28. Mama's Day

2.1K 314 83
                                    

"Kak Chan, kalau Hari Ibu itu harus memberi hadiah, ya?"

Seiring dengan pertanyaan yang keluar dari mulut Hyunjin, Chan yang tadinya sedang memandang buku tulis milik si kembar dan sedang membantu keduanya mengerjakan pekerjaan rumahnya itu langsung mendongak. Dia mengalihkan pandangannya pada si sulung cilik yang juga duduk di antara Jisung dan Felix dan sedang menggambar di bukunya.

Chan tersenyum, dia jadi teringat kalau hari ini adalah hari ibu, "Tidak juga, kok. Tidak harus selalu memberi hadiah. Hyunjinnie memangnya mau berikan hadiah pada Mama?"

"Mau!" Hyunjin membalas girang. Kemudian seakan mode telepati sesama pahlawan kecilnya terhubung, dia langsung saling pandang dengan Seungmin juga Innie yang sedang duduk di sofa di antara Minho dan Changbin—sedang ikut kedua abangnya itu menonton film. Hyunjin kemudian memandang serius pada kedua adik paling mudanya itu, seakan sedang berkata, "Ayo ikut Hyunjinnie untuk siapkan kado untuk Mama!"

Seungmin dan Innie lantas mengangguk. Keduanya langsung turun dengan cepat dari sofa meninggalkan Minho dan Changbin untuk menghampiri Hyunjin.

Hyunjin lalu menepuk bahu Jisung dan Felix, "Kalian ikut juga, tidak?"

"Ah, tunggu!" Jisung memekik, fokusnya masih tertuju pada pekerjaan rumahnya. Anak itu memperhatikan buku tulisnya dengan ekspresi kebingungan, "Sejak kapan sepuluh dikurang enam itu empat?! Harusnya 'kan tiga!"

"Empat, kok!" Felix menyahut tidak setuju, "Lixie sudah hitung sungguh-sungguh. Sepuluh dikurang enam itu empat!"

"Masa?"

"Iya."

"Coba hitung lagi!"

"Sudah benar, kok?!"

"Jawabannya tiga! Lixie harus percaya pada Jisungie, Jisungie 'kan lebih tua daripada Lixie!"

Hyunjin meringis. Kedua adik kembarnya ini sedang tidak bisa diganggu—sedang dalam mode agresif karena kesulitan menjawab soal matematika. Tapi tak lama setelah itu, pertanyaan dari Minho malah mengalihkan perhatian Hyunjin dan yang lainnya,

"Memangnya mau memberi hadiah apa untuk Mama?"

Hyunjin, Seungmin, dan Innie saling pandang. Ketiganya kemudian fokus berdiskusi untuk beberapa detik sampai akhirnya si bungsu membalas mantap, "Mama pasti suka es krim!"

Si tiga sulung tertawa mendengar itu. Minho lalu menggoda lagi, "Terus es krimnya nanti dikirimkan ke Mama di Australia? Nanti mencair, dong?"

Innie jadi cemberut mendengar itu. Es krim itu memang solusi jawaban terbaik, tapi sepertinya tidak bisa untuk menjadi solusi hadiah untuk hari ibu. Apalagi kalau mengingat Mama itu sedang berada di negara lain yang jauh dari rumah sekarang.

"Kalau begitu, apa?" tanya Seungmin.

"Selesai! Jawabannya empat! Lixie benar, hehe." Pekikan Jisung lalu membuyarkan perhatian ketiga saudaranya. Si gembul itu akhirnya menutup buku tulisnya dan diikuti Felix sedetik kemudian. "Pekerjaan rumahnya sudah selesai! Sekarang ke misi selanjutnya," Jisung bangkit dari situ dan berlari menghampiri Hyunjin, "Jisungie punya ide!"

Seungmin menyahut lagi, "Apa?"

"Sini, ikut Jisungie!"

Jisung menarik tangan Hyunjin lalu berlari kecil menuju kamar Mama dan Papa. Otomatis di belakangnya, si tiga buntalan tersisa juga ikut mengekori keduanya. Si lima bocah cilik itu akhirnya hilang begitu saja dari pandangan si tiga kakak.

"Mau apa mereka? Perasaanku tidak enak," Tanya Changbin sesaat setelah mendapati kelima adik kecilnya masuk ke dalam kamar kedua orang tuanya. Chan lalu hanya menaikkan bahunya acuh, "Biarkan, deh. Berdoa saja semoga tidak ada benda yang berakhir pecah atau hancur dari dalam sana,"

Skijeu FamilyWhere stories live. Discover now