7. Tak Percaya

11 4 0
                                    

''Dita, kamu tahu nggak, tadi yang jadi imam sholat maghrib suaranya merdu banget bacaan sholatnya juga fasih, surah-surah yang dibacanya juga panjang-panjang, sepertinya dia hafidz Quran deh, maa syaa Allah,'' ungkap Maisarah menceritakan kepada Dita setelah mereka semua tiba di butik.

''Iya Dita yang dikatakan Maisarah benar, pokoknya maa syaa Allah banget imam sholatnya tadi, dari bagusnya lantunan Qurannya aku sampai khusu' banget tadi dengerinnya,'' tambah Khodijah ikut mengagumi sang imam sholat yang menjadi topik perbincangan mereka.

''Masa sih?'' tanya Dita tak mempercayainya.

''Memangnya sebagus apa sih?, sampai kalian terkagum-kagum begitu?'' tanya Dita lagi masih dengan raut wajah yang tak percaya.

''Ish, ya sudah kalau kamu nggak percaya tanya saja nanti sama Queenzi,'' oceh Maisarah sedikit kesal dengan Salbela karena tak mempercayai informasi yang disampaikan kepadanya.

Tak berapa lama Ziva datang setelah tadi sempat pergi ke kamar mandi sehingga ia balik ke butik belakangan. Maisarah yang melihatnya langsung memanggilnya agar ikut bergabung bersama mereka.

''Queenzi, tadi yang jadi imam sholat suaranya merdu kan?, terus bacaan Al Qur’annya juga fasih kan?'' tanya Maisarah tanpa basa basi lagi.

Ziva pun teringat akan suara sang imam sholat tadi yang memang suaranya merdu dan syahdu bahkan tilawah Al-Qurannya fasih dan menghayati sampai membuatnya langsung mengagumi meskipun belum mengenal sosok sang imam sholat.

''Queenzi?'' Maisarah menyadarkan Ziva yang sempat melamun sesaat.

''Oh, i-iya,'' jawab Ziva terbata-bata.

''Iya apa Queenzi?'' tanya Dita membutuhkan jawaban yang lengkap.

Ziva mencoba terlihat tenang meskipun hatinya sempat berdesir karena teringat akan sosok imam sholat tadi yang malah kini menjadi topik pembahasan para karyawannya.

''Iya maksudnya, yang menjadi imam sholat maghrib tadi suaranya memang merdu, tilawah Al-Qur'annya juga bagus, maa syaa Allah.''

''Tuh kan, Queenzi juga mengakuinya, sekarang kamu percaya kan Dit- maksudnya Ziteam Dita?'' tanya Maisarah sempat memperbaiki panggilannya kepada Dita dengan menambahkan kata Ziteam karena itu peraturan yang diberlakukan di butik khimar Zivana.

''Iya-iya aku percaya,'' jawab Dita dengan memutar bola matanya jengah.

❤❤❤

Keesokan harinya Ziva berangkat ke butik yang ada di mall mentari lebih siang karena tadi ia sempat mampir ke cabang butiknya yang berada di mall yang lain. Dan seperti biasa ia memarkirkan mobil kesayangannya di parkiran vip yang terletak di halaman pintu utama mall, tujuannya agar memudahkannya untuk keluar dari mall saat pulang nanti, meskipun biaya parkirnya cukup mahal namun ia tak masalah, hitung-hitung memberikan rezeki kepada tukang parkir yang bertugas.

Kini langkah Ziva sudah terhenti tepat di depan pintu utama Mall. Ia disambut dengan senyuman hangat oleh Yassar yang sedang bekerja, Ziva pun membalasnya dan ketika ia menoleh ke arah lainnya, ia terkejut karena penjaga keamanan yang satunya tidak ia kenali, alias masih asing di pandangan matanya.

''Pak Yassar, pak Azwar ke mana?'' tanya Ziva kepada Yassar.

''Pak Azwar sekarang pindah shift mbak Ziva, dia shift malam,'' jawab Yassar menjelaskannya kepada Ziva.

''Oh begitu,'' ucap Ziva sembari menoleh kepada pengganti Azwar yang terlihat masih muda dan gagah.

Sosok penjaga keamanan ini yang tidak dikenali oleh Ziva berperawakan tinggi, berisi, gagah dan wajahnya masih terlihat muda, tetapi sayang dari bahasa tubuhnya terlihat dingin dan cuek, bahkan tidak menoleh ke arah Ziva sama sekali. Ia layaknya patung yang berdiri tegap dan tak bergerak.

Imam IdamanWhere stories live. Discover now