Don't forget follow my Instagram @jiayseu_22😊 - Tempat spoiler chapter cerita.
_____________________________________________________________
"Tumben lama."
Baru sampai, Kaay langsung disapa oleh suara Raina dari halaman rumah. Dia mengabaikan perkataan kakak sepupunya, lebih memilih meneruskan langkahnya sampai di teras rumah dekat pintu masuk rumah, dan mendudukkan dirinya di lantai yang beralaskan keramik dingin, sembari meluruskan kaki, kedua tangannya kebelakang guna menopang tubuhnya yang sedikit berbaring, menengadahkan kepalanya ke atas dengan mata terpejam.
Energinya habis dan hari ini adalah hari terberat baginya. Mulai dari harus menaiki KRL jakarta-bogor, oke kondisi ini masih bisa diatasi dengan earphone di telinganya yang berfungsi untuk menahan rasa panik yang muncul tiap kali dia berada ditempat umum atau keramaian. Tapi, masalah di supermarket tadi benar-benar menguras energi yang seharusnya bisa dia hemat sampai pulang nanti, tapi sekarang energinya benar-benar sudah habis.
Raina menatap Kaay sampai alisnya mengerut, ditambah dengan kondisi gadis itu terlihat tidak baik-baik saja, seperti orang yang sudah tidak memiliki semangat hidup, membuatnya mendudukkan diri disamping Kaay, dan memperhatikannya.
Sepertinya dia tau apa yang terjadi. Melihat Kaay begini, semakin terlihatlah perbedaan diantara mereka berdua. Kaay itu introvert akut saat diluar, sedangkan dia ambivert bahkan nyerempet ke ekstrovert.
Raina paling senang berinteraksi sosial, bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru, itulah mengapa dia mengikuti ekskul pramuka, kegiatan yang membuatnya bertemu dan mengenal banyak orang. Sedangkan Kaay sangat menghindari diri berinteraksi dengan orang yang tidak punya kepentingan dengannya, apalagi orang baru.
Tapi bukan berarti juga Kaay, anak ansos. Sepengetahuannya Kaay juga punya teman tapi tidak sebanyak dirinya. Kaay itu seolah membangun tembok bagi mereka yang ingin dekat dengannya, dan lebih mementingkan kualitas orang-orang yang dekat dengan gadis itu, dari pada kuantitasnya.
Karena aktif dalam ekskul pramuka dan sering mengikuti banyak lomba, sehingga membuatnya berkenalan dengan teman dari luar sekolahnya juga. Tapi terkadang dia juga bisa menjadi manusia introvert.
Kaay bisa jadi manusia paling ekstrovert saat kumpul bersama keluarga. Ceria, humoris, humble, hanya saat didepan keluarga gadis itu sangat mampu membangun suasana lebih hidup. Bertebalikan dengannya, saat kumpul keluarga menjadi manusia paling introvert yang mudah kehabisan energi. Sedangkan Kaay mendapat lebih banyak energi saat di lingkungan keluarga.
Balik lagi kondisi mereka saat ini. Kaay, gadis itu sudah memperbaiki posisi duduknya, sekarang sedang menenggelamkan wajah di antara kedua lututnya. "Capek,"gumamnya.
"Kenapa lo?"
Kaay menggeleng, "Malu banget kak."
"Kenapa?" tanya Raina ulang.
Kaay mengangkat wajahnya dengan tatapan kosong, "tadi di supermarket, dapat masalah."
"Apa-apa!" Desak Raina cepat. Dia penasaran, karena jarang-jarang orang seperti Kaay ini terkena masalah. Kaay si Introvert girl, lebih suka menghindari diri dari masalah.
"Tadi..." Kaay menjeda ucapannya, menatap lurus kedepan. Sedangkan Raina menunggu dengan excited.
Cukup lama.
Lima menit berlalu.
Wajah Raina yang tadinya bersemangat, perlahan berubah datar, "Gue usir juga lo Kaay."
"Belanjaannya tadi jatuh di supermarket kaaaaak! Tempat umum! Terus di bantui sama mas kasir, aku malu huaaaaaa!" Rengeknya histeris.
Raina tersenyum kecut, dengan reaksi Kaay yang dramatis, pikirnya sepupunya ini kenapa gitu? Ketemu idol atau di traktir orang yang nggak di kenal, ternyata hanya itu.
YOU ARE READING
Our Path Diffrent
General FictionPLAK! Suara Tamparan keras menggema sepanjang lorong sekolah. Kaay diam termangu dengan tatapan kosongnya, menyorot tidak percaya atas tamparan kuat yang baru saja Raina layangkan. Telinganya berdengung nyaring, "k-kak..." "Lo!" Tunjuk raina penuh k...
