19. BUKAN TEMAN KECIL!

Start from the beginning
                                    

Saat Bara mengalihkan pandangan dari ponselnya. Ada Sia yang masih berharap. Saat mata mereka bertemu dia langsung melambaikan tangannya dan melompat-lompat.

"Sia... lo jangan ngomong Teluk Alaska terus. Gue engga pernah setakut ini. Tapi denger lo ngomong itu—gue sakit."

Bara pun tersenyum lalu melambaikan tangannya. Mereka saling berhadapan di atas gedung sekolah yang saling bersebrangan. Saling memberi senyum dan tatapan penuh arti.

***

Bara mengambil surat izin dan bukti kepergiannya ke luar negeri untuk diberikan ke pihak sekolah. Dia merasa lumayan tenang karena Bintang lah ketua Pegasus sekarang.

Setidaknya, dia tidak akan menyerang saat dia tidak ada di sekolah. Tentu, karena ada Sia yang akan melarangnya. Bara tersenyum tipis sembari mencari berkas di dashboard mobilnya.

Kotak hitam dari Kakek Sia itu terus mengganggu penglihatannya. Kotak hitam itu—sedikit janggal. Tidak mungkin seorang Kakek yang begitu sayang pada cucunya, malah memberikan kondom pada sembarang cowok yang baru dia temui. Lagi pula, kenapa harus menggunakan kotak?

Bara pun mengernyit lalu mengeluarkan kotak itu kembali. Dia tersenyum sinis saat melihat busa bludru bak kotak perhiasan dijadikan sebuah ganjalan.

"Pesan rahasia? Menarik." Bara sudah menduganya. Kemarin dia lengah karena ada Sia. Sekarang dia bisa kembali berpikir jernih.

Ada dua buah surat di sana. Bara membuka surat paling atas terlebih dahulu.

Kondom cuma alasan. Kalau kamu pintar, pasti surat ini ada di tangan kamu, Bara William. Saya sebagai Kakek perlu menguji kamu. Apakah kamu layak dengan Cucu saya atau tidak. Kalau kamu sekarang masih baik-baik saja. Itu berarti kamu lolos ujian tahap pertama.

Kalau kamu sekarang babak belur di rumah sakit. Itu artinya kamu macam-macam pada Cucu saya. Jangan pernah macam-macam apa lagi sentuh Sia!

Di mata kamu mungkin saya seperti Kakek penggila harta. Walaupun memang benar seperti itu. Jangan anggap saya tidak menyayangi Sia.

Apa kita bisa atur pertemuan rahasia? Di kertas ke dua ada nomor saya, langsung hubungi. TANPA PERANTARA!!

Bara tertawa kencang membaca surat itu. Benar-benar tulisan tangan yang amat sangat rapi dan penuh ancaman.

Padahal dia baru saja memikirkan makna Teluk Alaska yang terus-menerus Sia sebutkan. Tapi membaca surat itu—cukup menghibur.

"Lo beruntung, Sia. Punya Kakek yang perhatian."

***

Crystal memainkan rambut Sia. Mengepang kecil menjadi beberapa bagian. Crystal cemberut karena Sia sangat fokus dengan tugas. Padahal itu bisa dikumpulkan minggu depan.

"Sia... aku tahu aku pengaruh buruk buat kamu. Tapi kita bisa ngobrol sebentar, kan?"

Sia yang mengerti pun langsung menutup bukunya lalu tersenyum. "Kamu bukan pengaruh buruk. Kalaupun iya, kayanya kamu pengaruh buruk terbaik."

Mereka pun tertawa kencang.

"Bohong kalau kamu bilang kamu nggak papa, kan? Anak kelas langsung bisik-bisik setiap lihat kamu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TELUK ALASKA 2 Where stories live. Discover now