05 : Kekacauan Karena Kepergian Hyunjin

Start from the beginning
                                    

Alis Hyunjin berkerut tak suka. Memangnya kepalanya itu batu? Semakin kencang pun yang akan terasa sakit itu kepalanya bukan si kaca.

"Hyung, aku bukan hamster dan berhenti mengusap kacanya!" Hyunjin sedikit mendorong tubuh Changbin yang condong kearahnya. Jengkel bukan main melihat tingkah kakaknya sepagi ini. "Harusnya kepalaku yang kau usap, sakit tahu."

"Oh Adikku sayang ini kesakitan ya? Sini Hyung usap kepalanya." Changbin segera mengusap kepala Hyunjin dengan sayang. Tatapan jahilnya berubah sendu begitu ingat apa saja yang terjadi pada Hyunjin. Dia sadar Chris begitu membedakan Hyunjin dan dia masih tidak tahu apa alasannya. Selama ini yang bisa dia lakukan hanya menjadi tameng untuk adiknya.

"Hyunjin..." panggil Changbin. Suaranya mengalun pelan seolah takut Hyunjin terkejut.

Matahari mulai naik menebarkan sinarnya hingga menembus kaca mobil. Suasana menjadi lebih hangat walau AC masih menyala. Suasana parkiran mulai ramai oleh mobil yang keluar masuk. Mereka masih disini seolah tidak peduli dengan tarif parkir yang bisa saja meroket.

"Ya?" Hyunjin mengalihkan pandangannya dari luar. Menatap Changbin dengan raut penasaran. Tatapannya serius sekali membuat Hyunjin heran dengan perubahan yang tiba-tiba itu. Tangan Changbin bahkan masih setia mengelus rambutnya.

"Aku menyayangimu, adik kecil. Kau tahu kan?"

Kernyitan di dahi terlihat begitu Changbin menyelesaikan kalimatnya. Hyunjin sedikit menarik tubuhnya menjauh. Total merasa aneh mendengar ucapan itu keluar dari bibir yang biasanya hanya bisa mengejeknya saja. "Setahuku hantu tidak beroperasi di siang hari."

Changbin terdiam beberapa saat, masih memproses respon yang diberikan Hyunjin. Hantu? Dia bilang jika dia menyayangi Hyunjin, kenapa adiknya itu malah membahas hantu?

Sekarang Hyunjin merasa merinding karena Changbin menatapnya dengan tatapan kosong. Apa yang terjadi dengan kakaknya?!

"Sial, aku tidak kerasukan!" protes Changbin saat otaknya sudah mengerti apa maksud ucapan Hyunjin. Dia memukul lengan atas adiknya main-main.

Hyunjin tertawa. Merasa puas melihat reaksi Changbin yang lambat. Ya, itu adalah hiburan tersendiri untuk Hyunjin. Ia mengusap lengannya yang dipukul Changbin. "Kau aneh Hyung. Ayo kita pulang," ajak Hyunjin. Dia bersiap memakai kembali sabuk pengamannya. Dalam senyumnya yang menghipnotis Changbin, diam-diam Hyunjin mempersiapkan hatinya untuk kembali bertemu Chris.

Changbin mengangguk. Melihat senyum yang Hyunjin berikan ia tidak ada alasan untuk menolak ajakan adiknya. Kunci diputar dan mesin dinyalakan. Changbin berdehem singkat sebelum kembali melirik kearah Hyunjin. "Yakin pulang?"

Anggukan menjadi jawaban. Changbin tersenyum kemudian langsung melajukan mobilnya menuju rumah. Hyunjin sudah baik-baik saja, pikirnya.

...

Suara musik mengalun pelan di dalam kamar bernuansa abu itu. Suara ketikan keyboard berpadu dengan musik yang diputar. Dibalik kegiatan tangannya yang tampak lincah, wajahnya yang nampak fokus, sebenarnya pikirannya jauh dari kata fokus. Kacau. Pikiran Chris sedang kacau sebab kedua adiknya tidak kunjung memberikan kabar. Chris masih memakai setelan kantornya. Celana bahan hitam dan kemeja putih yang dua kancing atasnya terbuka tak lupa lengannya ia gulung sampai siku. Sedikit berantakan untuk ukuran seorang Chris yang perfeksionis.

Khawatir? Tidak juga.

Chris yakin perasaan yang dia rasakan saat ini bukanlah rasa khawatir seperti yang dirasakan adik-adiknya yang lain. Dia hanya merasa penasaran bagaimana mereka tidur, makan, atau dimana mereka tidur.

Tok tok

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya dari laptop –yang sebenarnya tidak begitu dia perhatikan. Setelah merenggangkan otot-ototnya pria itu segera beranjak untuk membuka pintu.

Brothers - SKZ x BTSWhere stories live. Discover now