Chanyeol tersenyum. Ia mendudukkan dirinya dibelakang Kris dan memeluknya dari belakang. Tubuhnya bersandar dengan punggung Kris yang bidang dan hangat.
“Aku tidak ingin menjadi pilihan dalam hidupmu, Chanyeol”
Chanyeol bergerak, ia menarik Kris untuk dipeluknya dengan lebih erat. Pipi kanannya bersandarr pada punggung Kris.
“Jadi…”
“Bisakah kau, mencintaiku sebanyak aku mencintaimu?”
Hanya dengan mengingat kejadian sore tadi, Chanyeol tersenyum. Jantungnya sudah berdetak dengan tidak karuan. Karna detakkan jantungnya begitu cepat, dan menakutkan.
“Aku mencintaimu, Chan…”
“Aku sangat mencintaimu, jadi ku mohon..”
“Cintai aku—
Kris tersenyum dengan tangan yang tidak berhenti menari diatas tuts keyboard laptopnya. Rasa tertekannya sedikit berkurang, setres dan emosinya akan tugas sekaligus pekerjaan yang dilimpahkan dari babanya sedikit berkurang.
“Akan lebih menyenangkan jika kau memelukku dari depan” ucap Kris dengan maksud menggoda, namun Chanyeol benar-benar menurutinya.
Ia berpindah kehadapan Kris. Duduk diatas paha Kris dan tersenyum manis.
“Aku sudah di depanmu” ucap Chanyeol dengan senyuman dan tatapan mata bulat polosnya.
Kris terdiam lalu menghela nafas panjang. “Oh God…” keluhnya dengan tangan memijat kening.
“Waaaaeeee?”
“You’re so cute!!” ucap Kris dengan gemas. “I wanna kiss you” ucapnya dengan mata tajam menatap Chanyeol serius.
Chanyeol mengerjap lalu menunduk. Namun jelas sekali pipinya merona merah parah sampai pada daun telinganya.
Chanyeol menyandarkan dagunya pada bahu Kris. Kris menatap layar laptopnya, menimbang. Haruskah ia matikan laptopnya dan lanjut cuddling dengan Chanyeol semalaman ini? Atau haruskah ia mengerjakan pekerjaannya besok dan membawa Chanyeol ke ranjang detik ini juga?
Kris berdehem. Ia mengecup bahu Chanyeol dan mengecup leher bagian sampingnya. Chanyeol tertawa kecil, mungkin karna geli. Ia menarik tubuhnya dan menatap Kris.
“Kenapa kau begitu harum?”
Kris mendekatkan wajahnya pada pangkal leher Chanyeol dan menyentuhkan hidungnya dengan leher Chanyeol. Ia membauinya. Chanyeol hanya mampu menengadah dengan tangan yang menccengkram kaus Kris dengan jantung berdebar.
“You really smell nice, like flowers or something” puji Kris dan kembali membaui pangkal leher Chanyeol yang indah.
Tangan Chanyeol bergerak mengacak rambut Kris. Kris menengadah. Matanya mengunci iris Chanyeol yang legam menatapnya tidak fokus.
“Sudah larut. Aku boleh menginap, kan?”
Chanyeol mengangguk. Kris merekahkan senyumannya. Ia kembali duduk dengan tegak namun kali ini ia membimbing tangan Chanyeol untuk memeluk lehernya erat.
Hap!
Kris berdiri dengan menggendong Chanyeol di depan tubuhnya. Kaki Chanyeol melingkar pada pinggang Kris yang melangkahh mendekati ranjang kemudian membaringkannya diatas ranjang empuk itu.
“Would it be okay if I kissed you?”
Chanyeol mengerjap. Kemudian dengan pelan ia mengangguk. “Mmm” jawabnya dengan gumaman.
Kris tersenyum tulus. Ia merapihkan anak rambut Chanyeol. Mengusap keningnya dan perlahan mempertemukan bibir mereka. Ia mencium bibir Chanyeol dengan lembut dan dalam. Begitu lembut seolah bibir Chanyeol adalah bibir yang sangat rapuh dan bisa terluka parah meski hanya karna goresan sedikit.
“Mmhhh—haaahhh…”
Kris tersenyum menatap bibir merah Chanyeol yang membengkak. Ia mengecup pucuk kepala Chanyeol dan dengan jemarinya ia menyentuh wajah Chanyeol yang terpejam.
Chanyeol membuka matanya dan mendapati tatapan penuh kagum juga cinta dan sayang yang dalam terpancar dari sepasang mata indah Kris yang kecoklatan. Ia memeluk Kris, menarik tengkuknya hingga Kris berbaring menindihnya.
“Aku mencintaimu, Kris Sunbae”
Kris terkejut dengan pengakuan itu. Ia menarik tubuhnya namun Chanyeol menguncinya dengan sepasang lengannya.
“Aku mencintaimu sebanyak kau mencintaiku”
“Okay. Aku mengerti. Jadi lepaskan—
Chanyeol mengusap wajah Kris setelah ia menangkup kanan kiri rahangnya.
“Sekarang giliranmu”
“Ne?”
“Katakan—
“Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu”
Chanyeol tertawa dan melepaskan Kris. Kris menjatuhkan dirinya untuk berbaring disisi Chanyeol dan menarik Chanyeol dalam pelukkan hangatnya.
“That will always be the immutable truth, Chanyeol”
“Hm?”
Keduanya saling menatap. Chanyeol menatap bingung. Itu kata yang baru di dengarnya. Sementara Kris tersenyum. Ia memainkan anak rambut Chanyeol, menyelipkannya dibalik telinganya.
“Immutable berarti tidak akan dapat berubah meskipun waktu bergilir, sesuatu yang tidak akan pernah dapat diubah”
Diluar hujan turun dengan deras. Angin menerobos masuk melalui celah jendela yang tidak tertutup rapat. Chanyeol mencengkram kaus yang Kris kenakan. Kalut dengan jantungnya yang tidak kunjung berdetak dengan normal.
“Immutable truth berrati kebenaran abadi. Kebenaran yang tidak akan pernah berubah”
Kris mengusap pipi chubby Chanyeol dan menunduk sedikit untuk menjangkau bibir Chanyeol dan menciumnya dengan kecupan seringan kapas.
“And your Immutable Truth is—
“I will love you until this world ends”
YOU ARE READING
Krisyeol; The Immutable Truth
FanfictionI was in Love. Now, I'm in Pain. You were my Happiness. Now, You are my Sadness.
37 ◕ Will Never Change (🇮🇩 Vers)
Start from the beginning
