangguk-anggukkan kepala.

"Yah, ngomong-ngomong kau harus mengobati lukamu, seenggaknya pakekanlah obat merah agar kering" Kata Yoongi sambil ingin memegang tangan Yoonjin untuk melihat luka Yoonjin.

"Aniiieyo, gwenchanayo" sambil menghindari Yoongi.

"Kalau kau biarkan seperti itu bisa infeksi"-Yoongi-

"Anieyoo gwenchanayo"-Yoongi-

"Wae? kau takut?"-Yoongi-

"Anii, saya tidak takut"-Yoonjin-

"Kalau begitu apakah ada obat merah disini" kata Yoongi sambil mencari obat merah, dan menemukannya.

"Nanti biar saya saja sendiri pak"-Yoonjin-

"Haisss, aku tidak percaya kau, ayo duduk"-Yoongi-

Mau tak mau Yoonjinpun menuruti Yoongi, dia duduk disebelah Yoongi.
Yoongi akan mengoleskan obat merah.

"Aniieyoo, musowoyo" sambil menghindarkan tangannya.

"Gwencana, kalau sakit kau boleh menggigitku"-Yoongi-

Yoongipun mengoleskan obat merah ke luka Yoonjin, Yoonjin menahan perih.

"Sekarang giliran kakinya"-Yoongi-

"anieyooo gwenchanayo, biar saya sendiri yang ini"-Yoonjin-

"Wae? sekalian aku oleskan salep ke kakimu yang melepuh"-Yoongi-

"Anieyoo gwenchanayo, biar saya sendiri pak"-Yoonjin-

"Wae?"-Yoongi-
(Lu pake nanya. Lu nanti Khilaf. HMmm?)

Yoonjin hanya menggelengkan kepalanya.

"Okelah coba dioleskan sendiri, biar aku lihat kalau kau benar-benar mengoleskannya. Biar kalau ditanya ibuku aku tidak pusing-pusing berbohong"-Yoongi-

"Neeee" Yoonjinpun mengikuti perintah Yoongi.

(Aduh calon istri yang baik)

TAKDIR??? (Tamat)Where stories live. Discover now