02 : Hyunjin Yang Bimbang

591 94 14
                                    

Hari ini Changbin yang mengantarkan Hyunjin dan Jeongin ke sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Changbin yang mengantarkan Hyunjin dan Jeongin ke sekolahnya. Sementara Lino mengantar Jisung, Felix, dan Seungmin. Chris sudah pergi duluan ke kantor tempatnya bekerja.

Hyunjin hanya menatap ke luar jendela, sementara Jeongin duduk di samping kursi pengemudi, ia duduk di belakang sambil mendengarkan musik yang diputar. Keheningan itu berlangsung cukup lama, mulai dari mereka berangkat. Jeongin yang betah baca buku pelajaran karena akan ada kuis, sementara Hyunjin pikirannya melayang—masih bingung dengan tujuan sekolah selanjutnya.

Hyunjin telat sekolah satu tahun karena dari kecil ia tidak pernah disekolahkan, bahkan membaca dan menghitung saja dahulu tidak bisa. Beruntung Namjoon itu cukup kaya untuk menyekolahkan Hyunjin sementara di rumah lalu setelah tahun ajaran baru tiba barulah duda tampan kaya raya itu memasukkan Hyunjin ke sebuah sekolah ternama berkat bantuan koneksi dan uang Namjoon. Sementara Jisung, Felix, dan Seungmin sudah kelas 1 SMA, ia kini dipusingkan dengan tujuan sekolah selanjutnya. Akan kemana ia kali ini? Apakah ia harus mengikuti jejak Chris yang mengambil dunia bisnis seperti Ayah Namjoon? Ataukah seperti Changbin yang mulai masuk ke dalam dunia musik? Atau seperti Lino yang tampaknya mulai tertarik ke dalam dunia permodelan?

"Hyunjin-ah," Changbin memanggil ketika mobil mewah miliknya mulai memasuki wilayah sekolahan kedua Adiknya.

Hyunjin yang merasa di panggil mendongakkan kepalanya dan menatap Changbin dengan tanda tanya di kepalanya. "Ya?" sahutnya sesopan mungkin.

"Kau sedang kepikiran sekolahmu ya?" Changbin bertanya langsung ke intinya. Hal itu membuat Jeongin menatap keduanya tanpa mengatakan apapun. "Apa langkahmu selanjutnya?" tanya Changbin lagi.

Hyunjin diam sejenak. Jari-jarinya bertaut diatas paha. Ia kemudian menunduk. "Aku ... tidak tahu, Hyung. Bingung." jawabnya dengan jujur. "Melihat kalian yang memiliki cita-cita yang bagus, membuatku sedikit kebingungan. Kalau aku salah masuk sekolah, akan jadi apa aku nanti, ya?"

Changbin menatap Hyunjin dari kaca spionnya. "Jangan cemaskan hal itu. Kalau kau tahu bidang yang kau kuasai, kau pasti tidak akan kebingungan." balas Changbin dengan santai. "Seperti Felix yang mendalami bidang tata boga, karena ia jago masak, seperti Lino-Hyung. Lalu Jisung-ah yang tertarik menjadi penyanyi dan Seungmin-ah yang akhir-akhir tertarik dengan basket. Kau pasti memiliki sesuatu yang kau kuasai."

"Ah!" Jeongin tiba-tiba berseru. Wajahnya cerah begitu juga senyumnya. Hal itu membuat Hyunjin dan Changbin penasaran. "Hyunjin-Hyung kan jago melukis! Kenapa tidak mencoba mendalaminya saja?"

Changbin tersenyum lebar lalu mengangguk setuju. "Benar! Itu ide bagus, Hyunjin-ah. Ayo coba saja."

Hyunjin semakin murung ketika topik yang tidak ingin ia bahas tiba-tiba dibahas begitu saja. "Tidak bisa..." gumamnya pelan, masih dapat didengar jelas oleh Jeongin dan Changbin. "Chris-Hyung tidak menyukaiku melukis." lanjutnya pelan.

Dahi keduanya berkerut dalam. Adalah Changbin yang pertama kali bertanya heran. "Kata siapa?"

Hyunjin diam sejenak. Mengingat kembali reaksi Chris ketika ia sibuk menyelesaikan lukisannya, Chris akan melempar tatapan sinis dan perkataan ketus. Tampaknya apapun yang melekat padanya akan dibenci oleh Chris. "Tidak tahu," Hyunjin mengendikkan bahunya. "Hanya instingku saja."

Brothers - SKZ x BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang