CERPEN : KALEA

Mulai dari awal
                                    

Tinju Zian melayang dan El berhasil menghindar. Zian hendak melayangkan tinju lagi, tapi El malah tertawa.

"Anjir!!! Lo pikir gue suka sama Lea?"

Zian mengkerutkan keningnya menatap heran El yang tertawa bahkan mengeluarkan air mata. El menepuk pundaknya dan ia langsung menepis tangan pria itu.

"Dengerin gue, bocil." Zian rasanya ingin menampar mulut El. "Gue masih suka lihat cewek yang pake gaun feminim, daripada pake baju laki-laki."

El tertawa geli. Merasa lucu karena Zian cemburu padanya. "Bro, gue anggap Kalea cuma temen. Bahkan gue selalu lupa kalau dia itu cewek."

Zian memicing. Kedatangan Kalea membuatnya berhenti menatap El yang masih tertawa.

"Ngapain lo di sini?" tanya Kalea bingung menatap Zian. Tadi kan dia suruh Kalee menjemputnya.

"Gue disuruh Kalee." Zian langsung mengambil barang-barang Kalea untuk dibawa.

Kalea beralih menatap El yang tertawa. "Napa lo? Kesurupan?"

El tersenyum menggoda. Sebelum El bicara, Zian menginjak kaki El lalu menarik Kalea pergi meninggalkan El yang melempar sumpah serapah padanya.

"Mau makan dulu atau langsung pulang?"

"Kok Kalee nyuruh lo yang jemput gue?"

Zian dan Kalea bersamaan bicara sesaat mereka berjalan menuju parkiran. Langkah keduanya berhenti.

Keduanya saling bertatapan sejenak, tapi Kalea langsung membuang pandangannya dan menatap motor milik Zian. Berjalan lebih dulu.

"Gue mau makan dulu."

"Oke." Zian menaruh tas ransel milik Kalea di dadanya lalu naik ke motornya. Ia pikir Kalea akan memeluk pinggangnya, tapi wanita itu malah memegang pundaknya. Ia menoleh dan protes. "Jangan pegang pundak gue!"

Kalea menarik tangan lalu bersidekap, menatapnya datar. "Gak usah ngebut."

Zian hanya mampu menghela nafas kasar lalu melajukan motornya. Hingga mereka singgah di tempat makan lalapan.

Duduk berhadapan. Zian menatap lekat Kalea yang terlihat melamun. "Lo lagi ada masalah?"

"Hm?" Kalea tersentak, balas menatap Zian.

"Lo ada masalah?" Kalea hanya diam. Harusnya Zian sudah tau jawabannya. "Ada ya? Dilihat dari bonyoknya muka El, lo lampiasin emosi lo ke dia."

Kalea hanya mengendikkan bahunya malas.

"Soal bokap lo yang mau cerai, ya?" Zian masih berusaha mengajak Kalea bicara. "Bukannya harusnya lo seneng?"

"Gak tau." Kalea menghela nafas pelan. Pesanan mereka tiba dan Zian tidak lagi menganggu Kalea. Mereka makan tanpa bicara lagi.

Usai makan, merena tidak langsung pulang karena Kalea ingin singgah di minimarket. Membeli minuman. Masuk ke dalam sana, ia membuka lemari pendingin, hendak mengambil kaleng bir, tapi ia urungkan. Lebih memilih kaleng kopi dan susu kotak.

Setelah membayar, ia keluar kemudian memilih duduk di bangku yang tersedia di depan minimarket tersebut memanggil Zian yang masih duduk di atas motor.

"Kalau lo mau pulang, lo pulang aja. Gue masih mau di sini," ujar Kalea usai memberi susu kotak pada Zian. Zian memilih duduk. Menemani Kalea yang hanya diam dan meneguk kopi.

"Bukannya lo mau terima tawaran kerja sepupu lo?" tanya Kalea membalas tatapan Zian.

"Oh enggak jadi." Zian tersenyum lebar.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang