🌻7. Raina's Problem(2)

14 0 0
                                        

Sekarang adalah hari senin, hari yang paling menyenangkan menurut Raina, dulu. Tapi sekarang semuanya berubah. Setelah negara api menyerang, setelah dia menyatakan diri untuk menjadi babu dari seorang cowok bernama Park Rayyan.

Arrghh! Sial.

Raina menendang batu kecil di depannya dengan kesal. Dia yang biasanya menyambut hari senin dengan suka-cita, semangat baru karena sudah mencharger diri dengan refreshing ketika weekend. Tapi hari senin sekarang menjadi awal buruk untuk hari-harinya kedepan. Takdir pun seolah mendukungnya, untuk menjadi babu dari laki-laki itu.

BROOM!

BROOM!

Dua mobil sport lewat berlalu begitu saja didepannya, yang baru saja keluar dari parkiran. Siapa lagi pengemudinya kalau bukan Rayyan dan Kayden. Tidak ingin bertemu dengan laki-laki itu, sebelum pintu mobil terbuka, dia buru-buru berlalu dari sana agar tidak ketauan.

"Lo jadi babu gue mulai hari ini."

Raina reflek menghentikan langkahnya. Percuma saja dia coba menghindar, karena suara bass khas laki-laki sudah mengintrupsi tepat di belakangnya, dan membuatnya memejamkan mata dengan tangan terkepal, serta hati yang senantiasa mencerca.

"Astaghfirullah..." Gumam Raina pelan, karena dari tadi dia sudah mengeluarkan banyak kata-kata kasar, padahal hari masih pagi. Sangat tidak sesuai dengan kebiasaannya, selama ini. Masih day one sudah begini.

Ditambah ucapan dari cowok itu, semakin banyak umpatannya yang sudah di ujung lidah, untuk di keluarkan. Dia sudah menerima nasibnya menjadi babu menggantikan Fatya.

Tapi, apakah pantas dia mendapatkan penghinaan secara terang-terangan seperti ini? Mereka sedang berdiri di tengah-tengah lapangan yang memisahkan antara gedung IPS dan IPA, ditambah para murid mulai berdatangan dan menonton mereka berdua. Sebenarnya bukan berdua, ada Kayden. Tapi cowok itu, menjadi manusia tembok dengan kebungkamannya.

"2 Bulan lo harus jadi babu gue."

Mata Raina terbuka sempurna, dia bahkan langsung membalik badannya kebelakang. Tampaklah dengan jelas dua orang laki-laki dengan perbedaan vibe dan penampilan keduanya.

Rayyan, dengan seragam putih-abunya yang di keluarkan, rambut acak-acakan, tas yang disampirkan di bahu, tidak ketinggalan ekspresi angkuhnya, semakin menambah kesan badboy pada cowok itu. Matanya sedikit melirik ke seorang Kayden yang berdiri dibelakang Rayyan.

Berbanding terbalik dengan Rayyan yang urakan, Kayden lebih rapi dan cool. Outer hitam menutupi seragamnya. Sikap diam, juga ekspresinya yang datar dan tatapannya yang dingin, membuat cowok itu semakin tertutup bahkan terkesan misterius, tapi tidak menutup pesona ice princenya.

Dia berjalan mendekat beberapa langkah, berhenti tepat di depan cowok berdarah korea itu dengan jarak yang masih aman, karena nggak mungkin juga dia berbicara pada Rayyan dengan jarak seperti tadi, yang ada mereka semakin menjadi tontonan. Walaupun tidak berpengaruh apapun, karena sekarang sudah banyak para murid menonton mereka.

"Lo bilang kemarin cuman 2 minggu," Hardik Raina tepat di depan wajah Rayyan yang sekarang melihatnya dengan satu alis laki-laki itu terangkat, seolah menikmati setiap respon yang dia keluarkan.

"Terserah gue. Gue yang punya kuasa disini. Lo mau mundur silahkan, tapi...." Rayyan membungkukkan badannya, membuat wajahnya tepat didepan wajah Raina. bahkan hidung mereka hampir bersentuhan, kalau saja Raina tidak memundurkan tubuhnya dengan cepat.

Satu sudut bibirnya terangkat remeh, "Teman lo yang harus bayar dendanya."

Raina bisa melihat dengan jelas senyum cemoohan itu. Dia semakin mengepalkan tangan, tidak peduli kukunya yang sudah tertancap dalam di kulit telapak tangannya.

Our Path DiffrentWhere stories live. Discover now