semanis kue nastar

994 216 48
                                    

Bersama kamu ku jadi tau artinya waktu, lebih berharga dari harta didunia...
Bersama kamu ku rasa jauh lebih mengerti, arti cinta tanpa harus mengucapkan cinta...

Wanita Terbahagia
_Bunga Citra Lestari_

_____

Agaknya lagu yang mengalun merdu dari handphone mahesa itu sangat mewakili apa yang dirasakan Ajeng selama ini.

Sebelumnya tak pernah ada bayangan jika ikatan persahabatan itu akan melangkah jauh seperti sekarang ini, tidak ada yang berubah dengan kelakuan mereka yang sama-sama suka becanda dan lain sebagainya, ketika menjadi bestie to be suami-istri, yang bahkan sebentar lagi punya baby

Mahesa terus memperhatikan Ajeng, seolah menjadi pengawas CCTV sejak tadi pagi. Selepas Ajeng mengungkapkan segala keluh kesah ketakutannya atas keadaan Mahesa waktu itu, kini dirinya dibuat lebih terkejut lagi karena adanya kabar bahagia yang turut mengiringi

Mengingat malam itu saat Mahesa juga Wildan tau kabar bahagia, Ajeng sadar dari pingsan dengan wajah yang begitu memelas, menangisi Mahesa dengan sepenuh hati, tapi malah cengiran lebar yang dia dapat.

Luka perih diperut Mahesa seolah menguap begitu saja, setelah pulang dan dirinya dengan begitu antusias menceritakan ke Ibu, padahal Ajeng sendiri seolah masih linglung karena begitu banyak yang membuatnya kaget dan kepikiran

Tapi disamping itu, Mahesa dan Ajeng juga memikirkan bagaimana keadaan Zain disana? Ditengah situasi keluarga yang begitu rumit, justru ada saja hal yang membuat anak itu pontang-panting memperbaiki keadaan

Semua sesak, kesal, dan sakit hati yang selama ini tersisa dan semakin menjadi-jadi, membuat mental Mahesa kian tertanam apa yang namanya sabar dan memaafkan. Tapi jujur, manusia biasa tak ada yang sehebat itu mengikhlaskan segala hal dengan begitu gampang

Setelah memikirkan semuanya secara matang², Mahesa akhirnya memutuskan sesuatu. Ada materi peninggalan almarhumah nenek berupa sebidang tanah, Mahesa akan menjual itu dan akan menyerahkannya ke Pak Le' selaku memenuhi hukum waris

Biarlah dirinya yang menempati rumah, itu sudah cukup adil karena Mahesa juga tau diri posisinya sebagai seorang cucu.

Selama ini dirinya juga memenuhi kebutuhannya dari hasil dirinya bekerja, mengurus segala keperluan rumah dan menemani nenek dimasa tuanya adalah hal yang membuat Mahesa begitu bersyukur, menjadi cucu yang bisa diandalkan adalah sebuah kebahagiaan dan puncak kebanggaan tersendiri yang tak ternilai baginya.

Jeng, nanti abis ini beli rujak yuk, Tapi kayaknya makan seblak juga enak, es cincau seger, dadar gulung depan perempatan masih jual gak sih?"

Ajeng aja speechless, bisa-bisanya Mahesa habis buka puasa tapi masih ngiler pengen makan ini itu, gak kayak biasanya. Padahal yang begini kan kelakuannya Ajeng

Percakapan mereka malam itu memberikan ruang bagi keduanya untuk saling membagi rasa, saat sebelumnya dunia Mahesa diambil secara berkala, kini di hadapannya ada dunia baru yang begitu ia jaga

Mendengar dengan seksama keinginan random nya sejak tadi dengan sedikit keheranan, alih-alih pura-pura merajuk dengan nasehat Ajeng yang menyuruhnya untuk tak terlalu kalap makan, Mahesa justru terpesona dengan sepasang mata dengan bulu mata lentik yang memandang nya penuh rasa

"Jeng, aku gak tau udah berapa kali ngucap syukur" Mahesa menutup mulutnya dengan telapak tangan, seolah speechless lalu salting sendiri, sambil mesam mesem ngeliatin Ajeng

Kepala Ajeng yang tertutup hijab, Mahesa usap. Sebuah hal sederhana yang menjadi sebuah kebiasaan bagi Mahesa sejak dulu. Bukan dengan Ajeng, melainkan setiap Mahesa bersama anak kecil didekatnya. Karena jujur, memperlakukan Ajeng seperti itu, Mahesa baru berani setelah Akad

______

Lebaran tinggal menunggu beberapa hari. Kejadian mengejutkan yang terjadi belakangan ini membuat Ajeng cukup lelah. Namun satu hal yang selama ini membuatnya mendongak dengan hati yang tabah, Di sampingnya ada Mahesa yang siap sedia menggenggam nya, menguatkannya tanpa ada rasa ragu

Menyambut lebaran kali ini, jangankan memikirkan baju baru dan lain sebagainya, kejadian kemarin malam membuat dunia Ajeng seolah diombang-ambing dengan rasa ketakutan

Jujur, Ajeng sudah tak punya semangat lagi setelah Mahesa mengalami insiden itu, Mahesa dimintai keterangan polisi untuk menangkap kedua penjahat itu, belum lagi Mahesa sibuk mengurus surat dan tawar menawar harga tanah yang akan ia jual. Disini Ajeng yang hatinya masih belum bisa legowo

Setelah semua kejadian buruk terjadi, toh nyatanya Mahesa masih bisa berlaku adil. Mahesa masih waras menyikapi keadaan

Bahan-bahan untuk membuat kue terlanjur dibeli, yang tadinya Ajeng ingin mencoba hal baru dengan belajar membuat kue dengan ibu, moodnya jadi sirna begitu saja

Namun tak mau membuat bahan² itu mubazir nantinya, dengan tekad akhirnya Mahesa lah yang mengolah. Sambil ditinggal Ajeng sholat taraweh di musholla, Mahesa dengan sibuk berkutat didapur sendiri. Mau ikut sholat juga masih tak sanggup, yang harusnya istirahat, Mahesa justru fokus manggang kue

Tak lama terdengar pintu depan terbuka dengan ucapan salam yang menggema kedapur dan dijawab Mahesa

Masih lengkap mengenakan mukena, Ajeng speechless diambang pintu dapur, melihat Mahesa sudah berdiri membawa loyang yang berisi kue nastar lucu-lucu selesai dipanggang

"Aaa...dibuka mulutnya, cobain enak gak?"

Dengan terburu Ajeng membuka mulut saat Mahesa menghampiri sambil menyodorkan satu kue ke mulutnya. dengan terdiam, Mahesa menunggu reaksi Ajeng untuk berkomentar

Disinilah kadang sifat lebay Ajeng kumat, Pura-pura mengelap airmata sampai tak mampu berkata-kata saking enaknya kue itu dilidahnya, lalu mulutnya kembali mangap yang bermaksud agar disuapi Mahesa lagi

Dengan tawa Mahesa akhirnya menyuapkan kue itu sekali lagi sampai pipi Ajeng menggembung lucu penuh nastar

"Ya Allah asli, gemes banget huahahaha" Tawa Mahesa menggelegar, membuat satu manusia lagi masuk secara diam-diam kedapur

"Baunya enak banget, mauuuuu" Heboh Wildan, Mahesa mengangguk "boleh, ambil" Jawabnya, tapi saat Wildan baru mau mencomot satu kue yang terletak di toples, Mahesa tiba-tiba menginterupsi "Ambil yang pecah, sama yang gosong"

Dengan dongkol Wildan memicing tak terima "Ck, kenapa sih semua orang tuh sama aja, keluarga sendiri mau nyobain aja kudu yang produk gagal kayak pecah, retak, gosong, giliran tamu aja dikasihnya yang bentuknya sempurna, rapi, enak, lezat, bergizi" Protesnya

"Becanda" Saut Mahesa lagi dengan tawa "ambil toples yang udah ditutup, itu mas Hesa siapin khusus buat kamu" Mendengar itu membuat Wildan sumringah, lalu memeluk toples tadi dan nyelonong pulang begitu saja "sayang mas Hesaaaa" Teriaknya sambil flying kiss, sampai akhirnya benar-benar pergi

Ajeng yang masih sibuk mengunyah tiba-tiba nyeletuk "Sa, jangan senyum jangan ketawa, diem"

Mahesa memandang bingung, lalu beneran mingkem gak ketawa lagi, membuat Ajeng diam-diam terkekeh geli "kalau gini manis kuenya pas, soalnya tadi pas kamu senyum kuenya jadi kemanisan"

Terlihat salah tingkah, Mahesa menyodorkan beberapa kue lagi ke mulut Ajeng yang membuat pipinya menggembung lagi,  sampai Ajeng kewalahan mau mengunyah. Dirinya jadi cemberut melihat Mahesa yang lagi-lagi tertawa, sampai di detik berikutnya pipinya dikecup singkat, dan pelakunya langsung melarikan diri

"MWAHESHAAAA" Teriak Ajeng dengan mulut penuh, membuat kue yang dikunyah menyembur semua.





________

Mahesa : lariiii...... 🏃

Mood banget bacain komentar kalian sebelumnya 😭👍 terus kasih tanggapan kalian lewat komentar ya.

Lebaran sebentar lagi, tapi jujur belum persiapan apapun, minta kue nastar nya Mahesa enak kali ya. Mau ikut aku gak nanti, halal bihalal ke rumahnya Mahesa dkk.

Kita minta thr-an sama Jaya 🤭

[ STMJ ] Feat. Lee Heeseung ✔Where stories live. Discover now