22. belum selesai

196 77 196
                                    

"Antara aku, kamu dan masa lalu,"

***

Abim dan teman-temannya
memarkirkan motor di parkiran markas The Aquila. Nampak pintu terbuka dan suara berisik dari dalam markas, sudah pasti para anggota yang lainnya datang dan bolos dari sekolahnya.

Samudra juga baru sampai dan membawa sekantong besar yang berisikan chiki-chikian membuat Elvano menyengir dan mendekati Samudra yang menatap aneh padanya. Abim pun mengajak meraka untuk masuk dan tak lupa untuk mengganti sepatu dengan sandal.

"Eh bang Abim. Sekolah kita libur bang." Evan menyaut dari arah dapur.

"Lah sekolah gue juga dibubarin. Ini ada apa nih?" ucap Aksa.

"Sekolah kita sih diliburin karena guru-gurunya mau ada pelatihan bang," jawab Robby.

Evan dan Robby sekolah di SMA Garuda. SMA garuda sering dijuluki SMA tetangga karena jarak dari SMA Merdeka lumayan dekat. Dan terkadang juga, SMA Merdeka dan SMA Garuda mengadakan acara bersama-sama seperti gelar karya seni dan lainnya.

Abim melepas jaketnya dan duduk disebelah Samudra yang sedang memakan chiki. Tangannya mengambil satu chiki dari dekapan Samudra membuat kepalanya di pukul bantal oleh Samudra. Abim yang melihat temannya hendak melayangkan bantal lagi, ia segera berlari kearah dapur menghampiri Arga yang ntah sedang apa.

"Varo mana?" tanya Angkasa.

"Itu Varo bang. Padahal Varo dari tadi diem aja disana. Masa nggak keliatan," nyinyir Samudra.

Angkasa menoleh pada Varo yang fokus memakan setoples Choco brownie yang masih ia simpan dari Caramel. Ia menanggapi Angkasa hanya dengan delikan mata. Selebihnya ia terfokus kembali pada handphone dan choco brownie tersebut.

Tiba-tiba pintu terbuka menampakkan Arkhan dengan anaknya Lulu yang nampak tersenyum sembari membawa susu kotak ditangannya. Ia berlari kearah Gerry dan duduk dipangkuan nya yang langsung ditertawakan oleh Arkhan.

"Om Gelli cehat? omm, main bibim-bibiman lagi yu," ucapnya.

Bibim-bibiman adalah bahasa Lulu ketika ingin bermain mobil-mobilan, Arkhan sering menjelaskan, karena Lulu belum lancar berbicara.

Abim berlari saat mendengar suara Lulu dan tawa Arkhan yang menggelegar. Begitupun Arga yang menghampiri kerumunan anggota, dengan sepiring pisang goreng ditaburi meses. Piring itu disimpan ditengah-tengah meja. Aroma pisang goreng itu tercium oleh Lulu.

"Om Alga, Lulu minta catu boye?"

Arga menarik piring itu berlagak sombong dan menjulurkan lidahnya, ia berakting seakan-akan tidak ada siapapun yang boleh memakan pisang goreng miliknya. Bibir kecil Lulu melengkung, matanya berkaca-kaca. Segera Arkhan mencubit kecil Arga agar tak membuat anaknya menangis.

"Kalo lo bikin anak gue nangis. Tytyd lo gue potong!" tekan Arkhan.

Arga meletakan piringnya kembali. Itu membuat Lulu tersenyum sumringah dan mengambil garpu milik Arga dan mulai memakan pisang goreng itu. Gerry mendekat meraih garpu dari tangan kecil Lulu dan mulai meniup pisang yang terlihat panas.

"Sini, Gerry tiup. Ini panas, kalo Lulu makan, nanti jadi hihang hoheng," ucap Gerry.

"Hihang hoheng apa Om?"

"Hihang hoheng itu pisang goreng."

Lulu mengangguk, ia memakan pisang yang sudah ditiupi Gerry.

"Bawa anak gue main gih Ger. Anak gue demen sama lo," celetuk Arkhan.

CARAMEL  (Terbit)Where stories live. Discover now