21. Earth Day

4.7K 528 8
                                    

Setelah melewati acara hari Kartini, kini Neo masuk sekolah di waktu yang menurutnya tidak tepat. Apalagi kalau bukan Earth Day?

Osis di sekolahnya mengadakan acara Earth Day, dan dengan paksa menyuruh hampir seluruh siswa-siswi SMA Mentari untuk ikut memeriahkan acara.

"Apanya yang memeriahkan acara? Yang ada dijadiin babu!" dengus Neo yang sedang memunguti sampah-sampah berserakan.

Kegiatan yang bertajuk Save The World itu memang memiliki maksud yang baik. Tapi tetap saja Neo tidak suka. Dengan embel-embel menjaga bumi, dan melestarikan bumi, bukan berarti harus memaksa orang lain untuk bersih-bersih kan? Lagipula ia bukan Boboiboy yang memiliki kewajiban untuk menjaga bumi dari alien pencuri coklat.

Lihatlah anggota osis, mereka yang buat acara. Tapi mereka yang leha-leha. Kerjaannya hanya memantau sambil mondar-mandir. Bukannya membantu membersihkan halaman sekolah.

Neo tidak peduli seragam putih abu-abunya sudah basah dengan keringat. Masa bodo dengan area basah di lipatan ketiaknya. Dan masa bodo dengan aroma bau busuk yang tercium.

Di bawah terik sinar matahari, bukan penampilan yang Neo perhatikan. Siapa yang peduli dengan penampilan buruknya? Hampir semua teman-temannya juga sama dengannya. Bahkan ada beberapa cewek yang sampai tembus, ups.

Neo menggeleng. Berusaha menjernihkan pikirannya. Ketika ia menoleh ke kanan, ia bersitatap dengan seorang gadis yang juga tengah menatap ke arahnya. Gadis itu adiknya Geo, Phytagoras Rahesa. Cewek yang dulu pernah Neo tembak karena dare.

Neo mengendikkan bahunya tidak peduli ketika Phyta membuang muka. Dari awal Neo sudah tahu, cewek itu memang aneh. Kakaknya juga aneh sih, tapi Neo suka. Kalau adiknya, amit-amit.

"Neo. Liat deh, itu boti binal pengen banget gue santet!" gerutu Tino sambil menunjuk ke arah seorang cowok pendek.

Mata Neo mengikuti arah pandangan Tino. Seketika mulutnya mengerucut. Dengan jelas ia melihat Termos yang sedang mengelap keringat Geo dengan tisu. Lebih parahnya Geo sama sekali tidak menolak.

Padahal kemarin baru saja Geo membuatnya baper. Tapi kenapa sekarang ia malah diam saja ditempeli oleh kucing liar itu?

Selama beberapa menit, Neo terus membersihkan sampah sambil cemberut. Seolah ada energi negatif yang berada di sekitar Neo, membuat beberapa orang menjauh dari cowok berperawakan mungil itu.

"Nih." Sebuah suara membuat Neo mendongak.

Geo berdiri di dekat Neo. Tangannya menyodorkan sebotol air mineral yang keliatan masih dingin.

"Udah gue bukain tutup botolnya," ucap Geo lagi.

"Makasih," sahut Neo jutek. Merebut paksa botol minuman itu. "Kucing lo ke mana?"

"Kucing?" Kedua alis Geo mengerut.

"Cowok yang selalu ngintilin lo," dengus Neo, lalu meminum air pemberian Geo.

Geo mengangkat alisnya sambil tersenyum. "Lo cemburu?" godanya.

"Gak!" dengus Neo kesal sambil mengembalikan botol minum yang sudah kosong itu kepada Geo.

"Bilang aja kalo cemburu!" ledek Geo sambil tertawa pelan.

"Berisik!"

Arsenic [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ