P r o l o g

908 165 198
                                    

Seorang cowok berbaju berantakan dan celana jeans sobek dibagian lutut itu turun dari motor sports nya. Ia membenarkan topi hitamnya agar semakin menunduk. Kedua kaki jenjangnya yang terbalut sepatu putih melangkah menghampiri unit apartemen yang selama ini selalu ia kunjung tiap jam 11 malam.

Bibirnya tersenyum sinis saat langkahnya berhenti di unit apartemen 403. Langsung saja ia menekan password nya dan langsung terbuka tidak lama kemudian.

Pandangan tajamnya menyapu ke sekeliling apartemen yang tampak sangat terang. Mengabaikan sepatunya yang belum terlepas ia masuk ke dalam kamar dengan pelan-pelan, terdapat seorang gadis yang tertidur polos dengan posisi di meja belajar dengan banyaknya buku di sekitarnya. Tidak terusik sedikit pun karena dia benar-benar mengantuk dan juga lelah.

Cowok itu mendekat dan menunduk guna melihat lebih jelas gadis yang sedang tertidur pulas. Tidak ada senyuman sama sekali hanya tatapan datar dan mata tajamnya yang selalu ia tunjukkan pada siapa pun termasuk kedua orang tuanya.

"Serena ... Lo buat gue jadi gila," gumamnya pelan ia terkekeh geli atas perkataanya sendiri. Tarikan nafas terdengar jelas diruangan gelap tersebut.

"Sehari gak liat Lo sedekat ini rasanya gue kayak mau mati?" Tangan berototnya mengelus alis tipis gadis itu, "iya kayak mau mati."

Punggungnya langsung menegap saat ada pergerakan kecil dari gadis itu. Matanya menelisik wajah damai yang selalu membuat dirinya hampir kehilangan akal. Memikirkan Serena dan mencintai Serena memang selalu menguras otak, tiada hari tanda memikirkan gadis itu rasanya ada yang kurang.

Matanya menatap jam hitam di pergelangan tangan, baik ini saatnya ia pergi. Sebenarnya ingin sekali ia tidur satu ranjang dengan Serena, memeluk gadis itu dan mengucapkan selamat pagi saat bangun. Namun hanya khayalan semata saja karena ia tidak akan pernah bisa mewujudkannya. Tak apa lain kali pasti ia akan bisa melakukan itu!

Dengan sigap ia menggendong Serena dan meletakannya di ranjang berseprai biru muda bunga-bunga. Sebelum menarik diri ia menyempatkan mengucap kening, kedua kelopak mata, hidung, kedua pipi chubby, dan terakhir bibir pink Serena.

"Jangan pernah menyesal jika suatu saat nanti Lo udah kenal gue, Ser."

Bismillah bisa namatin ini cerita:(

Kalinga [Bad Boyfriend]Where stories live. Discover now