Big town,
Tuesday on August, at 08:45 A.M.
▪︎▪︎▪︎
Disudut suatu ruangan, terlihat seorang pemuda bertopi hitam dengan wajah seriusnya tengah menatap fokus ke arah layar laptop depannya.
Seorang lelaki lain yang mengenakan setelan kemeja berjalan mendekat , "bagaimana perkembangannya sejauh ini?", tanyanya santai sambil bersandar pada kedua tangannya.
Pemuda bertopi itu melirik sekilas, "sejauh ini sistemmu masih rentan dengan beberapa serangan, mungkin semacam injeksi LDAP, masih kutemukan beberapa celah untuk peretas lain mampu menyisipkan sesuatu ke dalamnya",
pemuda itu berhenti sesaat, "..aku juga baru menyadarinya, hm.. katakan pada developer-mu untuk segera menambalnya", sambungnya lagi.
Lelaki berkemeja di sampingnya itu terlihat mangut-mangut lantas menyeruput secangkir kopi ditangannya, "padahal sepertinya baru kemarin si Jack menambalnya",
"berarti ia harus mem-patchingnya kembali, masih ada beberapa langkah lagi untuk menyelesaikan pen-test ini, tunggulah kurang lebih 17 menit lagi",
pemuda bertopi itu menatap jam tangannya.
"baiklah, kau bisa mendiskusikannya nanti dengan si Jack",
"ia lumayan handal, menembus sistem disini lumayan sulit dan memakan waktu cukup lama loh",
"aku tahu itu, temui aku di kantorku apabila kau sudah selesai nanti", ucap lelaki itu lantas menghabiskan kopinya dan berlalu pergi.
"hmm",
klap~
Suasana menjadi sunyi, hanya terdengar suara ketikan keyboard yang cepat dan bunyi jarum jam yang berdetak secara teratur di ruangan itu, sementara itu di luar bunyi bising mesin kendaraan terdengar samar dan lebih gaduh dari arah jendela lantai 7 di gedung yang ia tempati sekarang.
Pemuda itu menggemeretakkan jari jemarinya mengistirahatkan dirinya sesaat ketika proses loading sedang tertera di layar laptopnya.
87%___
90%___
96%___
drrrtttt..
drrrrrrtttttt..
Dering panggilan telepon sukses mengalihkan perhatian pemuda itu. Ia pun meraih ponselnya dari dalam saku, alisnya berkerut saat melihat deretan nomor yang berada di layar ponsel. Akhirnya ia pun mengusap layar dan menjawab penggilan tersebut.
"ya?",
"hei arfions, lama tak menghubungi mu",
"Diego?", alis arfions semakin berkerut.
"hm, omong-omong aku sangat membutuhkan bantuanmu sekarang",
Arfions bersandar ke kursi sambil menatap layar laptopnya,
"kau tahu?, aku sedang sibuk saat ini",
jari tangan kanannya masih bergerak lincah di atas keyboard sementara tangannya yang lain memegang ponsel,
"lagipula... kenapa kau menghubungi ku saat sedang butuh saja lah oi??",
"aku tahu kau sedang sibuk, karena itu aku jarang menghubungimu, tapi kumohon kali ini aku sangat membutuhkan bantuan mu",
ucap Diego sambil menekankan di bagian kalimat terakhirnya.
"kau sedang melakukan pen-test di sebuah gedung milik sebuah perusahaan bisnis kan?, yang kuperlukan sekarang adalah pergi ke gedung sebelah dan curi sebuah file di sana",
Arfions melirik ke arah jendela menyadari gedung apa yang berada di sebelah ruangannya, "sejauh ini baru kamu orang yang paling gila menyuruhku untuk meretas gedung itu",
YOU ARE READING
INVADER
ActionSebuah panggilan telefon masuk saat seorang pemuda jenius tengah melakukan pentest di sebuah gedung perusahaan. Dan penelefon itu tak tanggung-tanggung memintanya untuk menghentikan aksi seseorang yang berupaya mencuri kode akses rahasia satelit yan...
