Part 13

46 3 0
                                    

Kepalan-kepalan kertas tampak berserakan di meja Runa .
" Dasar cupu" ujar Sina sambil melemparkan satu buah kepalan keras tepat di kepala Runa yang diikuti tawa beberapa anak di kelasnya .



"Bukannya sudah biasa " batin Runa
" Semua akan berakhir saat bel pulang berbunyi , 5 menit lagi " ujar Runa sambil mencatat penjelasan gurunya di papan tulis .



"Tet tettt tettt " suara bel berbunyi . Seluruh anak dalam kelasnya buru-buru memasukkan buku ke dalam tasnya.

" Sekian dulu pelajaran hari ini , hati-hati di jalan " kata Bu Guru
" Terima kasih Bu guru " jawab teman-teman Runa .

Runa berdiri paling akhir . Bulu matanya tampak begitu lentik ,  matanya menatap tajam ke sosok orang yang juga melihatnya . Andre kakaknya menunggu di depan kelas Runa . Sampai semua orang tampak melihatnya
" Nanti pulang bareng kakak , " pinta Andre
" Iya , kak " jawab Runa sambil mengangguk
" Nanti gue rapat dulu , kalau kelamaan nunggu pulang sendiri , " suruh Andre yang dijawab anggukan oleh Runa
" Jangan gede kepala gue cuma disuruh Mama" Andre berjalan meninggalkan Runa seorang diri kepalanya tampak menunduk ke lantai .

Runa memutuskan untuk menunggu di Halte bus di depan sekolahnya . Runa menunggu sambil memakan sandwich coklat buatnya  sisa bekalnya tadi siang . Rapat kakaknya lumayan lama .

Waktu sudah menunjukan pukul 16.00 tapi kakaknya tak kunjung terlihat padahal jarak antara ruang rapat OSIS dan Halte bus tempat Runa menunggu tak begitu jauh .

" Dek nunggu siapa jam segini belum pulang ? " Tanya Satpam sekolah
" Kakak saya pak , katanya lagi rapat OSIS " kata Runa
" Hah rapat OSIS , udah selesai dari tadi "
" Hah ? " Runa tampak kaget mendengar itu . Percuma percaya pada kakaknya
" Pak boleh minta tolong pesenin ojol ? Hp saya mati soalnya " pinta Runa
" Ok siap "

Tak perlu lama menunggu seorang ojol berjaket warna hijau datang.
Untuk pertama kalinya dalam hidup Runa , naik ojek online .


Langit berwarna orange  . Kiri kanan Runa tampak begitu sibuk
" Aduh mogok lagi "
" Kok mati Pak ? " Tanya Runa
" Aduh neng kayak mogok deh neng , kita menepi bentar ya neng " pinta pak ojol
" Oh iya , Pak " kata Runa yang langsung turun dari motor.


Sudah hampir 17.30 tapi motornya tak kunjung bisa menyala.
" Dek maaf dek , sebelumnya gimana kalau adek cari ojek online lain aja , takut kalau nanti ke malam an nunggu saya benerin motor " Ojol itu tampak memelas .

Rumah Runa masih lumayan jauh . Tak mungkin dia berjalan .
" Gimana ya Pak , " Runa tampak berpikir keras
" Masalahnya hp saya mati , nggak bisa pesen ojek online lagi " 
" Atau naik metro mini dek dekat kok dari sini "
"Arahnya kemana pak "
" Dari sini lurus belok kiri "
" Oh , iya pak makasih "


Runa berjalan pelan mencoba mencari halte .
" Apa ada halte untuk metromini?" Pikir Runa seumur hidup baru kali ini dia naik metromini


" Sendirian aja neng " goda seorang lelaki paruh baya . Sontak Runa mempercepat jalannya sambil melihat kiri kanan barang kali ada halte.


Sesosok lelaki berjalan pelan dibelakang Runa. Jaraknya mungkin hanya beberapa meter dari Runa .
Sosoknya tegap , kaki-kakinya seperti dilatih berlari dengan cepat. Runa yang setengah mati ketakutan akhirnya berlari . Pengutit itu ternyata juga ikut berlari mencoba mengejar Runa .



Sebuah Toko kelontong menjadi tempat Runa berhenti berlari.
Ini Jakarta , ini kota , ini di pinggir jalan ramai akan ada orang yang menolongnya . Berhenti di satu tempat yang ramai menjadi pilihan terakhir Runa .


" Capek " kata Runa nafasnya terengah- engah . Dia mencoba menutup matanya pelan sambil menghirup dalam udara disekitar Runa . Tapi bukan udara segar yang melegakan tapi udara memabukkan yang didapat . Runa membuka matanya yang didapat adalah sebuah tangan dengan kain basah yang sengaja ditekan di wajahnya .


Langit seperti gelap udara seperti berhenti tak bisa dihirup . Semuanya terasa berputar Runa terjatuh disebuah tangan yang sudah siap dari tadi untuk menangkapnya .

SisterWhere stories live. Discover now