Part 2

140 16 1
                                    

"Yang bersih dong, masih kotor tuh!" Chelin menunjuk lantai, menyuruh Berlian untuk membersihkan lantai yang dia tunjuk. Ya, karena jawaban yang dia berikan kepada Pak Gangga tadi membuatnya berakhir di perpustakaan bersama Berlian yang sempat Chelin seret sebelum diberi hukuman.

"Itu juga mejanya di lap, jangan lantainya doang!" kata Chelin, sekali lagi. Berlian berdecak sebal, tanpa sadar melempar pel yang sedang ia pegang.

"Pergi!" Berlian menatap Chelin dengan sorot mata yang sangat dingin. Namun, itu tidak berhasil membuat Chelin takut, gadis itu malah bangkit dari duduknya, lalu berjalan mendekati Berlian.

"Galak banget!" kata Chelin, tangannya lantas terangkat melepas kaca mata yang Berlian pakai, lalu tersenyum sambil memandangi wajah tampan laki-laki itu. "Ganteng!"

Berlian menjauhkan tangan Chelin dari hadapannya. Dia menatap dalam kedua manik gadis itu. "Sikap lo kayak gini ke semua cowok?"

Chelin menaikkan sebelah alisnya, lalu menggelengkan kepalanya. "Cuma sama lo!"

"Jauh-jauh sama gue, gak usah sok akrab!" kata Berlian.

Satu alis Chelin terangkat. "Kenapa?"

Berlian mendengus, detik berikutnya dia mengikis jaraknya, mendekatkan wajahnya pada telinga gadis itu. "Gue, Kakak kandung Kara!"

****

"WOOW!" teriakkan nyaring memenuhi lapangan basket, para penonton berteriak heboh saat Rachel berhasil mencetak poin.

"RACHEL!"

"RACHEL!"

"YEAYYYYYY!"

Rachel tersenyum penuh kemenangan, permainan kembali dia menangkan setelah memenangkan ronde pertama.

Deano mendekati Rachel. "Gue akui lo hebat!" katanya, lalu mengulurkan tangannya ke hadapan Rachel.

Rachel tidak segera menyambut uluran tangan Deano, dia menatap laki-laki itu terlebih dahulu sebelum menyambut uluran tangannya.

"Gue tunggu di rooftop!" Deano melepas jabatan tangan mereka, lalu pergi dari sana meninggalkan Rachel dengan kebingungannya.

****

"DAR!"

Chelin berdecak sebal saat rencana untuk mengejutkan Berlian gagal, ia lantas duduk di hadapan laki-laki itu. "Kok lo gak kaget sih?" tanyanya, heran. Padahal suara dan gerakkannya tadi lumayan mengejutkan.

Berlian tak memperdulikan keberadaan Chelin, masih asik dan setia menikmati makanannya.

Merasa diacuhkan, Chelin lantas mengambil mangkuk bakso milik Berlian, membuat laki-laki itu menatap ka arahnya.

"Balikin!" Berlian mengulurkan tangannya, meminta kembali makanannya.

Chelin menggelengkan kepalanya. "Enggak!"

Berlian mengembuskan napas kasarnya. "Mau apa?"

"Hah?" Chelin menatap Berlian dengan pandangan bingung.

"Lo mau apa?" tanya Berlian, sekali lagi.

Chelin terdiam sejenak, mengetuk-ngetuk dagunya, seolah-olah tengah berpikir. "Kita temenan, gimana?" Chelin tersenyum menatap Berlian.

"Lo halu?" Berlian bangkit dari duduknya. "Jangan ganggu gue lagi!" Berlian langsung melangkahkan kakinya, pergi dari area kantin.

"GUE CUMA MAU NGAJAK LO TEMENAN KOK!" teriak Chelin.

"GUE GAK MAU!"

****

"LEPAS!" Rachel menghempaskan kedua tangan laki-laki yang sedang memegang lengannya, memaksanya untuk naik ke rooftop untuk menemui Deano.

Class AUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum