13. siapa??

247 177 184
                                    

"Senja saja selalu menepati janjinya untuk kembali. Engkau? selalu berjanji untuk kembali. Namun selalu diingkari."

*****

Kini jam menunjukkan pukul 2 siang. Tadi Caramel tertidur karena sudah memakan soft cookies yang begitu banyak sehingga ia kenyang dan tertidur pulas. Lama ia tertidur, pintu diketuk dengan keras oleh seseorang sampai ia terbangun kaget oleh suara ketukan yang begitu rusuh dan tak sabaran. Tubuh Caramel sempoyongan karena ia bangun dengan tanpa aba-aba. Tangannya pun langsung membuka pintu.

Seketika mata Caramel terbelalak melihat siapa yang basah kuyup. Segera, Caramel membawa handuk untuk menyelimuti tubuhnya dan membawanya masuk kedalam rumah. Caramel tak menyadari bahwa diluar rumahnya tengah hujan.

"Sheila? kenapa kamu kesini? ada apa? apa kamu baik-baik saja?" tanya Caramel bertubi-tubi.

Itu Sheila, dengan napas yang terengah-engah, kaki yang kotor dan mata yang nampak memerah. Sheila tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Heyy, la? are you okay?"

Sheila mengacung jempolnya dan mengangguk. Caramel kebingungan dengan kedatangan Sheila. Tanpa basa-basi Caramel mempersilahkan Sheila untuk masuk. Ia tak memperdulikan baju Sheila yang basah kuyup

"Dingin Mell!" seru Sheila.

Caramel mengangguk dan bergegas pergi ke dapur untuk menyiapkan segelas coklat panas. Ia tak biasa dengan kedatangan tamu seperti ini. Karena ketika waktu luang ia hanya sendirian di rumah tanpa ada yang menemani.

"Ada apa La?" tanya Caramel.

"Mau jemput kamu lahh, Lily mau ketemu kamu katanya."

Caramel mengangguk paham, ia pun membuka toples soft cookies buatannya dan menyodorkannya kehadapan Sheila. Sheila tersenyum dan memakan soft cookies itu dengan girang. Melihat Sheila yang basah kuyup Caramel segera membawakan baju ganti untuk Sheila, begitu juga Caramel bergegas mengganti pakaiannya dengan Hoodie hitam oversize dan rok hitam yang tertutup oleh Hoodie.

Sama halnya dengan Sheila yang sudah mengganti bajunya dan lanjut memakan Soft cookies itu dengan lahap. Caramel berniat untuk menutup toples tersebut namun langsung didekap oleh Sheila.

"Heh sini, mau aku tutup itu toplesnya!"

"Ih, enak cookies nya. Buat aku ya," jawab Sheila.

Caramel pun menepuk jidatnya dan mengangguk. Caramel membawa tasnya yang berisikan jepitan rambut, handphone, uang dan minyak wangi. Meskipun uang dan handphone nya tak seberapa, tapi Caramel sangat membutuhkannya.

Setelah rumah terkunci rapi ia bergegas mengekori Sheila dan masuk ke mobilnya. Saat naik ke mobil, hujan mulai turun dengan deras ditemani guntur yang saling bersahutan. Nampak, Sheila menghela napas nya dalam dan mulai menyetir dengan hati-hati.

"La, nyetir nya nyelow ya. Hujan nya agak deres."

"Okee, beress."

Mereka pun melaju membelah ramainya jalanan kota bandung. Meskipun hujan, bandung selalu penuh dengan orang-orang apalagi di JL.BRAGA. Menurut wisatawan, bandung ketika datang hujan akan selalu menimbulkan sebuah kenangan yang tak bisa terulang.

Selang 20 menit mereka sampai di rumah sakit. Caramel bergegas keluar dari mobil membiarkan Sheila sendirian memarkirkan mobilnya. Ia berlari masuk karena hujan sangat deras dan cepat membuat baju Caramel basah hanya dengan sepuluh detik.

"Ihh basahhhhh, untung ada kaos didalamnya," monolog Caramel.

Sheila dengan santai berjalan kearahnya menggunakan payung, setelah nya ia melipat payung itu dan menyimpannya di tempat yang disediakan oleh pihak rumah sakit. Mereka masuk dan langsung naik lantai 2, karena ruangan Mawar berada di lantai 2 tepat didepan ruangan Anggrek.

CARAMEL  (Terbit)Where stories live. Discover now