Chapter 30 : Ink Liquid

197 20 6
                                    

Jleb.

"KUMOHON JANGAN! ABRDAR PENGHIANAT TERKUTUK!" teriaknya menggema sengit membuat para burung yang sedang bertengger lolos pergi terbirit.

"Dasar naga sialan!"

"Hentikan langkah penusukanmu pada tubuh tuanku yang agung! Atau-"

"Atau apa bangsat?!"

Mata itu melotot tajam, giginya menggertak menandakan sebuah kekesalan yang akan memuncak kembali. Dengan sekuat tenaga sang dragon menghalau jiwa Abrdar agar tidak sampai membunuh badan tuan-nya.

Disatu sisi RM beserta yang lainya membagi titik lokasi. Gerakan gesit dengan mengandalkan insting element yang mereka miliki.

Sang leader beserta yang lain sudah mulai kewalahan mencari. Keringat mereka mulai ngengucur membasahi dahi hingga nekat terjun ke dasar.

Alis mereka mulai bertaut. Dada mereka mulai bergerak naik turun, dibantu oleh hembusan nafas kasar yang mulai tak teratur.

Pria bermanik coklat legam itu mulai frustasi. Tangan kekarnya dengan urat yang nampak mulai mengacak rambut dan menjambaknya.

"Cukup -hyung! Jangan sakiti dirimu! Apa segini saja sudah membuat mu menyerah?! Iya?" ucap J-Hope dengan mata yang melotot disertai dengan tangan yang menunjuk kearah sang leader.

"T-tapi t-tapi! Ini semua sudah membuatku pusing! Semua ini diluar akalku!" ucap RM yang dengan dengaja mendudukan dirinya diatas sebuah batu berlumut.

"Ya! Inikah leader yang aku kenal?! Inikah seorang leader dari bangtan?! Yang benar saja!" ucap Jin yang tiba-tiba muncul dari balik pohon beringin merah.

"Lihatlah! Bahkan Jin -hyung saja berkata seperti itu! Dimanakah leader kami yang pantang menyerah itu." ucap Jimin tak kalah.

Pria manis bermahkota ular emas yang awalnya terlihat tak karuan kini mulai bangkit dari hal terpuruknya. Kalimat yang telah dia dengar membuat jiwa optimisnya membara.

"Akh! Ayo kita berusaha. Aku ingin kita kembali dengan anggota yang utuh! Aku tidak mau sampai ada yang tertinggal disini, bahkan sampai sehelai rambutpun!" ucap RM kembali membenarkan posisi awal.

"Ya benar -hyung! Bagus! Ayo kita cari!" ucap Jimin mengepalkan satu tangan yang ia angkat keatas.

Dengan cepat mereka mulai mencari jiwa Taehyung, menelisik detail ujung ke ujung. Dari arah barat dimana Jin berada, tanpa diduga ia berlari kearah pusat titik penyebaran. Jari lentik pada tanganya mulai bergerak ke atas, mengeluarkan gelembung air bening yang berkilauan.

Gelembung itu mulai mendekat. Bentuk bulatnya mulai bergerak tidak beraturan. Badan Jin mulai terangkat. "AKU MENEMUKANYA!" ucap jin lantang. Gelembung air yang ia buat membuat suaranya terdengar jelas.

Ketiga member lain yang mendengar itu lantas segera berteleportasi menuju tempat dimana Jin berada.

"Sungguh?!" tanya Jimin senang. Dan yang lain terdiam dengan mata yang berbinar.

"Iya! Cepat ikuti aku!"

Dengan langkah yang lebar, Jin melangkahkan kaki jenjangnya. Beserta para partner dan anggota yang berjalan membuntut di belakang.

Sekitar satu kilometer jauhnya dari tempat semula, ia berhenti. Kaki kananya menginjak sebuah bunga berwarna merah muda yang terlihat seperti telah tertetes oleh tinta hitam.

Seketika ia menundukan badan, menyentuhkan ujung jari telunjuknya pada bunga aneh itu.

"Lihatlah! Bukankah ini aneh?" tanya Jin menjulurkan tanganya pada RM.

"Tinta hitam apa ini -hyung?" tanya Jimin mengendus cairan itu. "Kya! Bau bluberry?!" ucap Jimin terkejut.

"Bluberry?!" ucap J-hope yang ikut mengendus tinta hitam itu.

"-Hyung kita menemukanya! Kita menemukanya!" ucap RM senang yang tanpa sadar melompatkan badanya ke atas.

"Lalu dimana dia?!" tanya J-Hope keheranan.

Mata tajam elang milik RM mulai mengedar. Kornea lensa yang awalnya bergerak menjadi terdiam. Bibirnya mulai menyungging dengan tangan yang ia sekap di depan dadanya. "Itu dia."

"Ha?" ucap ketiga member itu secara bersamaan. Mata mereka memicing. Membuka mulut dengan otak yang mengeluarkan dua kata "Tak mengerti."

Tiba-tiba tanah yang mereka pijak bergetar. Tanah itu membentuk uluran rangkaian tanah yang menjulang meliuk tinggi di depan bunga merah muda bertinta hitam.

Bluks.

Samar-samar, dari celah liukan tanah terlihat sebuah untaian jiwa yang tengah memejamkan mata. Namun bagian dadanya membuat keempat member itu tercengan. Kenapa? Karena di bagian dadanya terbentuk sebuah lubang berdiameter lima centi meter yang meneteskan sebuah cairan berwana hitam.

"TAEHYUNG!" ucap mereka tak percaya.

"D-dadanya! Apa yang terjadi! Oh Tuhan!" ucap Jin menutup mulutnya.

"Hobi! Telepati! Cepat telepati Carrot sekarang!" perintah RM.

J-Hope yang masih terkejut segera mengirimkan energi telepati pada Carrot yang entah sedang melakukan apa.

"Carrot! Aku menemukan Taehyung!" ucap J-Hope dalam otaknya.

"Sungguh prince?!" ucap Carrot yang terdengar terkejut.

"Tapi, kenapa dadanya berlubang dan mengeluarkan sebuah cairan hitam?!" tanya J-Hope pada inti.

"A-apa? Dada prince berlubang dan mengeluarkan cairan hitam? Astaga Prince! Capat tolong ambil jiwa prince, masukkan kedalam wadah element buatan Princ berelement air. Cepatlah kita tidak punya banyak waktu! Jika kita tidak cepat bertindak dan sampai terlambat, lubang itu akan membesar! Jiwa Prince Taehyung akan hancur seperti debu!"

"APA!" ucap J-Hope melonjak dari tempat ia berada.

"Baik Carrot! Kami akan sampai dengan cepat!" ucap J-Hope menyudahi pembicaraan lewat telepati.

"Bagaimana Hobi? Apa yang Carrot katakan?" ucap RM mendekat.

"Kita harus cepat membawa jiwa Taehyung. Jiwa itu harus dimasukan kedalam wadah element milik Jin -hyung. Jika kita sampai terlambat, jiwa Taehyung akan musnah bagai debu. Kita harus cepat!"

Dengan wajah yang panik, keempat member itu segera mengambil tindakan agar dapat mengambil jiwa Taehyung. Jin berusaha mengambil dan memasukan jiwa itu kedalam element airnya. Sisanya, mereka membantu sang -hyung dan melindungi lapisan terluar Taehyung.

Saat jiwa Taehyung hampir masuk sembilan puluh lima persen, tiba-tiba langit menjadi bergemuruh. Para petir saling beradu, membuncang kesana kemari. Awan gelap yang awalnya mengumpul kini mulai membuka jalan pada sang bulan. Cahaya itu berjalan perlahan, akan memantul pada sebuah tempat.

"Sialan!"

"Kita harus cepat!"

••••••

Di balik pagar bambu merah, seorang perempuan bertuduh merah tengah tersenyum, menampakan seluruh gigi dengan tangan yang tengan memegang sebuah tongkat berwarna coklat gelap yang tertancap sebuah batu berlian berwarna merah darah.

Tanganya menjetik, membuat atap itu membelah.

"AKHIRNYA! AKU AKAN MENJADI PENGUASA DUNIA! Cilia! Taburkan bubuk ini di gua dalam untuk mereka semua! Cepat! Jika tidak mempan, bunuh mereka semua tanpa terkecuali! Jika kau gagal, saat itu juga akan aku penggal dua kepalamu itu!"

••••••

"AKH SAKITTTT!!!!"

"HYUNG SAKITTT!!!"

"AAAAAAAAAAAAKKHHHHHH!

"Bangsat!"

••••••

SPOEDIG!

FREEDOM || BTS Where stories live. Discover now