Epilog

17 2 0
                                    

Happy reading~

Smile or Pain

Zamora bangun dengan nafas yang memburu dan pelipis yang dipenuhi oleh keringat. Samar-samar ia mendengar pembicaraan diluar ruangan.

"Keluarga pasien?"

"Bukan, saya teman dari pasien. Saya bisa mengunjunginya?"

"Tentu"

Zamora mengedarkan pandangannya melihat sekeliling ruangan yang ditempati olehnya.

Sebuah cyborg terlihat sedang berjalan kearah Zamora.

"Sudah bangun sepenuhnya nona?" Tanya sang cyborg yang di dadanya tertulis C-kzz².

Zamora menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan bertanya, "i-iya saya sudah bangun"

Zamora bingung, mengapa ia tak se ruangan dengan Tamara? Kenapa ada cyborg disini? Kenapa ruangan ini sangat canggih dan dipenuhi oleh hologram? Banyak sekali pertanyaan di kepala Zamora.

Cklek...

Pintu ruangan terbuka menampakkan dua orang tengah berbincang sembari masuk kedalam ruangan.

Zamora langsung teringat dengan namanya. Adrianne dan Daeva. Tapi untuk apa mereka mengunjunginya? Bukankah mereka anggota inti tertutup dari CDM?

Daeva tersadar jika Zamora sudah terbangun dan langsung memeluk Zamora erat.

"Siuman juga lo" Daeva melepas pelukannya dan duduk di kursi dekat bangsal Zamora.

"Loh, Tamara mana?" Pertanyaan Zamora membuat kedua temannya bingung, "terus Liora, Viera, Aurora, Leon, Rajeza, Arkan, Rendi, Juan?" Zamora kembali menatap cyborg tersebut, "ini kenapa ada cyborg? 2020 kan ga secanggih ini!"

"Za? Lo lupa? Ini udah tahun 2112" Adrianne mengingatkan Zamora dan diangguki oleh Daeva.

"Gue kenapa ada dirumah sakit?" Tanya Zamora.

"Lo kecelakaan" Kemudian Adrianne memanggil dokter untuk memeriksa Zamora. Zamora terdiam.

"Gue gatau lo mau percaya atau ga tapi," Adrianne menghela nafasnya sebentar, "lo masuk sini gara-gara keserempet kereta pas lagi naik flying board, terus jatoh"

(Fyi, kereta di tahun 2112 udah jalur udara)

"Bener! Gue juga sebenernya bosen jenguk lu ke rumah sakit gara-gara kasus yang sama" celetuk Daeva.

Daeva tiba-tiba teringat pertanyaan yang akan ditujukan pada Zamora saat ia memasuki ruangannya.

"Eh, tadi kan lo nyebut Tamara sama antek-anteknya. Nah itu lo ngalamin apa sampe inget nama orang asing?" Daeva berharap mendapat jawaban yang pas dengan pertanyaannya.

Saat Zamora baru membuka mulutnya, dokter dengan ber name tag 'Ze' membuka pintu ruang rawat Zamora diikuti dengan cyborg yang membantu membawa alat-alat pemeriksaan. Adrianne dan Daeva sontak keluar dari ruangan.

Dokter tersebut memeriksa keadaan Zamora secara telaten.

Zamora memperhatikan dokter tersebut, "Ze" Panggil Zamora secara tak sadar.

Sang dokter menatap Zamora dan tersenyum tipis, "Ya? Ada yang sakit?" Zamora sepertinya mengenal suaranya. Tapi siapa?

"Ah, tidak" Zamora menjadi malu sendiri karena memanggilnya tidak memakai embel-embel dokter.

Selesai memeriksa Zamora, sang dokter membereskan alat yang barusan dipakai.

Dokter tersebut mengelus kepala Zamora pelan, "kalau ada sakit bilang ya"

Smile Or Pain [✔️]Where stories live. Discover now