10 : Adik Yang Baik (2)

443 72 13
                                    

Chris memandang Ayahnya yang kembali pulang dengan seorang anak kecil yang digenggam erat olehnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chris memandang Ayahnya yang kembali pulang dengan seorang anak kecil yang digenggam erat olehnya. Tubuh anak itu kurus, ada luka baret di kedua kakinya, memar di sikut dan dagunya. Chan—yang baru saja pulang dari sekolahnya—itu langsung menatap Ayahnya dengan gurat tidak suka yang ia perlihatkan terang-terangan. Ketika ingin protes, Ayahnya langsung memberi gestur bahwa Chris tidak boleh mengatakan apapun.

"Tolong obati dulu lukanya, ya, Chris. Dad akan menjemput Felix dahulu." setelah memeberi titah padanya yang bahkan belum Chris setujui, sang tulang punggung keluarga langsung melesat pergi. Samar-samar ia mendengar Ayahnya berbicara pada Bibi Nam untuk menyediakan kebutuhan adik barunya ini.

Chris menghela napasnya. Ia segera mencari kotak obat tanpa mengganti baju seragamnya. Sementara Lino dan Changbin hanya memandang anak yang sedang menunduk sambil terduduk diatas karpet. Tidak lama kemudian Chris datang dengan obat merah serta kapas dan gayung berisi air bersih. Lino dan Changbin masih setia memerhatikan tanpa berniat membantu, toh, Ayah mereka hanya menyuruh Chris saja.

Chris memandang anak itu dengan datar. Tidak ada pergerakan dari anak itu—sekadar menyadari keberadaan Chris saja tidak ada. "Luruskan kakimu dahulu." ucap Chris tiba-tiba membuat anak itu mendongak. Chris sedikit tertegun, anak itu memiliki ekspresi yang cukup menyedihkan, tidak ada senyuman di wajahnya, matanya memerah dan sedikit bengkak mungkin karena habis menangis. "Kakimu luka, aku harus mengobatinya," lanjut Chris membuat anak itu menuruti ucapannya.

Anak itu sedikit meringis ketika Chris membersihkan lukanya dengan air bersih dan kapas, bahkan ia hampir berteriak ketika luka barunya tidak sengaja ditekan oleh Chris. Air mata hampir kembali mengucur namun bisa ia tahan karena rasa malunya didepan orang yang baru ia kenal.

"Sikutmu, aku ingin lihat ... memar ya?" Chris menggapai lengan anak itu dengan hati-hati. "Biru sekali..." monolog Chris sedikit kaget. "Lino-ah, bisa ambilkan salep yang biasanya aku gunakan?"

"Bisa, Hyung!" Lino segera berdiri dari duduknya lalu berlari mengambil salep yang dimaksud Chris. Ketika sudah menemukannya, Lino segera memberikannya pada Chris.

Chris tersenyum singkat dan dengan hati-hati ia mengoleskan salep ke luka yang membiru itu. "Pasti sakit ya? Kok bisa dapat luka ini?" tanya Chris tiba-tiba.

Anak itu menunduk. "Bibi yang melakukannya..." jawaban yang pelan disertai suara yang serak membuat Chris merasa kasihan. Ah, memang, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Chris cukup mirip dengan Namjoon. Meski Chris sendiri enggan mengakuinya.

"Sudah, jangan menangis. Anak laki-laki harus kuat." kata si sulung pada adik barunya. Ia mengelus kepala anak itu dengan tulus ketika tugasnya sebagai seorang kakak sudah terlaksana dengan baik.

Anak itu mendongak. Mendadak suasana hatinya membaik dan senang mendapat perlakuan kasih sayang yang belum pernah ia dapatkan. "Terima kasih ... Hyung." seulas senyum ia lemparkan pada kakak yang belum ia ketahui namanya.

Brothers - SKZ x BTSWhere stories live. Discover now