Part 3

129 15 4
                                    

"Gue duluan ya," kata Manda, dengan kedua tangan yang sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

Rachel bangkit dari duduknya. "Mau ke tempat les lagi?" tanyanya.

Manda menatap Rachel, menganggukkan kepalanya setelah terdiam beberapa detik.

"Bokap lo tau?"

Manda menghentikan kegiatannya, kembali terdiam.

Rachel mengembuskan napas kasarnya. "Mau gue anter?"

Manda menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gue bisa sendiri!" sahutnya, sambil menatap Rachel.

"Kita searah, buruan!"

****

"Jadi, kapan kita mulai selidiki kasus ini?" tanya Chelin, yang sedari tadi membuntuti Berlian ke mana pun laki-laki itu pergi.

"Nanti gue kabarin!" kata Berlian tanpa menatap Chelin.

"Kapan? Besok?" tanya Chelin, tampak antusias.

Berlian menghentikan langkah kakinya, membalik badannya, dan menatap Chelin. "Gak usah norak, tuh sopir lo udah jemput!"

Chelin terkekeh geli. "Gue semangat, bukan norak!"

"Semangat lo bikin gue risih!"

Chelin merotasikan kedua bola matanya. Ternyata Berlian tak seasik yang dia kira. "Oke, gue gak akan ganggu lo!"

"Kenapa gak dari tadi?"

"Hah?" Satu alis Chelin terangkat.

"Kenapa gak dari tadi bilang kayak gitu?" tanya Berlian, lagi.

"Segitu ganggunya gue buat lo?" tanya Chelin dengan pandangan tak percaya.

Berlian menatap Chelin dengan wajah datarnya, sedikit malas. "Banget!"

Chelin mendengus geli, menahan tawa yang akan pecah kapan saja. "Gue pulang, hati-hati di jalan!"

Berlian menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat punggung Chelin yang semakin jauh. Entahlah, semakin dilihat semakin banyak pesona di dalam diri Chelin.

Chelin bersenandung sampai di depan pintu mobil. Sang sopir langsung membukakan pintu untuk Chelin. Namun, gadis itu tak segera masuk ke dalam mobil. Chelin memasang wajah terkejutnya saat melihat sang bunda di dalam mobil mewah itu. "Bunda?!"

Wanita yang dipanggil Bunda itu lantas menolehkan kepalanya. "Gak mau masuk?"

****

"Gak mau mampir dulu?"

Rachel menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan yang Manda ajukan.

"Gue masuk dulu, hubungi gue kalo udah sampe rumah," ujar Manda.

"Iya, masuk sana! Nanti telat!" kata Rachel yang segera diangguki oleh Manda.

Gadis itu berlari kecil menuju tempat les seperti biasanya, bersama tas pinknya dan juga kuncir kudanya. Sangat lucu.

Rachel terdiam dengan mata yang setia menatap punggung kecil Manda yang mulai menjauh. Hampir 3 tahun persahabatannya dengan Manda berjalan. Namun, dia masih belum bisa memahami Manda. Gadis itu, terlalu banyak menyimpan rahasia.

"Ada waktu?"

Rachel menolehkan kepalanya, sedikit terkejut dengan keberadaan Deano yang entah sejak kapan sudah berdiri di sampingnya.

Rachel menatap Deano dengan sebelah alis yang terangkat. "Kenapa?"

Deano tertawa kecil. "Kantin?"

****

Class AOnde histórias criam vida. Descubra agora