"Ah maaf yah. Dia pegawai baru d sini jadi mungkin ia tak tau kalau kau istri ku"

"Ah sialan, aku seperti orang gila saja yg mengaku sebagai istri seorang CEO ternama dan malah mengamuk saat tak boleh masuk"

"Maaf yah, lagian d kantor ini memang tak banyak yg tau tentang kita"

"Uh tak apa"


........

Saat sampai di ruangan Vian. Rino mulai membuka kotak bekal yg ia bawa.

"Kau bawa apa sayang? Hummm sepertinya enak"

"Hanya sushi dan sedikit salad buah untuk makan siang kali ini. Aku ingin membuat kejutan dan makan siang bersamamu"

"Wah terimakasih yah. Kau memang istri yg baik"

" Pasti dong yuk makan"

"Okay, oh iya tadi ke sini naik apa?"

"Pakai mobil yg baru. Oh iya sampai lupa aku ga beli minuman tadi. Padahal tadi pen berhenti dulu trus beli d jalan"

"Ya udah kita beli d kantin kantor aja, kamu mau apa?"

"Apakah ada grey tea? Aku ingin minum itu"

"Ada, baiklah aku akan telfon Yohan untuk membeli kannya"

"Tak usah, biar aku yg beli. Katakan saja di mana kantinnya"

"Tak apa biar dia saja"

"Dia pasti juga sedang istirahat sekarang biar aku saja"

"Baiklah biar aku saja yg beli sendiri"

"Eh tak apa? Seorang CEO beli minuman sendiri d kantin?"

"Tak apa, memangnya kenapa? Aku tak ingin kau kenapa-kenapa saat ke kantin nanti"

"Uh baiklah aku tunggu d sini. Cepatlah agar kau bisa makan dengan nikmat"

"Baiklah aku beli dulu yah sayang "

Cup

Vian mengecup kening Rino dan berlalu pergi untuk membeli minuman.

Tak lama Vian kembali dengan grey tea dan teh oolong di tangannya. Ia rasa tak lengkap bila makan sushi tanpa minum teh. Mereka makan dengan tenang dan harmonis dan sesekali Vian menyuapi Rino yang mengunyah makanan dengan pipi yg menggembung penuh.

......

Selesai makan siang Rino tak langsung pulang. Ia menunggu d sana sampai Vian selesai bekerja. Ia akan bosan lagi jika kembali kerumah sendirian, lebih baik ia d sini menemani Vian dan melihat sekretaris nya Yohan yg keluar masuk ruangan untuk memberitahu kan jadwal rapat selanjutnya serta dokumen penting yg perlu Vian ketahui.

Yohan sendiri merupakan teman SMP Vian yg sangat akrab layaknya saudara. Mereka sangat profesional jika d kantor. Layaknya atasan dan pegawainya, tetapi jika sudah d luar mereka sangatlah dekat dan tak segan melempar pukulan saat bercanda.

"Aku sudah selesai Rino. Mau pulang sekarang?"

"Uh iya ayo. Eh tapi kita harus belanja makanan dulu, tadi hanya tinggal sedikit. Dan aku juga ingin susu, jadi kita akan beli beberapa lalu pulang"

"Baiklah, lalu mobilnya bagaimana?"

"Bagaimana kalau pulang dengan mobilku, biar Yohan yg membawa pulang mobilmu. Jadi besok Yohan akan menjemputmu untuk ke kantor. Lagian kan rumahnya dekat kantor"

"Baiklah ayo kita pulang "

"Sudah mengabari Yohan?"

"Akan ku kirimi ia pesan dan meninggalkan kunci mobil ku di meja depan "

"Baiklah yuk"

............



Di supermarket pun mereka layaknya sepasang orang yg sedang di Landa kasmaran karna tangan yg tak lepas saat bertaut juga senyum di wajah mereka berdua ketika memilik bahan makanan serta keperluan bulanan yg sudah waktunya di restok ulang.

Pulang dengan membawa 3 kantong belanjaan yg penuh dan mulai menata nya ke tempat yg seharusnya.

"Banyak juga yah Rino belanjaan kamu"

"Iya,  tadi bahan makanan, perlengkapan mandi, sendal rumah, skincare ku, susu, cemilan, dan beberapa papan permainan "

"Kenapa beli papan permainan?"

"Kalau aku bosan kan bisa main itu trus ngajak Obi ke sini juga ato g kamu pas libur"

"Oh gitu, ya udah aku mau nonton tv"

"Mau di buatin apa Ian? Sekalian makan malem yah trus nanti aku temenin nonton"

"Susu yg kamu beli tadi kalo g salah ada rasa matcha, yg itu aja. Sama buatin sup ayam sama jamur yah. Lagi pengen itu ntar kalo udah panggil aja"

"Okay d tunggu yah tuan masakannya akan matang tak lama kok"

"Hahahaha baiklah lu tunggu jangan lama atau aku takkan membayarnya "

"Hehh kalau kau tak bayar akan ku ambil sendiri di dompetmu itu tuan pelit"

" Kau ini sedang drama apa lagi sih hahah"

"Seorang pelayan restoran yg memasak untuk tuan menyebalkan "

"Astaga baiklah aku tunggu "

Dengan serius Rino mulai memasak dan sesekali melirik Vian yg menonton berita di televisi.

Rino sendiri sebenarnya tak terlalu pandai memasak. Ia belajar dari Cindy saat sang mantan kekasih sedang sakit dan perlu bantuan untuk di rawat. Cindy adalah perempuan yg sangat baik yg pernah d kenal Rino. Kabarnya sekarang ia sedang dekat dengan seorang aktor yg tampan dan juga baik terhadap dirinya. Syukurlah jika Cindy menemukan orang yg tepat untuk wanita sebaik dirinya.

..............




TBC yah sabar readers. Ruki akan berusaha untuk menamatkan ceritan ini agar tidak menggantung dan lanjut menyelesaikan cerita yg satunya. Jangan lupa mampir ke akunnya Ruki buat tau cerita yg lainnya.

Follow, coment, dan dukung terus cerita Ruki yah biar tambah semangat 😚💕

Nikah?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang