07 : Seni atau Bisnis?

424 80 18
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Namjoon libur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari terakhir Namjoon libur. Dia berencana mengajak anak-anaknya untuk makan malam bersama di sebuah restoran. Sudah lama sekali mereka tidak pernah keluar bersama. Yah, anak-anaknya tumbuh dewasa dan disibukkan dengan urusannya masing-masing juga dirinya yang selalu disibukkan dengan urusan kantor.

Dia sudah menelepon Chris dan Lino untuk pulang lebih cepat. Sementara Changbin sedang dalam perjalanan pulang. Anak-anaknya yang sekolah pun sudah berada di rumah. Hari memang masih sore, tapi Namjoon ingin anak-anaknya berkumpul di rumah lebih dulu sebelum berangkat.

Kakinya yang terbalut sandal rumahan menuruni tangga dengan langkah pelan. Dia baru saja selesai mengunjungi kamar Felix, Jisung, dan Seungmin yang baru saja pulang sekolah. Menyuruh mereka untuk istirahat sebelum berangkat nanti.

Saat melewat ruang TV dia melihat Jeongin sedang membaca buku sambil duduk santai di sofa. "Ayen, tidak istirahat di kamar?" Namjoon mendudukkan dirinya di sebelah Jeongin. Menarik atensi si bungsu yang langsung menoleh kearahnya.

"Bosan. Kapan kita berangkat Dad?" Jeongin total menghentikan kegiatan membacanya. Menyimpan bukunya di meja kemudian menyambar jus jeruk yang tadi dibuatkan Bibi Nam.

"Malam nanti, tunggu Chris dan Lino Hyung menyelesaikan pekerjaannya," jawab Namjoon. Matanya meneliti sekeliling, mencari keberadaan Hyunjin. Padahal tadi Hyunjin pulang bersama Jeongin tapi Namjoon tidak menemukan keberadaan anak itu di dalam rumah. "Lihat Hyunjin Hyung tidak?"

Jeongin mengangguk. Menyimpan gelas yang isinya tinggal setengah kembali ke atas meja. "Dia di halaman belakang, sedang melukis. Sepertinya inspirasinya sedang bagus."

Jawaban itu membuat Namjoon tersenyum. "Terimakasih. Kalau begitu Daddy ke belakang dulu ya." Pamitnya setelah mengusap rambut Jeongin dengan sayang.

Pemandangan sosok yang sedang melukis membelakanginya dinaungi langit yang berwarna jingga langsung menyambut Namjoon begitu ia membuka pintu belakang. Tubuhnya terpaku sejenak menikmati pemandangan yang sudah lama sekali tidak terlihat di rumah ini. Hyunjin disana, duduk bersila di pinggir kolam renang dengan berbagai alat lukis yang berserakan di sekitarnya. Tangannya sibuk menorehkan warna-warna hangat pada kanvasnya. Persis seperti warna langit yang menaunginya.

Persis seperti Keira. Dulu, biasanya Namjoon bisa menikmati pemandangan ini hampir setiap sore. Ah tidak, biasanya hanya setiap langit cerah dengan semburat jingga sampai berubah keunguan. View kesukaan Keira.

"Sedang melukis apa?"

Kegiatan Hyunjin berhenti sejenak untuk melihat siapa yang datang. Walaupun dia yakin jika itu suara Ayahnya. Hyunjin menarik kedua sudut bibirnya. Menggeser sedikit duduknya, memberi ruang agar Namjoon bisa duduk di sisi kirinya. Sisi kanannya penuh dengan berbagai macam kuas dan cat air.

"Sore ini langitnya cerah. Terlihat indah sampai saat di sekolah tadi aku tidak sabar untuk pulang dan melukisnya," jawab Hyunjin dengan antusias. Dia kembali melanjutkan lukisannya dengan senyum yang tidak luntur. Serius, selain melukis, kebahagiaannya yang lain adalah melihat Namjoon di sisinya. Dia selalu suka setiap kali Ayahnya itu menyimak setiap ucapannya, memuji setiap lukisannya dan menatapnya penuh rasa bangga seperti sekarang.

Brothers - SKZ x BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang