6. Sakit

1.7K 179 11
                                    

Hari ini hari terakhir masa pengenalan sekolah untuk siswa baru yang akan diisi dengan pengenalan ekstrakurikuler dari masing-masing organisasi dan club. Seperti saat ini, pengenalan ekstrakurikuler dibuka dengan club musik yang diketuai oleh Hayden. Jangan lupakan Rey yang juga anggota club, ikut berpartisipasi dalam mengenalkan ekstrakurikuler ini.

Satu persatu organisasi maupun club sudah mempromosikan miliknya. Sekarang club dalam bidang olahraga mulai bersiap. Setiap bidang hanya mengirim dua orang untuk mengenalkan. Jean bersiap bersama Eros, teman satu timnya, sambil memegang bola basket. Disampingnya, ada Joan dan Seno dengan bola futsal di tangan Joan.

Selesai dengan basket, Jean menuju tempat para pengurus osis disusul Joan yang masih memegang bola. Sekarang mereka harus bersiap untuk mempromosikan osis sebagai penutup perkenalan ekstrakurikuler.

Jean dan Joan yang merupakan kepengurusan inti akan masuk di akhir. Jean yang masih menggumam menyiapkan apa yang akan diucapkannya nanti merasakan pundaknya ditepuk.

Saat menoleh, Jean mendapati Marva yang tersenyum. Tanpa sadar, kalimat-kalimat yang sudah Jean persiapkan seketika buyar.

"Senyum Je, ngga ada yang mau masuk osis nanti, kalo liat muka lo yang kaya orang ngajak gelut."

"Bang Marva?"

Marva terkekeh mendengar Jean memanggilnya dengan embel-embel 'bang'. Padahal biasanya menggunakan 'kak' atau hanya nama saja.

"Nanti, pas bagian ngejelasin kepengurusan dan tugas, bilangin ke yang lain buat beberin aja semuanya dari sisi positif sampai negatifnya karena ini pertama kalinya anggota osis ngga langsung ditunjuk. Osis butuh anak-anak yang bener-bener mau kerja dan mengabdi di osis, bukan cuma buat pansos."

Belum juga Jean menanyakan bagaimana Marva bisa ada di sini, Marva lebih dulu berbicara. Mendengar saran Marva, Jean cukup takjub. Tidak heran jika dulu Marva merupakan rekomendasi langsung dari Jeri untuk menjadi ketos. Sedangkan Jean? Jeri dipaksa oleh Dirga untuk memasukkan Jean ke kandidat kepengurusan osis. Dan dia terpilih menjadi ketos karena Marva yang mengusulkan.

"Jean?"

Jean mengedip-ngedipkan matanya lalu mengalihkan tatapannya dari Marva.

"Iya nanti gue sampein."

"Sip, gue tadi ke sini mau nyari Pak Jeri tapi ngga ada. Yaudah gue balik ya, Je."

Gue ngga tanya? - Jean

"Hm."

Jean sudah mengacir lebih dulu meninggalkan Marva. Marva yang lagi-lagi ditinggal sendiri menatap punggung Jean. Marva yang pamit tapi malah Jean yang pergi.

***

Jean mendudukkan dirinya di sofa ruang osis. Tangannya memegang kardus kecil yang penuh dengan surat yang didapatnya dari siswa baru. Jean menyenderkan punggungnya, lalu mulai menutup mata. Tubuhnya lelah, kakinya pegal, kepalanya pening, serta tenggorokannya kering. Tapi dia bersyukur, tugasnya sudah selesai.

Emm maksudnya untuk yang satu ini aja kan, Je? Masih banyak lagi soalnya.

Tanpa sadar lama kelamaan Jean tertidur dalam posisi duduk. Sekitar 10 menit kemudian pintu osis terbuka menampilkan Marva yang menenteng sebuah map.

"Je--

Lah?? Tidur??"

Marva menghampiri Jean. Matanya tertuju pada kotak yang sudah terlepas dari tangan Jean lalu mengambilnya.

Banyak juga dapetnya ni anak. Gue tebak pada nyatain perasaan - Marva

Marva menepuk pelan pipi Jean berniat membangunkan. Tapi saat tangannya menyentuh pipi itu, ia merasakan suhu badan Jean yang lumayan tinggi.

MARVA(J/Z)EAN Where stories live. Discover now