14. Naksir?

1.1K 135 3
                                    

Hari ini KHS akan melakukan upacara peringatan anniversarry dan setelahnya akan menghadirkan anak-anak panti asuhan 'Muara Mimpi'. Lomba eksternal sudah selesai dan telah ditentukan pemenangnya.

Insiden antara Jean dan Dani kemarin menyebabkan gosip terus menyebar dan Jean muak dengan itu. Perkelahian tersebut tidak disaksikan banyak orang, tapi hampir semua tau tentang itu.

"Inget ngga? Kemarin Kak Marva juga kena pukul Jean. Kayanya Kak Marva marah sama Jean ngga si?"

"Engga ah, orang kemaren Jean juga nyamperin Kak Marva pas basket kok."

"Iya, tp Kak Marvanya malah pergi tuh."

Jean memutarkan bola matanya mendengar itu. Dirinya menempatkan diri di samping kepala sekolah karena dia juga akan menyampaikan pidato sebagai ketua osis.

Saat matanya mengarah ke barisan kelas 12, ia bertemu tatap dengan Marva yang berada di barisan paling depan. Marva menyunggingkan senyum ke arahnya, yang entah mengapa rasa kesalnya pagi ini jadi menghilang.

Marva berucap tanpa suara, tapi Jean dapat menangkapnya. Fighting. Hanya satu kata tapi dapat membuatnya merasa tenang. Untuk urusan tentang Ichan, biarlah ia singkirkan dulu, ia akan menanyakannya pada Marva nanti.

***

Jean menghampiri Marva di pinggir lapangan. Upacara sudah selesai tapi siswa masih diarahkan untuk tidak meninggalkan lapangan.

"Good job, Jean. Sambutan lo bagus tadi."

Jean menyengir. Ooh dia merasa bangga sebagai ketua osis sekarang. Saat keduanya masih mengobrol, Bu Farrah terlihat melewati mereka.

"Pagi Bu Farrah." Jean menyapa sedangkan Marva hanya mengangguk menyapa. Bu Farrah mengabaikannya dan terus berjalan.

"Lo tau kenapa dia marah?" Jean menarik tangan Marva untuk duduk di bangku yang berada di dekat mereka.

"Beliau mau pindah ke sekolah yang berada di kota. Tapi sebelum itu, beliau masih harus ngawasin gue karena insiden kemaren."

"...."

Marva tidak menanggapi, tidak tertarik dengan itu sebenarnya. Ia malah meletakkan tangan di bahu Jean seperti merangkul.

"Singkirin tangan lo."

Mendengar itu, Marva malah menarik rangkulannya, membenamkan kepala Jean pada lehernya. Mungkin orang yang melihat akan mengira mereka sedang berpelukan.

Di belakang mereka, tanpa mereka ketahui, Hapsa dan Joan sedang mengobrol.

"Jo, lihat ke depan."

"Fuck, mereka ngapain?!!"

"Gue bakalan lebih percaya kalo mereka berantem."

Marva melepaskan rangkulannya, mata mereka saling memandang sebelum Jean beranjak ke arah salah satu siswa di samping mereka.

"Tolong kasih ke Kak Mila di depan sana. Maaf ngerepotin."

"....Ngga, ngga masalah, oke." Jawab siswa itu dengan gugup.

Tangannya menerima kertas yang disodorkan Jean dengan tubuh tegang. Jean akan berbicara lagi tapi siswa tersebut sudah lebih dulu pergi dengan cepat.

"...."

Emangnya gue nakutin banget apa? - Jean

***

Jean berada di ruang osis saat mendapat pesan dari Joan.

Joanjing <3 :

Dani dari kemarin bolak-balik ruangan Bu Farrah, hati-hati lo. Dia pasti bakal ngelakuin berbagai cara biar lo mau minta maaf.

MARVA(J/Z)EAN Kde žijí příběhy. Začni objevovat