TWINS [HIATUS SEMENTARA]

01

Follow Ig @wp.casyaaaa
casyaaaa_
•
•
•
Happy Reading 🐰

Terlihat balita kecil tengah mewarnai sesuatu di buku gambar nya. Bibir kecilnya bersenandung pelan.

Buyung Papi tuwa...
Mencok di jendeya ...
Papi cudah tuwa...
Cebental agi macuk neyaka..

Nyanyian yang di nyanyikan oleh Bell membuat Xaviero yang baru saja pulang dari kantor melotot.

Hey kenapa jadi burungnya yang di bawa-bawa, astaga ini pasti ulah Vano si tengil yang selalu mengajarkan putrinya yang tidak-tidak.

Vano dan Ghia tidak ada bedanya, mereka sama-sama menyesatkan anak dan istrinya. Xaviero ingin sekali melemparkan mereka berdua ke kandang buaya miliknya.

"Baby girl." Panggil Xaviero berat.

Bell mendongak saat mendengar suara sang Papi. "Papi capi puyang." Ujarnya girang.

Ia melemparkan buku gambar nya dan berlari masuk ke dalam gendongan Papi nya.

"Kenapa main sendiri? Mami sama Abang mana?" Tanya Xaviero.

"Mami bayi cama Aban di dapuy, Aban mo mam buah teyuy dodok Papi." Jawabnya.

Xaviero menggendong putrinya menuju dapur. Terlihat istri mungilnya dengan telaten menyuapi putranya buah naga. Ya, Aldevaro menyebutnya sebagai buah telur kodok karena bijinya yang persis seperti telur kodok.

"Baby." Panggil Xaviero pada Beby.

"Why Papi?" Tanya Bell pd.

Xaviero terkekeh. "Papi panggil mami, bukan kamu."

Bell mengerucutkan bibirnya. "Papi nda boyeh pandil Mami, Baby."

"Kenapa?"

"Bell jeyes Papi." Ujarnya.

Xaviero tertawa. "Masa cemburu sama Mami? Mami kan istri Papi."

"Umm nda papa deh, Mami bayi Bell mo cucu." Pintanya sambil merentangkan kedua tangannya pada Beby.

"Kakak super hero kapan pulang? Kok Beby ngga denger suara-suara?" Tanya Beby sambil menggendong Bell.

"Tadi sayang." Xaviero mengecup kening Beby dan pipi Al.

"Glec duduk cama Aban cini." Ujar Al sambil menepuk kursi sampingnya.