0.7

3.5K 649 284
                                    

❝Aku tidak mau mati lagi, tapi bukan berarti aku tidak memiliki rencana❞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝Aku tidak mau mati lagi, tapi bukan berarti aku tidak memiliki rencana❞

────────────

Wakasa menghela napasnya dengan lelah. Tidak percaya saat melihat wajah dan bahu adik kesayangannya menjadi "cacat" karena wanita yang sangat dipuja oleh Bonten itu.

Pria itu terus menghela napasnya dan merasa khawatir, sejak tadi [Name] belum keluar dari ruangan dokter yang tengah memeriksa luka bakar yang dia terima. Adiknya yang lemah terhadap panas, justru disiram oleh kopi panas.

Setelah mendengar cerita Ai, [Name] disiram kopi panas itu karena Ai merasa tidak terima. Harusnya dia yang menjadi model, namun gagal karena [Name]. Supaya [Name] juga tidak bisa menjadi model untuk grup Rindou, Ai nekat menyiram wajahnya dengan kopi, dengan harapan [Name] juga tidak menjadi model karena wajahnya yang sekarang cacat.

Pria yang mendapat tuduhan melakukan pelecehan, sebenarnya tidak melakukan hal itu, justru sebaliknya. Pria itu merekam saat Ai menyiram kopi ke wajah [Name]. Lalu yang terjadi selanjutnya adalah hasil playing victim wanita itu.

Dia sengaja menuangkan kopi panas juga pada lengannya, kemudian merebut ponsel pria itu dan mengambil foto tak senonoh dari dirinya sendiri. Tidak hanya itu, wanita itu juga memaksa pria tadi untuk memegang dadanya, sehingga ada sidik jari di pakaian Ai.

Dengan begitu, pria tadi tidak akan bebas dari hukum. Dan skenario terburuk, dia akan diculik dan dibunuh dengan mengenaskan oleh Bonten.

"Kau tidak perlu khawatir, Wakasa. [Name] tidak mengalami luka bakar yang serius. Meski berbekas, lukanya bisa hilang jika dia melakukan operasi plastik tentunya." 

"Terima kasih, Shin. Maaf merepotkan."

Shinchiro terkekeh, seraya mengusap pucuk kepala [Name]. "Tidak merepotkan sama sekali. Untuk adik iparku, ini bukan suatu hal yang masalah. Aku lebih menyukainya, daripada wanita satu itu." Ujarnya jujur.

"[Name]." Panggil Shinchiro. "Saat sudah cerai dengan mereka, kau mau menikah denganku?"

Wakasa segera menarik adiknya ke dalam pelukannya, memeluknya dengan posesif, dan menatap tajam pada Shinchiro. "Aku tidak akan menyerahkannya padamu. Kau dan adikmu pasti sama saja, tidak mungkin aku menyerahkan [Name]." Ujarnya dengan dingin.

"Nii-chan... hentikan... kau membuatku malu..." Cicitnya dengan wajah merah padam.

"Adikmu saja tidak menolak tuh! Kenapa kau yang memutuskan!?"

"Kau mau kubunuh?"

"[Name]!"

Baik [Name], Wakasa, dan Shinchiro menatap pada pria yang berlari ke arah mereka dengan peluh yang membasahi pelipisnya.

6 Husband [Bonten]Where stories live. Discover now