Chapter II : Hell's Gate

435 73 20
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

Kebahagiaan sejatinya dirasakan oleh setiap individu yang telah melangsungkan pernikahan. Di hari yang dinantikan, sudah sepatutnya kedua mempelai melebarkan senyum tulus penuh cinta saat mengikat janji suci di hadapan Sang Pencipta. Sorak riuh dan teriakan kegembiraan sahabat serta keluarga seharusnya didapati saat merayakan pesta menyambut biduk rumah tangga. Sang mempelai wanita semestinya bersukacita saat cincin kawin tersemat di jari manisnya. Namun, semua itu tidak berlaku bagi pernikahan Arkana Taehyung dan Jisoo Adeline.

Tidak sedikit pun rona bahagia terpancar di wajah keduanya usai melangsungkan pernikahan. Bagi keduanya hari pernikahan bukanlah hari yang dinantikan. Nyatanya, hari pernikahan merupakan mimpi buruk dalam hidup keduanya yang tak pernah diharapkan. Tak ada senyum tulus penuh cinta kala berikrar, tak ada perayaan dan sorak riuh penuh kegembiraan dari hadirin yang datang. Hanya dukacita yang terlihat di raut wajah keduanya saat cincin yang mengikat tersemat.

"Mama tidak ingin melihat jalang itu di rumah ini, bawalah dia pergi! Kalau bukan karena desakan dan ancaman kakaknya yang akan menghabisimu jika tidak mau bertanggung jawab, Mama tidak akan membiarkan kamu menikahinya."

Taehyung mengusap wajah kusutnya kasar seiring penuturan sang mama. Pikirannya saat ini terasa lumpuh, dibelenggu kesalahannya sendiri. Serupa dengan Jisoo, ia merasa putus asa menanggung buah dari tindak-tanduknya. Didepak dari sekolah sekaligus tim sepak bola kebanggaan adalah bencana baginya, tak disangka-sangka pula berita ini begitu cepat menyeruak hingga Taehyung menjadi buah bibir tetangga.

Bagai jatuh tertimpa tangga pula, sang mama menambah kuantitas bebannya. Jika sang mama tidak menginginkan Jisoo tinggal bersama, lantas ia harus membawa Jisoo ke mana?

"Mah, tolong jangan buat Taehyung tambah pusing. Taehyung akan tinggal di mana kalau bukan di sini?"

"Tambah pusing kamu bilang? Justru kamu yang membuat Mama tambah pusing dengan menghamili anak orang! Kalau bukan karena kamu anak semata wayang Mama, Mama tidak akan membelamu sewaktu kakak jalang itu menuntut pertanggungjawaban. Harusnya kamu berpikir Taehyung!"

Taehyung hanya menghembuskan napas kasar tanpa berniat membalas ucapan sang mama.

Mama Taehyung kembali berkata, "Bawa jalang itu ke rumah mendiang pamanmu. Rumah kecil pamanmu belum disewa orang lain. Kamu boleh tinggal di sana, kakak jalang itu pasti mengamuk jika kamu tidak bersama adiknya. Tapi pastikan dia membayar uang sewanya. Tugas kamu hanya menikahinya, kamu tidak perlu susah payah menghidupinya. Mama ingin kamu tinggalkan dia setelah bayi itu lahir. Bisa?"

Lagi-lagi Taehyung bergeming, tak menjawab ucapan sang mama. Pikiran yang tengah kalut membuat ia lambat menyerap setiap kata yang dilontarkan sang mama.

BITTER MARRIAGEWhere stories live. Discover now