17. Flu Burung

3.1K 462 180
                                    

Felix kesal.

Kesal sekali.

Bukan tanpa alasan. Kadang Felix merasa kalau Jisung itu terlalu dekat dengan Hyunjin. Ia tahu kalau dia tidak seharusnya marah karena itu. Chan selalu berkata kalau sesama saudara itu harus adil, tidak boleh saling membeda-bedakan. Felix juga selalu adil kepada yang lainnya, tapi kenapa ia merasa kalau Jisung malah mengabaikannya dan selalu dekat-dekat dengan Hyunjin?

Felix benar-benar tidak mengerti. Ia selalu bersikap baik, apalagi kepada kembarannya itu. Disaat Jisungie mimpi buruk di malam hari, Felix akan ikut bangun dan mengantarnya menuju kamar Kak Ino, baik sekali, 'kan? Disaat Jisungie dimarahi oleh Kak Chan karena sudah membuat ulah, Felix akan berusaha merayu dan membujuk Kak Chan supaya tidak menghukum Jisungie. Lixie baik, 'kan? Lantas kenapa Jisung menjauhinya?

Apa Lixie tidak keren? Atau bermain dengan Lixie terlalu membosankan? Felix tahu kalau ia memang lebih penakut dan lebih sering menangis dibandingkan kembarannya itu. Tapi apa hanya karena itu Jisung menjauhinya? Pasti ada yang tidak beres.

Seperti sekarang, si duo pembuat masalah sedang sibuk berlarian dari kamar menuju ruang tengah untuk mengambil selimut dan bantal. Setelah itu, Jisung juga dengan susah payah menarik beberapa kursi dari meja makan menuju ruang tengah—yang pada akhirnya harus dibantu oleh Chan karena si kakak tidak mau perabotan di rumah berakhir hancur karena bocah tersebut.

Felix tahu jelas kalau mereka akan membuat 'benteng' dari selimut dan bantal untuk bermain perang-perangan bersama si trio kakak nanti. Biasanya kelimanya akan membuat benteng bersama-sama, tapi malam ini Jisung bersikeras ingin membangunnya sendiri bersama Hyunjin, "Biar yang lebih tua saja yang membuat benteng! Kalian tunggu saja sambil bermain yang lain!" ujarnya.

Seungmin dan Jeongin tidak banyak protes. Malah Seungmin merasa senang karena tidak perlu susah payah mengambil bantal-bantal dan selimut dari kamarnya menuju ruang tengah. Jadi, si bungsu kedua itu pun langsung memilih untuk bermain lego di kamar Changbin sementara kedua kakak kecilnya itu akan membangun benteng untuk perang nanti. Sementara Innie yang tidak terlalu mengerti pun hanya menurut saat disuruh mengikuti Seungmin dan bermain bersamanya.

Innie tidak peduli. Asalkan tetap bermain, bocah itu mau-mau saja.

Tapi tidak dengan Felix, ia tidak terima. Apa kata Jisung tadi? Biarkan yang lebih tua yang membangun markas? Kalau Hyunjin, dia memang lebih tua darinya, tapi Jisung? Dia 'kan kembarannya? Umurnya dengan Jisung sama! Ini tidak adil!

Jadi, tepat setelah Jisung berkata demikian, Felix pun protes, "Lixie mau ikut membangun benteng!"

Hyunjin barangkali hendak mengangguk mengiyakan, namun Jisung buru-buru membalas, "Tidak boleh! Jisungie 'kan sudah bilang tadi, biar yang lebih tua saja!"

"Tapi yang lebih tua itu hanya Hyunjinnie! Jisungie dan Lixie 'kan lahirnya bersamaan!"

Jisung menggeleng, "Tidak, kok. Tetap saja Jisungie yang lebih tua. Lixie jangan sok tahu, deh!"

Felix mendengus kesal. Ia kalah debat dengan Jisung, tapi ia masih tidak terima. Jadi dengan cepat, ia pun kabur meninggalkan Jisung dan Hyunjin kemudian langsung pergi ke kamar Changbin.

"Kak Abin!"

Changbin yang sedang merebahkan diri di kasurnya sambil memainkan handphone-nya pun menoleh ke arah pintu, mendapati ada bocah manis dengan ekspresi cemberut sedang berjalan menghampirinya sambil menghentak-hentakan kakinya, terlihat sedang kesal. "Kenapa, Lix? Jangan cemberut begitu, jelek, lho,"

"Lixie tidak jelek!" Felix semakin kesal, tapi bocah itu malah memanjat ke atas kasur dan naik ke atas perut sang kakak. Changbin pun terkekeh gemas, "Iya, iya, Lixie imut adiknya Kak Abin, ada apa?"

Skijeu FamilyWhere stories live. Discover now