05 : Kekacauan Karena Kepergian Hyunjin

Start from the beginning
                                    

Semua yang mendengarnya saling pandang. Mereka jelas saja tidak menyangka. Chris yang mereka kenal sangat baik dan perhatian terhadap semua adiknya bisa bersikap tidak peduli seperti ini pada Hyunjin. Sebuah tanda tanya besar bergelayutan di kepala mereka. Sejak dulu, kenapa Chris selalu bersikap acuh pada Hyunjin?

Suasana hening untuk beberapa saat. Semuanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. 

Keributan tadi malam adalah keributan paling hebat yang terjadi di rumah ini. Walaupun Hyunjin dan Chris termasuk dua orang yang sering bertikai tapi mereka tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang menyakiti satu sama lain. 

"Ponsel mereka tidak aktif." Jeongin bersuara pelan setelah puluhan kali mencoba menelpon kedua kakaknya. Suara operator yang terus menyambutnya membuat rasa khawatirnya kian memuncak. Bagaimana jika sesuatu terjadi kepada mereka? Bagaimana jika mereka memutuskan untuk tidak kembali ke rumah ini?

"Sudah selesai sarapannya? Sekarang waktunya kalian berangkat." Chris bangkit kemudian berjalan untuk menyimpan piring kotornya. Mengabaikan perkataan Jeongin. Titahannya seolah mencegah siapapun yang ada di meja makan untuk membalas perkataan Jeongin juga.

Yang lainnya mengangguk patuh lalu mulai bersiap tanpa mengatakan sepatah katapun. Lino menatap prihatin pada adik-adiknya dan punggung Chris yang sedang sibuk membereskan meja makan. Lino tahu, dari bagian hatinya yang paling dalam, Chris pasti terusik karena kepergian Hyunjin dan Changbin. Saat yang lain tidak bisa melihat, Lino bisa melihat dengan jelas ada kegusaran dalam diri Chris pagi ini.

"Sore ini Daddy pulang. Kalian tidak boleh kemana-mana sepulang sekolah nanti. Supir akan menjemput kalian."

...

"Tidak usah sekolah ya, Hyung?" Hyunjin sudah memohon sejak percakapan mereka di kap mobil selesai. Kini mereka sudah di dalam mobil, sedang menikmati cheese burger untuk sarapan mereka.

"Ya, lagipula sudah terlambat untuk pergi ke sekolah." Changbin melirik arlojinya. Orang-orang di rumah pasti sudah berangkat. Akan terlambat jika dia membawa Hyunjin pulang sekarang dan memaksa adiknya itu untuk sekolah. Biarlah Hyunjin menikmati waktunya dulu sambil menenangkan hatinya.

Hyunjin mendelik. Memasang wajah kesal karena sejak tadi kakaknya itu dengan keras kepala memaksa akan membawa Hyunjin pulang dan mengantarkannya sekolah. Tapi mobilnya malah berbelok kearah restoran cepat saji dan mereka terdampar di parkiran seperti orang tidak punya rumah dan tujuan.

"Siapa yang memaksa aku untuk sekolah tadi?!" kesalnya dengan bibir yang dimajukan.

Changbin hanya terkekeh. Ia melirik ponselnya yang terlupakan di dashbord mobil sejak semalam. Tiba-tiba ingat jika ia belum memberi kabar apapun kepada orang-orang di rumah. Dia mendesah karena layarnya tidak kunjung menyala. Sudah dipastikan baterainya habis dan dia tidak membawa pengisi daya.

"Ponselku mati," desahnya. Kembali menyimpan ponselnya di dashbord.

Hyunjin memasukkan potongan terakhir burgernya sebelum ikut memeriksa ponselnya yang tertinggal di jok belakang. "Ponselku juga mati," ucapnya dengan pipi yang penuh dengan makanan.

Tawa Changbin terdengar. Dia menusuk pipi Hyunjin yang menggembung dengan jari telunjuknya. "Telan dulu, dasar hamster." Kemudian dengan iseng mencubit pipi adiknya.

Hyunjin menghindar hingga kepalanya membentur kaca di sebelahnya. "Ah, Hyung! Sakit tahu." Tangannya mengelus sisi kepalanya yang terbentur. Padahal Changbin mencubit pipinya, tapi malah sisi kepalanya yang terasa sakit.

"Salahmu sendiri, siapa suruh menghindar, jadi kena kaca kan. Aduh kacanya tidak apa-apa kan? Jika ada lecet sedikit kau harus ganti rugi loh, hamster." Changbin berucap dramatis sampai Hyunjin jengah mendengarnya. Belum lagi ekspresi khawatir yang berlebihan sambil tangannya sibuk mengusap bagian kaca yang tadi terbentur kepala Hyunjin. 

Brothers - SKZ x BTSWhere stories live. Discover now