Chapter 19 | Terlalu Berusaha

77 6 0
                                    

Tak!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak!

Buku tebal itu terjatuh di atas meja. Tanpa berkata, tangan pemiliknya yang dilingkari gelang hitam tersebut membuka-buka lembar buku. Tiba di halaman yang diinginkan. Runa terpukau karena highlighter pastel menandai banyak bagian.

"Ringkas semuanya ke sini."

Naga membuka tasnya. Dia mengambil sebuah buku tebal untuk Runa.

"Istirahat pertama harus siap."

Runa membawa kedua buku ke dekatnya. "Tumben lo mau belajar."

"Gue bukan Naga yang pernah lo kenal."

Runa menghela nafas. Naga ini kukuh benar ingin berubah. Padahal menjadi sosok yang sama pun tidak ada ruginya.

"Ngapain lo ngehela nafas?"

Runa memandang tepat ke manik Naga. "Lo terlalu berusaha untuk berubah, Ga."

"Gue gak berusaha, gue memang begini."

"Terserah lo, tapi gue gak pernah masalah dengan sosok lo yang lama."

"Gue yang masalah dengan itu." Naga tersenyum tipis. Sama sekali tidak sampai ke mata. Itulah senyum miris. "Bucin untuk seorang pengkhianat. Mengorbankan waktu demi kebahagiaan semu. Pada akhirnya gue mengabaikan diri sendiri. What a follish."

Naga berbalik dan meninggalkan kelas. Runa menatap pada buku. Dia membaca sekilas, lalu mulai menyalinnya ke buku tulis. 

Layar ponsel berkedip. Runa meraihnya karena mengira itu dari seseorang yang penting. Rupa-rupanya dari nomor tidak dikenal. Adapun isinya berhasil membuat kecemasan Runa naik ke puncak.

08xxxxxxxx: Ingat perjanjian kita semalam.

Ingatan Runa berputar. Kejadian semalam keluar dari ingatannya.

"Gue gak akan menyerang Naga."

Runa langsung meneliti manik gelap tersebut. Entah apa warnanya. Cahaya tak cukup memberinya pengelihatan.

"Tapi dengan satu syarat."

Dia menarik kursi ke depan. Kakinya terbuka lebar selagi telapak tangannya mencari tempat landasan pada lututnya yang kokoh.

"Singkat saja, gue tertarik dengan lo."

"Lo mau kita pacaran?" tebak Runa.

"Ya."

"Bukannya kurang adil. Lo hanya melepaskan Naga hari ini, sedangkan kita pacaran mungkin engggak untuk sehari."

"Nah ini tawaran tambahannya. Gue akan menjaga tim untuk tidak pernah menyerang Naga, kecuali kalau lo membuat gue marah."

"Bagaimana gue bisa percaya sama ucapan lo?"

"Dicoba, hanya itu caranya agar lo tahu."

Runa memundurkan wajahnya. "Lo bukan kepalanya kan?"

NagaNa | REVISIWhere stories live. Discover now