3. Lautan Luka

393 30 3
                                    

Nada menatap dirinya gusar didepan cermin. Dia gugup, bahkan sangat gugup malam ini. Apakah cara ini akan berhasil membuat suaminya menyentuhnya malam ini ? Nada harus tenang. Mungkin ini persoalan yang mudah bagi sepasang suami istri yang sudah menikah tapi tidak untuknya.

Nada masih mengingat betul saat Rian menolaknya tepat di malam pertama mereka dan itu cukup membuat hati Nada terguncang. Setelah kejadian itu Nada tak berani lagi meminta haknya pada Adrian. Dia juga punya harga diri sebagai seorang wanita dan penolakan dari suaminya cukup membuat harga dirinya hancur.

"Mas. ." Nada memanggil suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi yang ada didalam kamar mereka.

Kali ini Nada menggunakan kimono satin yang sangat tipis, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat jelas didepan Rian.

Rian berdiri mematung saat melihat Nada berjalan kearahnya. Sebagai seorang pria normal tentunya dia tergoda, namun dia menahan nafsunya untuk tak menyentuh nada.

Rian hanya menggunakan handuk yang melilit dipinggangnya, memperlihatkan jelas dada bidang dan pahatan otot pada lengannya.

Dengan tatapan malu Nada menghampiri suaminya. "Ini baju tidurmu mas." Katanya gugup, memberikan baju itu pada suaminya.

Rian menerimanya. "Makasih Nad, ayah dan ibu mana."

Nada tertunduk malu dan Rian melihat itu dengan jelas. "Mereka udah pulang mas."

"Maaf, aku nggak sempet pamit sama mereka."

Nada masih dalam posisi yang cukup gugup. "Nggak papa mas, aku tadinya bilang sama mereka supaya menginap saja disini, toh masih ada kamar yang kosong tapi ibu menolak katanya. ." Tangan Nada bergerak menyentuh dada Rian. "Mereka tak ingin mengganggu waktu kita malam ini."

Rian menepis kasar tangan istrinya, dan sontak membuat Nada kaget. "Nad ?" Tanyanya tak enak, karena tepisan itu sedikit keras.

Nada menggenggam tangannya didepan dada. Bukan tangannya yang sakit tapi hatinya. "Tidak papa mas. Aku baik-baik saja." Katanya bohong pada Rian karena sejujurnya dia tidak baik-baik saja. Nada menahan air matanya agar tak jatuh didepan suaminya.

Sepertinya pria itu tau apa yang di inginkan istrinya malam ini. "Aku masih belum siap Nad, maaf."

Permintaan maaf suaminya justru membuat Nada semakin merasa bersalah, tak seharusnya dia memaksakan keinginannya. Tapi apakah itu salah jika seorang istri meminta haknya setelah satu tahun lebih mereka menikah ?

"Kamu nggak perlu minta maaf mas, aku yang salah. Tidak seharusnya aku sembarangan menyentuhmu." Ucapnya mengulas senyum palsu.

"Bukan begitu Nad maksudku. ."

"Lalu apa mas, sudah satu tahun lebih kita menikah tapi kamu sama sekali tidak menyentuhku mas, aku istrimu, aku bukan pajangan bagimu mas." Tepat dititik ini airmata Nada tak terbendung lagi. Sakit hati yang dia rasakan kini amat menusuk dijantungnya. "Atau mungkin kamu masih mencintai wanita itu mas."

Rian termangu, seketika bibirnya kelu untuk berucap. Pria itu hanya bisa menatap Nada yang menangis didepannya tanpa bisa merengkuhnya.

"Jawab mas, jangan hanya terdiam. Apa kamu masih mencintainya bahkan setelah satu tahun lebih kita menikah?"

Adrian mengangguk, tak ingin menutupi perasaannya pada Nada. Walaupun dia tau kejujurannya hanya akan menyakiti Nada. "Maaf Nad."

Tangis Nada pecah di kamar itu, dadanya begitu sesak. Nada membuang pandangannya menghapus airmatanya sekilas. "Terimakasih karena mas Rian udah mau jujur sama Nada walaupun itu menyakitkan mas." Wanita itu kembali menatap suaminya. "Lalu semua perhatian yang mas Rian berikan selama setahun lebih itu apa ?"

It's So HurtfullTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang