fifteenth page; Anak 'kita' ya?

ابدأ من البداية
                                    

Semua orang selalu suka dengan suaranya yang lembut, terutama para pengunjung cewek cewek yang kini sedang tersipu dan senyum senyum malu ketika ditatap langsung oleh Jaedan.

"Behh, emang bintang nya fakultas teknik yang satu ini fans nya ada dimana mana!" Seru Dylan sambil menepuk pundak Jaedan sebanyak dua kali dan tersenyum bangga.

"By the way, kalian putus karena Karina balikan sama mantannya?" Alkena tiba tiba membahas soal hubungannya dengan gadis itu lagi.

"Hah?" Jaedan bingung.

"Iya, gue pernah liat dia sama si Louis cipokan di depan perpustakaan anjir, gila banget! Gue mau ngasih tau lo waktu itu, Jae. Tapi gue takut salah orang, ditambah lo waktu itu kayanya masih di rumah sakit."

"Kapan?? Lo liat mereka kapan?" Jaedan bertanya lagi, dia tahu ini bukan saat dan tempat yang tepat untuk membahas hal hal seperti ini, tapi Jaedan harus tahu. Itu artinya saat dirinya melihat Karina berciuman dengan pria lain waktu itu—itu bukan kali pertama?

Serta—laki-laki yang berciuman dengan Karina saat itu adalah Louis? Mantan Karina sekaligus sepupu dari musuh bebuyutan nya sejak SMA, Leon.

"Beberapa minggu yang lalu." Jawab Alkena.

Beberapa minggu yang lalu—itu berarti memang benar saat Jaedan masih ada di rumah sakit, masih dalam kondisi yang kritis akibat kecelakaan mengerikan hari itu. Karina sudah menjalin hubungan dengan laki laki lain di belakangnya sejak lama.

Mendadak rasanya Jaedan ingin tertawa dan menangis secara bersamaan.

Ia merasa sangat tolol.

Ditengah-tengah bisingnya suara suara di kepalanya—Jaedan mendengar suara seseorang yang sangat ia kenali. Panggilannya membuat suara suara bising di kepala Jaedan seketika berhenti. Cowok itu mengedarkan pandangannya hanya untuk menemukan seorang wanita berparas cantik berdiri tidak jauh darinya sedang melambaikan tangannya.

Jaedan tersenyum tipis. Ia tidak tahu mengapa, tapi ketika bersama atau sekedar melihat Christie tersenyum ke arahnya—Jaedan merasa segalanya jauh lebih baik.

**

"Tante sejak kapan disini?" Jaedan memutuskan untuk bertanya saat ia sudah duduk dihadapan Christie.

"Sejak kamu nyanyi"

"Tante nontonin Jaedan nyanyi???"

Christie terkekeh, "Iya, suara kamu mirip—hng.. maksudnya suara kamu bagus" Hampir saja ia menyebut nama Jeffrey.

"Hehehehe, makasih tante... kata dad, dulu daddy juga suka nyanyi waktu masih sama mama. Tapi sejak mama pergi.. daddy udah enggak pernah nyanyi lagi," Jaedan menyeruput kopinya, "Ternyata daddy ngerasa se-kosong itu setelah mama pergi. Jaedan pikir.. selama ini yang paling ngerasa kangen sama mama cuman Jaedan sama Nana." Cowok itu tertawa hambar.

"Aneh, padahal lihat wajah mama aja nggak pernah, tapi kok bisa kangen. Mama pergi waktu saya masih umur dua tahun, waktu ingatan saya belum terlalu bagus buat mengingat ingat wajah mama. Kadang saya mikir... apa mama sebegitu nggak menginginkan saya dan saudara saya? Kalau saya diberi kesempatan buat ketemu mama sekali aja sebelum saya mati, saya cuman mau bilang kalau saya kangen dan sayang banget sama mama. Saya pengen peluk mama sekali aja."

Christie merasa tertampar dengan curahan Jaedan barusan. Rasanya ia ingin menangis sambil meminta maaf pada anak-anaknya yang pernah ia tinggalkan. "Ini mama, anakku.." Christie membatin, sekuat tenaga ia menahan air matanya agar tidak jatuh.

FINDING MOMMYحيث تعيش القصص. اكتشف الآن