AUF-9

35 7 0
                                    

Jihan terus memeluk Nanda yang masih pingsan dan terus berkilah saat bunda menyuruhnya untuk belajar dan mengerjakan PR. Masalahnya tugas bahasa Inggris Jihan sudah menumpuk, tapi Nanda belum sadar sejak siang tadi.

Jake juga sudah berusaha membujuk Jihan agar mau belajar dengan berjanji untuk membantunya.

"Jihan mau jagain kakak. Kakak selalu jagain Jihan kalau Jihan sakit... Hiks..." Jihan tiba-tiba aja mewek saat melihat wajah lebam sang kakak.

"Ok tapi pintunya harus terbuka..." Ucap bunda sambil menatap Jake.

Keputusan bunda sudah bulat.

*****

Sunghoon mendatangi kamar Nanda untuk mengajak Jihan dan Jake makan malam. Tapi sayangnya yang dia dapati keduanya sedang tertidur. Sunghoon pun berjongkok di samping Jake yang tertidur telungkup dan bersandar pada pinggir kasur..

"Astaga Jake.. bangun!" Gertak Sunghoon sambil mengguncang tubuh Jake.

Sepertinya pria pendek itu kelelahan, pikirannya. Kalau saja Jake mendengar suara hati Sunghoon, maka sudah dipastikan mereka akan bertengkar.

Pendek pendek gitu, Jake kan ganteng... Maaf, silahkan skip.

Mata Sunghoon tiba-tiba terpaku pada tubuh yang penuh luka juga lebam dan berada dalam dekapan Jihan itu.

Hatinya berdenyut saat menatap mata Nanda yang masih tertutup.

Tanpa sadar, dia mengangkat tangannya untuk mengusap pucuk kepala Nanda. Tapi tangannya terhenti di udara. Dia merasa tidak pantas untuk menyentuh gadis yang lembut ini, dia merasa dirinya belum cukup syarat untuk menyentuh gadis lugu ini.

Sunghoon lupa, gadis yang lugu serta polos ini adalah gadis yang mampu membuatnya mati.

"Masih tidur aja kamu." Celutuk Sunghoon. "Gak kangen nonton sunset bareng Abang? Abang kangen lho..." Sunghoon berujar sambil tersenyum miris. "Maaf gak bisa jagain kamu, kaya abang jagain Yeji. Maaf abang telat, dan malah bikin kamu jadi penuh luka gini."

Sunghoon pun berdiri, meskipun sebenarnya kakinya benar benar kaku.

"Aku gila karena berbicara dengan orang yang sedang pingsan." Ucap Sunghoon menyindir dirinya sendiri. "Baru kamu yang bikin abang kaya orang gila gini, nan." Lirihnya lagi. "Cepet bangun ya.. abang sayang banget sama kamu."

Tes..

Air mata yang menetes itu bukan dari Sunghoon, melainkan dari Jake. Pria yang di sangka Sunghoon dan readers masih tertidur itu, ternyata sudah bangun sejak Sunghoon menggertak nya tadi, tapi dia memilih pura-pura tidur untuk mendengarkan kata kata Sunghoon.

Entahlah.. Jake merasa tidak rela saat mendengar kalimat terakhir Sunghoon. Dia merasa ada maksud lain dari kalimat Sunghoon itu. Lalu jika memang itu benar, apa masalahnya untuk Jake? Ah.. dia sendiripun tidak tau.

Begitu pula dengan Jay yang terdiam di ambang pintu. Bedanya dia tidak menangis.

Tak lama kemudian Nanda terbangun, mungkin sedikit terusik dengan ocehan ice prince itu.

Melihat Nanda membuka matanya, Sunghoon pun langsung berbinar dan refleks berteriak.

"Nanda?!" Teriak mereka ber-4 bersamaan.

Tunggu... Ber-4?! Heh! Jangan Ngada-ngada!! Hantu gitu?!

Oh.. ternyata Heeseung sedari tadi bersembunyi di kamar mandi, dan tentu saja ikut menguping perkataan Sunghoon.

Ana Uhibbuki FillahOnde as histórias ganham vida. Descobre agora