Zade menaikkan sebelah alisnya, "kenapa begitu mendadak?",
Paul memberikan sebuah stopmap berwarna biru kepada keponakannya itu, "ya ini surprise untuk ulang tahun mu hari ini ",
"kau hanya tinggal menandatangani nya", imbuhnya lagi.
"jadi~", zade membaca beberapa baris tulisan di kertas tersebut, "paman akan menyerahkan seluruh perusahaan ini padaku?",
"of course, aku rasa kau sudah mampu untuk memegang tanggung jawab sebesar ini, tapi tenang saja... aku akan tetap mengawasi mu", di ujung kalimat pria paruh baya itu tersenyum tipis.
Pemuda itu hanya terdiam sambil meraih sebuah bolpoin.
"lagipula ini adalah perusahaan peninggalan mendiang ayahmu, aku hanya menjaganya hingga kau dewasa dan mampu untuk mengambil alih, bisa ditebak ini hampir bukan sebuah surprise sama sekali, iya kan?",
"hm, tidak juga~ tak masalah paman, terimakasih.. aku menyukai surprise ini", zade tersenyum sementara bolpoin di tangannya belum berhenti bergerak menorehkan tinta hitamnya di atas kertas.
Paul menepuk pundak sang keponakan, "ayo kita rayakan ini, Mmm kita bisa melakukan sebuah acara makan malam kecil keluarga nanti dan kau yang memilih tempat nya... Aku yang traktir ",
"hmm... seperti biasa, aku sangat menyukai traktiran",
◇◇◇◇◇
"oh, oke... aku sedang ke TKP sekarang kau bisa menghubungi ku lagi nanti ",
pats,
Sambungan telepon berhenti, pemuda itu mematikan ponsel dan memasukkannya kedalam saku celana panjangnya.
Naushed Anderson, seorang ahli forensik yang baru saja mendapatkan laporan sebuah kasus bunuh diri dalam trik ruang tertutup tengah berjalan cepat menyusuri jalan kecil yang menuju kesuatu rumah, Dimana sudah terlihat garis kuning polisi mengitari area itu disana.
Pemuda berbaju abu abu gelap itu tampak menemui seseorang dari divisi investigasi yang sudah menunggunya di samping harus polisi. Lelaki berseragam itu menyodorkan sebuah catatan mengenai hasil investigasi sebelumnya pada naushed.
"korban ditemukan meninggal pada pukul hampir 12 malam waktu setempat oleh tetangga korban", ucap petugas bernama Hans tersebut.
Sementara naushed masih diam mendengarkan sambil membaca laporan hasil penemuan tim investigasi dengan cermat. Nama korban, kondisi hingga beberapa catatan penting tentang keseharian dan beberapa hal lain.
"perkiraan waktu kematian korban adalah ± 9 jam yang lalu atau tempat pukul sebelas malam ",
Naushed masih membaca tulisan tulisan di lembar catatan itu dengan teliti.
"dari beberapa hal disini, kita menemukan beberapa kejanggalan", gumamnya.
Pemuda itu memberikan catatan tersebut kepada Hans, "aku akan masuk dan memeriksanya ",
Di dalam TKP, ia bisa melihat rumah tersebut yang sudah terbakar setengahnya pada bagian dapur.
"hmmm... kunci pintu terlepas, berarti seseorang mendobrak nya dari luar saat mengetahui kejadian ini",
Naushed mengamati dengan baik seluruh kondisi ruangan tersebut, disaat yang sama seorang lelaki berkacamata datang dan menyapanya.
"hei, kau agak terlambat kali ini", ucapnya.
Naushed menarik sudut bibirnya kecil, "hanya selisih 19 menit karena mobilku harus berputar arah disebabkan macet", sanggahnya santai sambil menerima beberapa lembar foto hasil tangkapan tim investigasi yang disodorkan kepadanya.
"dilihat lihat... sepertinya korban tinggal sendiri di rumah ini", ucap pria berkacamata bernama Leonard tersebut.
"hoo.. kau sudah berkeliling dirumah ini ya? ", tanya naushed.
"ya, semuanya kecuali kamar korban, aku masih mencari apa motif korban untuk bunuh diri karena sepengetahuan para tetangganya pria ini adalah orang yang baik dan ramah, ia tak pernah menunjukkan bahwa ia memiliki masalah sedikit pun",
"ada apa dengan kamarnya? ",
"Yeah, temoat itu terkunci dan kami tidak menemukan benda itu dimana pun",
jawab Leonard sambil berjalan di sisi naushed yang tengah menuju kearah dapur.
"aneh bukan?", tanya leonard menyambung.
Naushed hanya mangut mangut sebentar dan kini ia gantian memperhatikan isi ruangan didepannya.
"bekas lalapan api terlihat membakar setengah ruangan ini, ada pecahan kaca di mana mana dan beberapa benda jatuh yang tak beraturan", batin pemuda itu.
Tiba tiba Leonard menepuk pundak naushed, "apakah kau juga berpikiran seperti apa yang kupikirkan?",
Naushed mengangguk, "hm, tempat ini terlalu aneh untuk kita menyebutnya sebagai kasus bunuh diri",
....
To be continued..
_______________________________
Catatan writer :
Hmm... yeah, part-part awal memang selalu membingungkan, jadi tunggu saja bagaimana kelanjutannya.
Tapi, tanpa ada part awal maka alur cerita selanjutnya mengenai bagaimana mereka bertemu dan saling membunuh tidak akan tercipta, so~
*be patient and just enjoy it..
Thank's
ANDA SEDANG MEMBACA
INVADER
AksiSebuah panggilan telefon masuk saat seorang pemuda jenius tengah melakukan pentest di sebuah gedung perusahaan. Dan penelefon itu tak tanggung-tanggung memintanya untuk menghentikan aksi seseorang yang berupaya mencuri kode akses rahasia satelit yan...
cunning hack [part 2]
Mula dari awal
