28. Jean...

1.3K 149 9
                                    

Maaf baru up lagi, lagi pusing kemarin.

Jadi kemarin aku tanya tuh mbok ngga ada yang nunggu ini cerita, mau aku tinggal.
Tp karena ada yang nungguin, jadi bakal aku lanjutin...
Makasih semua

Part kali ini banyak narasi.
Happy Reading.






"Shit" Jean langsung membelokkan motornya saat melihat jalan yang biasa mereka gunakan untuk balapan tertutup papan panjang dan tanda 'X' di tengahnya. Alhasil, dia mengarah ke jalan raya. Kenan masih cukup jauh di belakangnya.

Mereka tidak ada kesepakatan melewati jalan raya. Dan tadi pun, Hapsa dan Yanuar tidak melewati jalan raya, mereka melewati jalur legal yang memang dibuat untuk balapan tanpa mengganggu lalu lintas.

Tapi, Jean tak ambil pusing. Dia sudah berkali-kali turun lewat jalur ilegal ini dan berkali-kali pula ia memenangkannya.

Dan ternyata Jean salah, mereka lagi-lagi menutup jalan yang biasa mereka lewati dan kini Jean mengarah ke jalan utama, yang pastinya ramai dan banyak kendaraan besar.

Lebih parah lagi, kini dia melihat anak buah Yanuar yang mengejarnya. Brengsek. Dia dijebak.

Jean menambah kecepatan laju motornya saat dua anak buah Yanuar sudah ada tepat di belakangnya. Ia tau, mereka bermaksud mencelakai dirinya.

Sebegitu dendam kah mereka pada dirinya?

Dulu, Jean tak begitu tertarik dengan dunia balap. Ia lebih memilih tidur daripada keluar malam.

Rafa, dialah yang sering mengajak Jean ke arena. Rafa bukanlah orang yang akan ikut balapan apalagi tawuran seperti Jean. Dia dikenal sebagai siswa cupu yang sering berdiam di perpustakaan. Tapi, siapa sangka, ternyata Rafa sering berada di arena balap hanya untuk menonton seseorang yang disukainya, Kenan.

Jean awalnya tak mengenal Rafa. Namun saat itu, di tengah tawuran, Jean dikejutkan oleh adanya sosok mungil berkacamata yang sedang mengintip sambil ketakutan di balik motor Jean yang terparkir sembarangan.

Rafa tak tau, bahwa jalan yang biasa ia lalui untuk kembali ke rumahnya menjadi tempat tawuran. Ia ingin kembali, tetapi tiba-tiba seseorang mencekal pergelangan tangannya.

"Lo kenapa ada di sini? Ck. Cepet naik."

Itu Jean, yang langsung menghidupkan motornya masih dengan wajahnya yang babak belur. Rafa yang sudah ketakutan, langsung menaiki motor Jean. Sejak saat itu, Jean jadi sering mendatangi rumah Rafa yang ternyata merupakan warung mi ayam dan menjadikannya tempat tongkrongan bersama teman-temannya.

Kini Jean kembali mengebut saat ia melihat motor Kenan melalui kaca spion motornya.

Di antara anak '119' yang lain, bisa dibilang Kenan memang yang paling rupawan. Sosoknya tinggi dengan wajah tampan, kelihaiannya di arena juga membuatnya semakin terlihat keren. Tapi, di antara yang lain juga, dia lah yang paling brengsek.

Jean ada di sana saat Rafa mengungkapkan isi hatinya pada Kenan. Rafa nekad menembak Kenan di depan banyaknya orang. Tetapi, bukannya lega setelah mengungkapkan isi hatinya, Rafa malah dihina habis-habisan oleh Kenan. Karena itu, Rafa yang memang awalnya pendiam jadi lebih pendiam, bahkan Rafa sampai tak berani lagi untuk keluar malam.

Haha.

Kisah masa lalu yang hampir terlupakan karena sekarang Jean bahkan tak tahu keadaan Rafa setelah Rafa memutuskan ke luar negeri.

Meski Rafa sudah tak ada di sini, tapi dendam yang Jean rasakan pada siapapun yang pernah mengganggu Rafa tetap saja tak pernah padam. Dani, lalu sekarang Kenan.

MARVA(J/Z)EAN Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon