Chapter 25 | Produk Perselingkuhan

55 7 0
                                    

"Na!"

Runa tahu itu adalah Zay, tapi dia membiarkan kakinya tetap melangkah. Zay alhasil berlari melintasi lapangan.

"Cepat banget jalannya."

Runa tak menggubris. Dia menatap satu persatu botol minuman dalam freezer.

"Rasa lemon, itu kan kesukaan kamu."

Runa malah mengambil sebotol minuman rasa leci dan susu stroberi.

"Untuk Naga?"

"Ngapain ke sini sih?" Runa malah mengabaikan pertanyaan Zay. "Sengaja biar orang-orang tahu gue berhubungan dengan Cerkas?"

"Kalau iya kenapa memangnya? Kita bersaudara. Jelas berhubungan."

"Akhirnya dianggap."

Runa membayar minuman. Dia keluar dari kafetaria dengan Zay yang masih mengikuti.

"Enggak bisa apa kita lupakan masa lalu itu? Kan udah lewat."

"Lo sendiri? Bisa enggak melupakan kalau gue anak dari penghancur keluarga lo?"

"Bisa." Zay menjawab mantap. "Dulu Kakak memang belum sadar. Sekarang udah. Kamu dan wanita itu adalah dua orang berbeda."

Runa malah tak tahu harus menjawab apa. Dia pun memilih mempercepat langkah. Pertandingan rupa-rupanya telah dimulai kembali. Runa meletakkan saja minuman Naga di bangku. Cowok itu melihatnya. Jadi Runa dengan tenang meninggalkan tempat.

Pritt!

Peluit panjang dibunyikan oleh wasit. Kali ini Neptuns memimpin. Mereka benar-benar agresif. Berbeda betul dari citra yang biasa didengar.

Naga berulang kali terjatuh. Sekali-dua kali, dia masih tenang. Namun untuk kesekian kali. Naga ikutan menjadi agresif.

Demi menghindari Naga menjadi target. Bola terus digiring oleh Dendi dan Hideo. Naga sesekali membantu. Itulah yang membuat mereka tetap aman.

Karena tujuan hanya pertahanan, mereka tidak lagi menciptakan gol. Permainan kemudian selesai dengan kemenangan di tim Zeros.

Naga mendudukkan diri di tepi lapangan selepas sesi berfoto. Kakinya yang keseleo terasa nyeri kembali.

"Ga."

Inggi duduk di sampingnya. Dia memberikan Naga sebotol minuman isotonik.

"Gue udah punya minuman."

Naga hendak mengambil botol pemberian Runa.

"Itu dari Runa."

Tangan Naga urung mengambilnya.

"Sorry, gue enggak tahu kalau lo udah memaafkan Runa."

Teringatlah dia akan pengkhianatan Runa. Tangannya menjadi bekerja tanpa berpikir. Dia mencampak dua botol pemberian Runa ke belakang. Itu bergelinding di atas lantai kasar.

Sekali pengkhianat, dia tetap pengkhianat.

Naga memutuskan menegak minuman dari Inggi saja. Sesudahnya mereka berkemas untuk kembali. Disitulah Naga melirik ke belakang bangku.

Botol berisi cairan pink tersebut tampak manis. Tangannya ingin mengambil, tapi otaknya melarang. Dia tak boleh membuat Runa berpikir dia masih memiliki perasaan. Itu akan membuat harga dirinya begitu rendah.

Anas memungut dua botol tersebut. "Setidaknya gak perlu dibuang. Ini minuman, Ga."

"Gak ada juga yang bilang itu makanan." Hideo berceletuk.

"Run, O!" desis Dendi begitu menemukan sorot membunuh dari Anas.

"Buat gue aja." Bagas mengulurkan tangan. "Daripada dibuang."

NagaNa | REVISIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora