AUF-1

78 15 8
                                    

Dua tahun kemudian....

Nanda dan bunda asik memasak di dapur di bantu Heeseung. Sedangkan yang lain sedang berkumpul di ruang tengah bermain bersama Jihan.

Para member baru datang kemarin, mereka ingin mengadakan konser di Jakarta.

Sekarang mereka benar benar sudah dekat 'seperti keluarga'. Para member menyayangi Nanda dan Jihan seperti saudara dan adik sendiri. Bahkan tidak segan segan untuk menasehati, memarahi, menegur, dan bercanda, serta berdebat.

Setelah selesai memasak mereka pun berkumpul untuk sarapan. Dan barulah Nanda sadar, bahwa ada seseorang yang tidak ada sedari tadi. Sebenarnya bukan hanya tadi, tapi dari kemarin sejak kedatangan mereka, Jay seakan menghilang.

"Bang Jay mana?" Tanya Nanda.

"Di kamar." Jawab Heeseung.

"Ouh yaudah.. aku panggil dulu, ya?" Ucap Nanda sembari ingin beranjak dari duduknya.

"Eh jangan!" Teriak Sunoo.

"Kenapa bang?" Tanya Nanda bingung.

"Dia sepertinya lagi ada masalah, biarkan saja dulu." Jawab Sunghoon.

"Iya, dari pada kamu di amuk in." Tambah Jake.

Ouh iya nih! Para member udah belajar beberapa bahasa Indonesia yang gak baku atau mungkin gaul. Jadi gak kaku lagi mereka kalau ngomong.

"Tapi dari kemarin gak makan deh kayaknya." Ucapan bunda membuat mereka khawatir.

"Biar ayah yang ngomong." Ucap ayah dengan nada tegas. Aura kepemimpinan ayah keluar, membuat siapapun bergidik.

"Gak perlu yah.. biar aku aja, sekalian nganterin makanannya ke kamar. Siapa tau bang Jay gak enak badan." Ucap Nanda untuk menenangkan ayah.

"Yaudah ni kak..." Bunda pun menyodorkan nampan yang berisi sepiring nasi goreng dan segelas teh hangat.

Nanda mengangguk, lalu membawakan nampan itu ke lantai atas dengan perlahan. Takut tumpah!

Nanda mengetuk pintu kamar, lalu membukanya perlahan, dan masuk sedikit tanpa menutup pintu. Ya iyalah! Mana berani Nanda nutup pintu?!

Jay terlihat sedang duduk di atas kasurnya sambil memegang kepalanya, terlihat frustasi.

"Kenapa bang? Mukanya kusut banget..." Canda Nanda untuk mencairkan suasana.

"Pergi, Nanda." Ujar Jay dengan nada dingin tanpa menoleh.

"Makan dulu, bang."

"Abang bilang pergi." Ucap Jay dengan penuh penekanan, dan masih tidak menoleh.

Nanda hanya menghela nafasnya. Dia lalu berjalan mendekat. Jay yang menyadari itu naik pitam.

"Abang bilang pergi!" Jay menatap Nanda kesal.

Nanda tersentak. Begitu pula dengan Jay yang melihat nampan di tangan Nanda.

Nanda menahan emosinya, kemudian tersenyum. "Aku cuman mau naroh nampan di nakas. Kalau gak mau makan, setidaknya minum teh nya."

Nanda pun segera berbalik setelah itu. Meninggalkan Jay yang menatapnya dengan rasa bersalah.

"Ouh iya.. aku ada di dapur kalau Abang butuh." Ucap Nanda sambil melirik sedikit, lalu keluar dan menutup kembali pintu kamar.

Jay terdiam sejenak. "Astaga kenapa aku membentaknya?!"

*****

Nanda terkejut dengan para member (-jay) yang menatapnya khawatir dari tangga.

"Kalian pada ngapain?" Tanya Nanda.

Ana Uhibbuki FillahWhere stories live. Discover now