Part 1

201 21 5
                                    

Pagi ini SMA Cinta Bangsa dibuat geger karena kedatangan sebuh mobil mewah berwarna hitam di area parkir, semua murid berkumpul karena sudah tahu siapa di dalam mobil itu. Dia adalah Chelin Kanelia, salah satu siswi cantik di SMA Cinta Bangsa yang baru saja keluar dari jeruji besi karena kasus pembunuhan.

1 bulan yang lalu, telah terjadi peristiwa mengerikan di SMA Cinta Bangsa, tepatnya dijam 12.30 siang di lantai 2. Seorang gadis ditemukan tewas dengan darah yang membanjiri lantai, dugaan semua orang gadis itu terjatuh dari tangga yang mengakibatkan pendarahan di kepalanya. Namun, dugaan itu berubah saat pemeriksaan polisi terjadi, ditemukan bekas cekikkan di leher gadis itu hingga kasus ini tak bisa dianggap sebagai kecelakaan.

Beberapa murid kembali berdatangan, berkerumun di dekat mobil hitam itu tanpa menyadari pemilik mobil yang tengah menaikkan sebelah sudut bibirnya, menikmati pemandangan pagi di sekolah ini.

Supir yang tadinya hanya diam, kini keluar, dan membukakan pintu untuk anak majikannya. Chelin keluar dari mobil. Semua orang melihatnya, penampilan gadis itu sama sekali tidak berubah, rambut hitam panjang bergelombang, rok di atas lutut dengan kaki jenjang yang sengaja dia pamerkan bersama sepatu boots yang membalut kakinya, tak lupa kacamata hitam bulat bertengger manis di hidungnya. Sama sekali tak ada perubahan.

Bisik-bisik mulai terdengar dari mulut para murid di sana. Chelin tidak memperdulikannya, dia melangkahkan kakinya melewati kerumunan itu, berjalan menuju ke kelasnya. Kelas XII F, kelas paling minim orang pintar. Namun, kelas paling indah bagi Chelin.

"SELAMAT DATANG CHELIN!"

Chelin tertawa kecil, baru melangkahkan kakinya ke dalam kelas dia sudah dikejutkan dengan teriakkan para teman sekelasnya yang menyambut kehadirannya. Pantas saja mereka tidak terlihat di parkiran.

"TIUP LILINNYA, TIUP LILINNYA, TIUP LILINNYA SEKARANG JUGA SEKARANG JUGA, SEKARANG JUGA!"

Chelin melepas kacamata yang dia pakai seraya mendengus geli, lalu meniup lilin yang temannya bawakan. Lilin putih tanpa kue, lilin yang biasa orang pakai untuk mengganti sinar lampu saat mati lampu.

"Cuma ini kejutannya?" tanya Chelin, mengedarkan pandangannya, menatap teman-temannya.

"Kue mahal!" seorang laki-laki berceletuk. Dia adalah Gional, panggil saja Gio, sahabat laki-laki Chelin serta mahluk hidup yang paling dekat dengannya.

Chelin melipat kedua tangannya di depan dada, hingga pandangannya tak sengaja jatuh pada laki-laki di pojok sana, laki-laki dengan kacamata bulat serta penampilan yang amat sangat rapi. Chelin mendengus sebelum pergi menghampiri laki-laki itu, duduk di sampingnya.

"Anak baru?" tanya Chelin.

Laki-laki itu diam, masih fokus dengan buku yang dia baca.

Merasa diabaikan Chelin sontak mengembuskan napas kasarnya. "Mata lo rabun?"

Masih terdiam dan masih fokus pada buku di hadapannya, laki-laki itu bener-bener mengabaikan Chelin.

Chelin mendengus sebal. Melepas kacamata laki-laki itu dengan paksa, lalu melempar kacamata itu di atas meja. "Murah, pasti orang miskin!"

Lagi-lagi laki-laki itu tidak menjawab, membuat rasa kesal Chelin bertambah. "Sialan," umpatnya, sangat pelan.

Tringggg

Bel masuk berbunyi. Chelin mengembuskan napasnya secara kasar, lalu menatap teman sekelasnya sebelum berteriak. "KANTIN, GUE YANG TRAKTIR!"

"WOOOOOWWW!" semua murid di kelas itu bersorak, lalu mengikuti langkah Chelin yang sudah mulai keluar kelas.

Class ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang