Part 9

55 2 0
                                    

Runa membuka bekal yang dibuatnya tadi pagi.
Sebuah gang kecil dibelakang perpustakaan sekolahnya. Saus bolognese tampak mengalir menari-nari di spaghetti milik Runa. Suapan pertama mendarat di mulut Runa rasa manis asin gurih seperti berbaur dengan gembiranya.

Suapan kedua bersama beberapa potong daging . Sebuah suapan yang sengaja dibuat satu gulungan penuh .
"Penuhh" kata Runa sambil memencet kedua pipinya . Makanan membuatnya tenang .

" Oh si cupu sembunyi disini ternyata " kata Siska yang berjalan diikuti Naomi yang dengan sengaja mengunci pintu
" Kenapa sendirian disini ngumpet- ngumpet takut diminta makanannya?" Tanya Naomi . Runa buru- buru menutup bekal makannya . Kemudian berdiri untuk pergi dari tempat itu .

" Kenapa lari takut ? " Tanya Siska sambil menarik tangan Runa . Runa nyaris tersungkur ketanah gara-gara tarikan Siska

" Gue mau bikin mie hari ini , mau ikut ? " Tanya Siska kepada Naomi
" Ikut dong " kata Naomi
" Duduk loe ! Duduk loe sekarang !" Suruh Siska

Runa duduk di atas tanah sambil menggenggam erat ujung roknya
" Pertama loe masukin tepung buat adonan mienya  " Siska melempar dengan satu kantong tepung tepat di muka Runa
" Habis itu telur deh " Siska dengan sengaja menepuk telur di kepala Runa
" Salah bukan satu biji , harus dua " kata Naomi sambil melempar 2 buah telur ke badan Runa
" Habis itu masukin tepung lagi baru jadi " ucap Naomi
" Loe belum masukin air " kata Siska 2 botol besar air dipeluknya dengan erat
" Oh iya gue lupa " mereka berdua menguyur air diseluruh badan Runa hingga basah kuyup
" Udah ah mainnya gue capek " kata Siska yang kini berjalan meniggalkan Runa
" Ih tungguin " kata Naomi setengah berlari mengejar Siska
" Bye "  ucap Naomi sambil mengunci pintu.

Runa duduk dipojokan tak terhitung berapa jam dia terduduk sambil menangis. Ingin keluar tapi rasanya begitu malu . Tapi jika tak keluar dia tak bisa pulang . Berkali- kali dia mencoba membuka pintu . Berkali-kali pula dia gagal suaranya sudah habis .

Sudah hampir jam 15.30 Runa makin bingung dicarinya celah di sela- sela dinding gang kecil didekat perpustakaan. Suara bel pulang sudah berbunyi dari tadi .
" Klikkkkk ......krekkkk" suara pintu terbuka menggema ditelinga Runa.

Runa berlari tersandung- sandung . Sebuah pakaian olah raga tergeletak di samping tangga darurat

" Punya siapa ? " Tanya Runa sambil membuka setelan baju olah raga
" Pakai saja , jangan sungkan *__* " secarik kertas dengan tulisannya yang tertempel di atasan baju olah raga
" Ini pasti pancingan , di sekolah ini nggak ada orang baik " kata Runa ditaruhnya kembali setelan seragam olah raga  .

Runa berdiri di depan wastafel di sekolahnya . Sambil membersihkan sebisa mungkin kotoran di bajunya .
" Udah ah keburu di kunci lagi " ucap Runa 
Sebuah jaket kini tergantung di kenopi pintu toilet
" Pakai sekarang aku bukan pembully ! " Sebuah coretan spidol warna hitam tertulis begitu jelas di pintu toilet

Runa mengambil jaket itu tanpa memakainya berlari mengejar waktu .
Sekolah benar-benar sepi entah berapa jam dia terkunci .
" Dek Runa bukan ? " Tanya seorang ojol tepat didepan pintu  gerbang sekolah
" Iya ada apa ? "
" Mari saya antar pulang " kata sang ojol sambil memberikan helm
" Hah ? " Runa tampak syok mendengar ucapan ojol
" Katanya masnya tadi suruh ngasi ini biar nggak bingung " ojol itu memberikan secarik kertas untuk Runa
" Supir kamu , aku suruh pulang , kamu naik ojek online aja , please jangan ditolak kasian abangnya udah nunggu kamu udah lama "
" Maaf ya , pak saya kotor " kata Runa sambil mengunakan helm warna hijau
" Iya , dek baru ulang tahun ya , sampek kotor seragamnya penuh tepung ? "
" Ah , iya pak " aku Runa .

Seumur hidup baru kali ini Runa naik sepeda motor . Matanya menyipit seperti mencari sosok penyelamatnya hari ini . Hanya seorang anak laki- laki yang berdiri didepan tangga yang memakai sebuah topi warna hitam . Kemudian dari kejauhan tampak seseorang duduk didekat tangga dekat dengan tempat Runa terkunci. Matanya menyipit untuk melihat tapi tetap saja tak nampak .

SisterWhere stories live. Discover now