7. tutup mulut

362 229 233
                                    

Siang berganti malam, kini hembusan angin semakin kencang membuat mereka ingin cepat-cepat menyalakan api unggun. Acara Pramuka pun dimulai, ternyata baru diketahui acara Pramuka ini dilangsungkan 6 bulan sekali. Mereka pun duduk melingkar. Caramel duduk ditengah-tengah antara Sheila dan Lily.

"Mel, kamu sekelompok sama siapa?" tanya Sheila.

"Gapunya kelompok hehe."

"Sekelompok sama kita aja Mel." Lily ikut berbicara.

Caramel tersenyum dan mengacungkan jempolnya. Mereka pun kembali terfokus pada kaka panitia yang tengah memaparkan rute jurit malam tersebut. Setelah memaparkan rute. Mereka dibagi satu lilin dan satu keranjang. Misi mereka kali ini adalah membawa 5 buah bendera dan 1 buah koin emas yang ditempel di pohon.

Caramel, Sheila, Lily dan Sera memilih untuk menjadi nomor urut paling tengah saja. Mengingat bahwa Lily sangat takut pada kegelapan. Mereka berempat tengah menyusun rencana sampai dimana Samudra menghampiri mereka.

"Permisi gays," ucapnya ramah.

Sheila dan Caramel menoleh lebih dulu dan memberikan senyuman kepadanya. Samudra memberikan satu buah peluit dan 2 buah apel.

"Maaf ganggu, ini ada dua buah apel. Sama satu peluit, peluit berfungsi untuk jika kalian tersesat tiup aja peluit ini. Suaranya kenceng kok dari sini ke ruang pusat data pun kedengaran."

"Oke Kak, makasii." Lily tersenyum.

"Oh, kalau apel ini buat kalian. Tadi Bunda gue bekelin makan dan 5 apel. Gue gak terlalu suka apel. So, this is for you."

Mereka berempat sontak tersenyum manis dan mengacungkan jempolnya. Samudra pun membalas senyuman mereka tak kalah manis. Inilah Samudra, sifatnya ramah dan benar-benar menghargai seorang perempuan.

"Oiya, tadi Caramel dipanggil sama Pa Gani buat kesana. Katanya ia mau kasih arahan."

Caramel mengangguk dan melenggang pergi menuju Pa Gani. Sesampainya di Pa Gani, ia bertanya apa yang harus ia turuti untuk Acara Pramuka ini. Dan apa yang akan di arahkan oleh Pa Gani untuknya.

"Bapa mau kasih arahan ke saya ya pak?" tanya Caramel.

Pa Gani menoleh. "Lah? arahan apa Amel. Kan tadi arahan udah saya paparkan,"

Caramel mengerjapkan matanya berusaha mencerna ucapan Sang pembina Pramuka. Ia rasa Samudra hanya menjahilinya. Ia pun berniat untuk kembali ke kelompoknya, namun tangannya ditarik kencang lebih dulu oleh seseorang yang tidak terlihat wujudnya. Caramel ketakutan karena ia mengira bahwa itu hantu, namun Caramel merasa tangan itu sangat hangat.

"Lepasin!! SIAPA KAMU!!" teriak Caramel.

Ia terus ditarik sampai kelas 12 IPS. Disana gelap dan sunyi. Karena mengingat bahwa acara Pramuka ini dilaksanakan di lapangan belakang yang lebih luas dari lapangan utama.

"T-tolong! k-kamu siapa!" lirih Caramel.

Cetrekk...

Suara saklar lampu yang di nyalakan. Sontak Caramel terbelalak dan terduduk melindungi seluruh tubuhnya.

"Heh miskin, bangun lo!" sentak Arga.

Anggota inti The Aquila mengetahui bahwa Caramel kemarin sedikit menguping tentang konflik yang mereka bicarakan di kantin. Abim memaksa Samudra untuk membawa Caramel ke hadapannya.

Arga menjambak rambut Caramel sehingga Caramel mendongak menatap sorot mata Arga yang tajam.

"Lo denger ga? BANGUN!"

Arga menjambak Caramel sehingga Caramel berdiri.

"Tenang, gue gaakan ngapa-ngapain lo. Karena gue nggak selera sama yang tepos." Abim menyeringai.

CARAMEL  (Terbit)Where stories live. Discover now