TWINS [HIATUS SEMENTARA]

29

Follow Ig @casyaaaa_
casyaaaa_
•
•
•
Happy Reading 🐰

Bel istirahat telah berbunyi, namun sang Abang sampai sekarang belum menampakkan dirinya membuat Bell kebingungan.

Ia merogoh sakunya mengambil ponsel yang baru saja Papi nya belikan kemarin. Ia menghubungi nomor sang Aban.

"Aban mana sih yaampun. Bolos sekolah kok ngga ajak-ajak Bell." Ujarnya sambil mengerucutkan bibirnya.

Ternyata nomor sang Abang tidak aktif, Bell semakin kesal.

"Aban kemana ya Allah, Bell mo jajan ini hueeee." Uang jajannya memang di pegang oleh sang Abang, karena kalau Bell yang memegang nya akan ia bagi-bagikan ke teman sekelasnya dengan dalih, Bell anak baik jadi harus sedekah biar dapet pahala.

Bell tersentak saat ada yang mengelus rambutnya, ia mendongak ternyata Theo pelakunya.

"Eyo?"

"Hm."

Bell bangkit dari duduknya. "Eyo Bell mo jajan tapi-tapi Bell ngga punya uang, Aban dari tadi ngga dateng-dateng." Adunya.

Theo menarik tangan Bell untuk keluar kelas, sedangkan Bell hanya mengikuti saja.

"Duduk." Theo menarik kursi untuk Bell.

Dengan patuh Bell duduk di kursi, tatapan murid-murid mengarah pada Bell dan Theo. Ada yang menatapnya sinis, kagum dan benci.

"Eyo, Bell ngga punya uang ngga mo duduk sini." Rengeknya.

Theo terkekeh ia meraih iPad dan memesan makanan kesukaan Bell. Setelah menyelesaikan pesanan nya ia menatap Bell begitu menggemaskan.

Theo menarik kursi Bell agar lebih dekat dengan nya, ia mengelus pipi gembul Bell pelan.

"Aku yang bayar, kamu tinggal duduk dan nunggu makanan datang." Ujar Theo pelan.

Bell mengerjap. "Eyo jajanin Bell?" Theo hanya berdehem.

"Thank you Eyo, Bell sayang Eyo banyak-banyak." Ujar Bell girang.

"Ngga gratis, babe." Ujar Theo.

Bell menatap Theo bingung. "Bell harus bayar?" Tanyanya.

"Hm."

Bell mengerucutkan bibirnya. "Bell kan udah bilang kalau Bell ngga punya uang, Eyo."